"Stella!!!" Sapa alle.
"A-a-a-al-alle" jawab Stella dengan gugup.
"Ngapain kamu disini? Siapa yang sakit?" Tanya alle yang membuat stella bingung harus menjawab apa.
Ya, setelah kejadian tadi. Stella pergi ke rumah sakit untuk check-up, gadis cantik itu memang harus melakukan itu setiap minggunya dan itu sudah menjadi rutinitasnya.
"Stella!!" Seru alle.
"Ya?"
"Kamu melamun?"
"Uhm,tidak. Kamu kesini dengan siapa? Memang siapa yang sakit?" Tanya stella.
"Ck, stella mengapa kamu berbalik bertanya padaku. Pertanyaanku saja belum kamu jawab." Ucap alle yang membuat stella terkekeh.
"Nona Stella, anda di panggil untuk ke ruangan." Ucap salah satu suster yang memanggil stella. Ia harus berterima kasih pada suster ini karena memanggilnya di waktu yang tepat.
"Uhm, baiklah. Aku akan segera kesana" jawab stella.
"Alle, aku masuk dulu!" Stella pun langsung meninggalkan alle dan masuk ke ruangan dokter itu yang membuat alle bingung.
"Memang siapa yang sakit?" Tanya alle dalam hati.
"Alle!!" Ucap seseorang di belakang alle.
"Kamu dicariin taunya ada disini, mommy udah cari kamu tau. Ayo kita pulang!! Mommy udah ambil obatnya." kata seseorang itu yang tak lain adalah mommy alle.
"Iya mom" jawab alle.
***
Di sekolah, Alle yang baru saja turun dari motornya pun langsung menjadi pusat perhatian. Ya, ini sudah menjadi hal biasa bagi Alle. Di sapa para siswi setiap paginya dan mendapat cokelat atau bunga di mejanya. Namun langkah Alle terhenti karena mendapati sosok yang selama ini bikin ia penasaran, siapa lagi jika bukan Stella.
Saat Alle ingin menghampiri Stella, bel pun berdering sebagai tanda bahwa pelajaran akan segera di mulai.
"Sial!! Baiklah stella kita akan bertemu saat istirahat nanti" ucap Alle yang segera berjalan menuju kelasnya.
Disisi lain, Stella pun yang akhir-akhir ini selalu mendapat cacian oleh para siswi madelyn school karena telah berani mendekati sang captain idola mereka. Awalnya Stella tidak memperdulikannya tetapi perlakuan mereka sudah melebihi batas karena mereka sempat hampir mencelakakan Stella.
Sejak saat itu stella pun menjadi risih dan gelisah, pasalnya ia sama sekali belum pernah menjadi pusat perhatian. Apalagi stella adalah orang yang pendiam, jadi mereka lebih leluasa mem-bully stella.
"Stella, kurasa kamu harus memberi tahu ini pada Alle. Agar mereka semua berhenti membully kamu" ucap talia.
"Benar kata talia, kamu tidak bisa diam terus-terusan seperti ini." Sahut bianca. Kedua sahabat stella pun merasa kasihan dengan keadaan stella apalagi jika memikirkan kondisi stella, itu akan membuat kesehatannya terganggu.
"Stella!!! Tolong jangan diam saja" kata bianca.
"Baiklah, aku akan berbicara pada Alle." Jawab stella.
"Nah gitu dong" jawab talia.
"Iya aku akan bertemu dengan Alle dan memintanya untuk menjauhi diriku." Ucapan Stella berhasil membuat kedua sahabatnya kini tercengang.
"A-a-apa?" Kata talia yang tak percaya.
"Stella maksud kami bukan seperti itu. Kamu paham bukan?" Ucap bianca memberi penjelasan.
"Sudah-lah lupakan masalah ini. Lihat!!! Pak Jaya sudah di depan tuh" jawab Stella.
"Aku harap kamu memikirkannya sekali lagi, Stella" bisik Brianna.
***
"Alle.." sapa Stella kepada Alle. Ya, walaupun banyak siswi yang menatap tajam stella, ia pun tak memperdulikannya.
"Hai, ada apa?" Jawab Alle yang tersenyum.
"Boleh aku berbicara denganmu. Uhm, hanya berdua" kata stella dengan gugup. Alle yang mendengarnya pun terkekeh melihat tingkah Stella yang tidak seperti biasanya.
"Baiklah, ayo kita ke taman belakang sekolah" ajak alle sambil menggenggam tangan Stella.
Saat perjalanan, Brianna dan Talia yang melihat Alle dan Stella berjalan berdua pun khawatir. Mereka tak ingin Stella meminta Alle menjauhinya, karena itu juga akan membuat stella semakin sakit.
"Hai Stella!!!" Seru talia.
"Stella, kamu dipanggil sama bu. Liana tuh di ruangannya" kata Brianna yang berbohong.
"Ouh ya,Untuk apa?" Jawab stella.
"Entahlah. Sebaiknya kamu pergi sekarang." Ucap talia, dan brianna pun menarik tangan stella untuk menjauh dari alle.
"Maaf Brianna, Talia. Aku tidak bisa pergi sekarang, aku memiliki urusan dengan Alle. Tolong katakan pada bu. Liana setelah pulang sekolah aku akan menemuinya." Kata stella yang menarik tangan alle untuk pergi.
"Tapi stella..."
"Stella!!!" Seru brianna.
"So, sekarang bagaimana?" Tanya brianna yang dijawab oleh talia dengan gelengan kepala.
***
"Alle, maafkan teman-temanku tadi" kata Stella.
"Tidak apa. Jadi kamu mau bicarakan apa?" Tanya Alle. Stella pun sedikit gugup dan takut untuk mengatakannya karena ia tak tahu keputusan yang ia ambil benar atau salah.
"Semoga keputusanku benar, tuhan. Berilah kami berdua jalan yang terbaik" ucap Stella dalam hati.
"Stella!!"
"Ya?"
"Kamu ini selalu saja melamun. Tidak baik gadis cantik seperti kamu terus terusan melamun." Ucapan Alle berhasil membuat pipi Stella bersemu merah.
"Pipi kamu kenapa? Kamu pakai blush-on nya ketebalan tuh, sampe merah gitu." Lanjut Alle yang di teruskan dengan suara tawanya, Stella pun hanya diam menahan malu dan menatap orang yang ia cintai tertawa lepas karenanya.
"Apakah aku sanggup untuk berjauhan sama kamu, Alle. Aku akan sangat merindukan tawa-mu, suaramu dan semua yang ada di diri kamu Alle." Kata Stella dalam hati.
Alle pun sadar jika sedari tadi Stella hanya menatapnya dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya.
"Stella!!"
"Ouh, ya apa?" Kata Stella yang gelagapan dan ia pun langsung menunduk malu karena ini adalah sekian kalinya Alle mengetahui jika ia sedang melamun.
"Tuh kan melamun lagi. Kamu lagi lamunin apa?" Tanya alle.
"T-ti-tidak ada. Uhm Alle, aku mau bilang sama kamu kalau..." kata Stella yang mulai serius dan Alle pun mendengarnya dengan baik.
"Kalau apa?" Ucap Alle dan Stella pun menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Aku ingin kamu menjauhi aku" kata Stella. Ucapan itu terlontar begitu saja dari mulut Stella, Alle yang mendengarnya pum terkejut dan tidak percaya.
"Apa?" Jawab Alle.
Hai guys!!!
Aku update lagi nih, kasih vote+comment ya!! Semakin banyak vote, semakin cepat aku updatenya.💞💓
Kasih kritik dan saran juga ya!! Keep reading ya, Semoga suka...-Aulya W.S
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Detik [TAMAT]
Teen Fiction60 detik yang dapat mengubah hidupku menjadi indah berwarna. Namun dapat juga sebaliknya. Hanya dengan waktu 60 detik, kata-katamu bisa membuatku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam. Karena 60 detik yang mengubah segalanya.