*maafkan typo yang bertebaran..
Setelah itu, pertandingan pun berlanjut. Madelyn School tetap tertinggal dengan skor 35-19, membuat yang lain mendesah kecewa. Padahal mereka berharap dengan kedatangan Stella, Alle bisa mengejar skor yang begitu tertinggal. Ini adalah kali pertama bagi Madelyn School kalah dalam pertandingan basket, sebelumnya mereka selalu menjadi juara bertahan.
"Ayo alle.." ucap stella dengan lirih. Stella yang melihat pertandingan dengan duduk di kursi roda dan memakai infus berharap jika Alle bisa menyusul skor tersebut.
Saat istirahat, Stella berusaha mendekati Alle dibantu oleh Brianna dan Talia, yang lain pun sontak menjauh memberi ruang pada Stella. Saat ini mereka hanya bisa berharap pada Stella untuk membuat Alle bisa lebih fokus dan bermain dengan baik. Waktu tinggal 15 menit, itu artinya mereka tidak punya banyak waktu untuk menyusul skor yang tertinggal.
"Alle.." ucap stella dengan pelan.
"Stella tenang saja!! Ini belum berakhir, aku berjanji padamu kalau sekolah kita yang menang "
"Tidak usah mengumbar janji yang belum tentu bisa kau tepati,alle. Aku hanya ingin bukti, bukan omong kosong"
"Iya, aku akan melakukannya. Aku akan membuktikan perkataanku ini tapi ada satu hal"
"Apa?"
"Tetap disini menyemangatiku,stella. Kamu adalah kekuatanku, setuju?" kata alle sambil menggenggam erat tangan Stella. Semua murid yang melihatnya pun sedikit terisak melihat Alle dan Stella yang begitu saling mencintai.
"Lakukan yang terbaik, Alle! Jangan kecewakan sekolahmu" ucap Stella yang membalas genggaman Alle.
"Iya, aku akan melakukannya se-maximal mungkin " jawab Alle dengan tegas.
Pertandingan pun dimulai, semua murid Madelyn School yang menonton begitu deg-degan. Apakah sekolah mereka menang dan tetap menjadi juara bertahan? Atau sebaliknya. Keputusan hanya ada di tangan Alle karena pemain lain sudah tampak terlihat lelah dan menyerah.
"AYO GUYS!! SEMANGAT..." teriak Alle menyemangati pemain lainnya.
"Terima aja kekalahanmu, Alle." ucap Tony, salah satu pemain Wolind School.
"AYO!! MASIH ADA KESEMPATAN WAKTU UNTUK MENYUSUL SKOR. GUNAKAN WAKTU SEBAIK MUNGKIN" teriak Alle tanpa memperdulikan perkataan Tony.
Saat Alle berhasil memasukkan bola dan mendapatkan three point(entahlah apa namanya, aku juga gak terlalu paham) semua langsung bersorak. Para supporter langsung menyanyikan lagu untuk menyemangati para pemain dan juga Stella yang terus berdoa.
35-22
Skor sementara, disusul dengan Peter yang memasukkan bola yang menambah point membuat Madelyn School kembali bersemangat. Setidaknya berkat dukungan supporter dan para murid lainnya, juga karena ucapan Alle yang selalu menyemangati mereka. Ayo guys!! Masih ada waktu. Serang terus, jangan biarkan mereka mengambil bola. Ucap Alle.
Alle yang seperti mendapat tenaga yang besar langsung memainkan bolanya dengan lincah dan mendapatkan banyak point karena sering memasukkan bola.
35-28
Para supporter yang terus-menerus berteriak menyemangati Para pemain terutama Alle. Mereka terus menerus berteriak dan berdoa. "Alle!! ALLE..." "CAPTAIN ALLE!! KUYAKIN KAU BISA..." kira-kira begitulah teriakan mereka. Brianna dan Talia yang hanya bisa berdoa dan berharap kekuatan Cinta dan keajaiban bisa membantu. Berbeda dengan pemain Wolind School yang kewalahan, mereka seperti menghadapi Singa yang sedang memperebutkan daging segar. Waktu terus berjalan, hingga tersisa 5 menit lagi dan skor telah menjadi 35-33. Itu artinya Madelyn School hanya butuh 2 point untuk menyamakan skor atau lebih untuk bisa langsung menjadi pemenang.
"Sial!! Kenapa jadi begini??" Teriak Tony yang tak lain ialah ketua basket Wolind School.
"Padahal kita sudah memberitahukan kekasihnya yang sedang sekarat itu" ucap Marcus.
"Sial, kekasihnya itu datang lihatlah!" geram Tony yang melihat Stella duduk di kursi rodanya dengan membacakan doa.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya pemain lain WS.
"Kita harus mengunci Alle agar tidak bisa mengambil bola dan menahan mereka untuk menambah point" ucap Tony pada pemain WS.
"Baik, aku dan Reza akan mem-blocking pergerakan Alle. " ucap Marcus.
"Kita hanya perlu mengulur waktu dan menahan Mildred School menambah point" ucap Tony.
Tettt....tetttt....tett....
Pertandingan babak terakhir pun dimulai, dengan sisa waktu 15 menit. Alle hanya perlu menambah 3 point untuk memenangkan pertandingan. Namun, pemain Wolind School menahan Alle untuk mengambil bola.
"Sial.." desis Alle.
"Alle, AYOO!!" teriak Peter.
"Kau saja!! Ini kesempatanmu" ucap Alle.
"Bodoh! Kau pikir dengan mengunciku itu akan menahan madelyn school menambah point,eh?" batin Alle.
"Kau salah mengunci orang, bodoh.. Yang seharusnya kau kunci itu Peter bukan aku, karena dia-lah satu-satunya pemain yang begitu lincah seperti cheetah." ucap Alle dengan senyuman sinisnya.
"Apa!?"
tinggal 20 detik lagi, pertandingan akan segera berakhir. Peter yang sedang menguasai bola dan akan memasukkan bola ke dalam ring, dengan taktiknya ia akan mendapatkan 3 point jika itu berhasil.
"TONY!!! CEGAH DAN KUNCI PETER!!" teriak Marcus.
"Apa!?"
"Dasar bodoh!!" Kata Alle.
"Peter sekarang!!" lanjutnya. Peter yang mendengarnya pun mengangguk paham dan shoot!!! Bola masuk ke dalam ring diikuti bel tanda pertandingan telah selesai. Semua supporter bersorak, Talia dan Brianna pun menangis. Pertandingan kali ini benar-benar membuat hati berdegup kencang, dengan skor akhir 35-36. Madelyn School bisa mempertahankan posisinya sebagai juara bertahan.
Alle langsung berlari memeluk Stella yang tersenyum, "terima kasih!! Ini untuk kamu,stella" ucap Alle yang masih memeluk Stella dengan erat.
"Terima kasih sudah menepati janjimu, alle. ini baru captain Alle yang ku kenal" ucapnya sambil menangis.
"Hei jangan menangis!!"
"Stella!!!" teriak Talia, Brianna dan Peter.
"Makasi ya, berkat kamu kita bisa memenangkan pertandingan kali ini dan berhasil mempertahankan posisi sebagai juara bertahan " ucap Peter.
"Haha, ini juga berkat Alle kok" jawab Stella.
"Sama aja!! Gak ada kamu, mungkin Alle udah kayak mayat hidup lagi main basket"ledek Brianna.
"Ya ya.. Terserah kalian lah!!" jawab Alle membuat semuanya tertawa.
"Eh, kita harus kembali buat berfoto dan mengurus hadiahnya" ucap Peter.
"Iya, ayo!!"
"Tunggu!!" Cegah Stella.
"Ada apa, stella?" tanya Alle.
"Aku sudah menepati janjiku kan? Aku hanya ingin mengucapkan, aku sayang kalian. Aku.. Ingin beristirahat sebentar, Aku mencintaimu Alle" ucap Stella yang langsung tak sadarkan diri.
"STELLA!!!" Teriak Alle.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai.. Update lagi nih!! Maaf ya udah lama gak update dan karena aku kelas 9 dan bentar lagi bakal UNBK, mungkin aku bakal pending ceritaku dulu sampai Ujiannya berakhir.. tapi bakal tetep di lanjut kok.😊Oh ya, jangan lupa vote dan beri komentar ya!! Makasih juga buat yang udah mau nunggu cerita ini😊.
-AULYA W.S
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Detik [TAMAT]
Teen Fiction60 detik yang dapat mengubah hidupku menjadi indah berwarna. Namun dapat juga sebaliknya. Hanya dengan waktu 60 detik, kata-katamu bisa membuatku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam. Karena 60 detik yang mengubah segalanya.