Kini peter telah berada di rumah sakit, stella yang masih terbaring lemah membuat peter khawatir. Setelah dokter memeriksa stella, peter pun langsung menanyakan keadaan stella.
"Bagaimana keadaannya,dok?" tanya peter.
"Apakah anda keluarganya?"
"Tidak, saya temannya."
"Baiklah, apakah anda tahu tentang penyakit yang diderita oleh teman anda? "
"Penyakit?? Penyakit apa dok?"
"Maaf, saya tidak bisa memberi tahu kepada anda karena-"
"Permisi!!!" ucap brianna. Ya, peter telah menghubungi brianna dan talia tentang keadaan stella.
"Maaf anda siapa ?" tanya dokter pada brianna dan talia.
"Kami sahabat stella, dokter" jawab talia.
"Uhm, bagaimana tentang keadaan stella? Apa ada masalah dengan penyakitnya,dok? " tanya brianna.
"Jadi kalian tau kalau saudari stella mengalami penyakit hati??." tanya dokter itu pada brianna dan talia. Mereka pun mengangguk dan peter hanya bingung melihatnya.
"Dia tidak apa, hanya saja ia tidak boleh berfikir terlalu keras karena Keadaannya menurun dan itu bisa mempengaruhi. " jelas dokter itu panjang lebar. "Baiklah kalau begitu saya permisi" ucap dokter itu lalu keluar dari ruangan.
Setelah dokter itu keluar, brianna maupun talia pun menatap peter dengan tajam.
"Apa?" tanya peter dengan wajah yang tidak bersalah."Mengapa stella bisa sampai seperti ini?" tanya talia.
"Aku tidak tau pasti, yang kutahu tadi stella bertengkar dengan alle. " jelas peter dan ia pun menceritakan semuanya kepada brianna dan talia.
"Alle..." kata brianna sambil mengepalkan tangannya. Ia pun hendak pergi namun ditahan oleh talia.
"Kamu mau kemana?" tanya talia
"Aku harus memberi pelajaran kepada alle karena telah membuat sahabatku menderita.""Aku juga sahabatnya, anna. Sudahlah yang penting kita harus tunggu stella tersadar." jelas talia dan brianna pun mengangguk.
"Uhm, girls... Apa aku boleh tau tentang penyakit stella?" tanya peter yang membuat talia dan brianna saling bertatapan.
"Baiklah, berjanjilah kalau kau tidak akan memberi tau siapa-siapa karena stella tidak mau orang lain tau masalah ini?" jelas brianna.
"Baiklah " jawab peter.
"Dan bersikap lah jika di hadapan stella kau seperti tidak tau tentang penyakitnya, setuju?" lanjut talia.
"Ya ya ya.. " jawab peter. Dan akhirnya brianna dan talia pun menceritakan penyakit stella kepada peter semuanya tanpa terkecuali.
-skip-
"Alle, ada apa dengan mu?" tanya hans.
"Tidak biasanya kau seperti ini" sahut william dan alle pun hanya menunduk.
"Cerita lah alle!!" ucap hendrik.
"S-st-st-stella ..." kata alle dengan lirih.
"Ada apa dengan stella?" tanya hans.
"Hei, aku baru menyadari peter tidak ada. Kemana dia dari pagi aku tak melihatnya" kata william namun disenggol oleh hendrik.
"Maaf.." lanjut nya.
"Tak usah membicarakan peter dihadapanku " jawab alle yang membuat ketiga sahabatnya bingung.
"Kau bertengkar dengan peter?" tanya hendrik, alle pun hanya diam tak menjawab.
"Oke, aku tau masalahnya. Kau marah melihat peter dengan stella bukan?" jawab hans.
"Tidak, bukan itu masalahnya. Aku akan menceritakan semuanya pada kalian." ucap alle dan ia pun menceritakan semuanya tanpa terkecuali. hans , william dan hendrik mendengarkan dengan baik apa yang diucapkan oleh alle.
***
"Jadi itu masalahnya, aku bodoh tak seharusnya aku bersikap jual mahal dengan stella. " jelas alle yang menyesal.
"Dan sekarang aku tidak tau bagaimana keadaan stella?" lanjutnya.
"Kalau peter membawa stella pergi, pasti ia membawanya ke rumah sakit terdekat bukan?" sahut william.
"Jadi..." ucap hendrik dan alle yang mendengarnya pun tersenyum.
"Ya, itu dia. Ayo kita kesana!!" kata alle yang begitu bersemangat.
Setelah sampai di rumah sakit, alle langsung bertanya pada suster."apa ada pasien yang bernama stella?" tanya nya pada suster itu dan suster pun mengangguk.
"Dimana ruangannya?"
"Dari sini lurus saja terus belok kanan. Nah, cari aja ruangan bougenville nomor 7"
"Baik , terima kasih suster."
Alle pun segera mencari keberadaan ruangan yang dipakai oleh stella. Setelah menemukan ruangannya, dengan segera alle pun langsung masuk diikuti oleh william, hendrick dan hans.
"Stella..." kata alle dengan lirih, stella yang tengah berbaring pun menoleh ke alle namun beberapa saat stella membalikkan wajahnya seperti tidak ingin bertemu alle .
"Alle?" ucap talia.
"Boleh aku berbicara dengan stella berdua? " ucap alle. Brianna yang awalnya tidak setuju namun talia memberi pengertian dan alhasil mereka semua pun keluar dari ruangan stella menyisakan alle,stella dan peter.
"Kau tidak dengar,huh? Aku ingin berbicara dengan stella BERDUA." kata alle dengan tegas.peter pun keluar dari ruangan stella.
Keduanya pun hanya diam dalam keheningan, alle yang bingung harus berbicara apa kepada stella dan di sisi lain stella pun hanya diam menunggu. Akhirnya alle pun memecah keheningan.
"Stella..." ucap alle dengan lirih dan stella pun tetap diam tak menjawab.
"Stella, maafin aku.. Tak seharusnya aku bersikap seperti itu tadi, sungguh!!! Aku tadi hanya kehilangan kendali saat melihatmu bersama peter." kata alle sambil menggenggam tangan stella dan stella pun tersenyum kecil lalu berbalik menghadap alle.
"Jadi kamu cemburu liat aku sama peter? " tanya stella.
"Iyalah... Eh, uhm-m-mak-maksudku tadi itu uhm.. Anu" ucap alle yang gugup dan stella yang melihatnya pun langsung tertawa lepas.
"Bodoh kau alle.. Kenapa bisa keceplosan,eh?" batin alle sambil melihat stella tertawa lepas.
"Sudah berhenti tertawa nya, stella"
"Hahahaao-oke...." jawab stella dan alle pun hanya mendengus kesal.
"Baiklah, maafkan aku. Hanya saja wajahmu begitu menggemaskan alle, jarang kan seorang captain ganteng alle jilian brooklyn ini gugup dan.."
"Cukup stella!!!"
"Baik baik.. "
"Eh, kamu tadi bilang aku ganteng?"
"Tidak"
"Jujur saja stella!!!"
"Tidak , yasudah" kata stella yang berpura pura kesal.
"Eh maaf dong, aku tadi cuma bercanda kok."
"Maafin ya?" lanjut alle.
Haihaiihaii.... Aku update lagi nih!! Maaf ya updatenya agak lamaan soalnya hbs Ukk nih dan makasih banget yang masih mau nunggu cerita aku. Jangan lupa ya habis baca langsung vote+comment, jangan jadi pembaca gelap ya biar makin cepat updatenya.
-Aulya W.S
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Detik [TAMAT]
Teen Fiction60 detik yang dapat mengubah hidupku menjadi indah berwarna. Namun dapat juga sebaliknya. Hanya dengan waktu 60 detik, kata-katamu bisa membuatku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam. Karena 60 detik yang mengubah segalanya.