Chapter 16

41 2 0
                                    

Setelah membawa Stella ke rumah sakit, Alle yang baru saja bertanding basket itu terus menerus berjalan bolak-balik seperti orang yang stress. Mungkin ia memang sudah stress memikirkan keadaan Stella. Bahkan ia meninggalkan tim basketnya itu hanya untuk mengantar Stella ke rumah sakit.

"Ini dokternya lama banget sih, main othello apa di dalem" gerutu Alle.

"Sabar kali, al. Kita berdoa aja yang terbaik buat Stella" jawab Talia.

"mana bisa sabar, kalau Stella berada di dalem berjuang untuk menyelamatkan nyawanya" omel Alle yang membuat mereka jengah.

"Ku pikir kau harus pulang, Alle"saran Peter yang mendapat tatapan tajam dari Alle.

Tiba-tiba saja, tante Ella-mamanya Stella- mendatangi Alle dan berkata, "pulang dulu saja ya Alle! Kamu kelihatan kacau banget loh "

"Tapi tan-" sanggah Alle dan melihat tatapan tante Ella membuatnya menghembuskan napasnya.

"Baik tan, nanti saya langsung kesini setelah membersihan diri" ucap Alle dengan sopan.

"Iya, kalian semua juga pulang dulu aja ya. Kalian pasti capek, besok saja datang buat jenguk Stella lagi" ucap Tante Ella dengan lembut.

"Iya tan, kami permisi" ucap Talia dengan sopan.

Setelah mereka benar-benar pergi, Tante Ella pun menghembuskan napasnya sejenak lalu tersenyum kecil.

"Mama senang melihatmu memiliki banyak teman yang baik dan perhatian sama kamu. Maaf kalo mama selama ini terlalu sibuk sama kerjaan mama, stella.." ucapnya lirih dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bu. Ella, bisa ke ruangan saya?" tanya Dokter Kelly yang menangani Stella.

"Baik dok"

-di ruang dokter-

"Maaf sebelumnya bu, keadaan Stella saat ini benar-benar kritis dan ia butuh peralatan medis yang lebih lengkap. Karena pihak rumah sakit tidak memiliki fasilitas yang cukup, kami menyarankan agar Stella dipindahkan ke Singapura untuk perawatan yang lebih maximal. Ini juga untuk kebaikan Stella" jelas Dokter Kelly yang membuat tante Ella menutup matanya rapat untuk menerima penjelasan sang dokter.

"Lakukan apa yang terbaik untuk Stella, dok" jawab Tante Ella dengan pelan.

"Baik, sebelum itu anda harus mengurus administrasi terlebih dahulu, saya sudah punya kenalan di Singapura. Tapi tenang saja, saya akan ikut dan tetap menjadi dokter pribadi Stella."

"Akan saya urus administrasinya, terima kasih dokter"

"Dok, kapan Stella pergi ke Singapura?" tanya tante Ella.

"Mungkin seminggu lagi, kita juga harus menyiapkan segala hal untuk perawatan Stella agar maximal" ucap Dr. Kelly yang membuat Tante Ella menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba seorang suster masuk dengan wajah panik dan berkeringat. "Ada apa, sus?" Tanya Dokter Kelly.

"Stella.. Nona Stella... Keadaanya.-" ucapnya yang terbata-bata.

"Ada apa dengan Stella?" sahut tante Ella yang juga ikut panik.

"Mari kita kesana" ucap Dr. Kelly dengan cepat.

Setelah Dr. Kelly masuk diikuti beberapa suster yang lainnya. Dr. Kelly segera melakukan tindakan yang cepat.

"Bertahanlah Stella.." kata Dr. Kelly.

"Sus, tolong siapkan semua berkas dan peralatan. Besok saya akan membawa Stella ke Singapura" lanjutnya.

"Ba-baik dok" jawab salah satu suster yang terlihat bingung. Pasalnya tidak mudah mengurus pasien yang akan dipindahkan ke rumah sakit lain apalagi ini di luar negeri.

Sedangkan Tante Ella yang sedari tadi terlihat panik dan berjalan mondar-mandir di depan ruangan Stella berharap bahwa Stella baik-baik Saja. Ia serahkan semuanya pada tuhan, dan kini waktu telah menunjukkan hampir tengah malam. Setelah Dr. Kelly masuk ke ruangan Stella beberapa saat lalu, dokter tersebut belum nampak juga keluar dari ruangan Stella. Tante Ella melihat suster yang hendak masuk ke ruangan Stella dicegahnya dan matanya tak sengaja menatap beberapa kertas yang sedang dibawa suster tersebut.

"Sus, bagaimana keadaan Stella?" Tanya tante Ella yang menghiraukan beberapa kertas di tangan suster tersebut.

"Keadaan Stella-" ucapan suster itu berhentu karena pintu tiba-tiba saja terbuka menampakkan Dr. Kelly.

"Dokter bagaimana?" tanya Tante Ella.

"Sus, segera siapkan peralatannya, berkas-berkasnya taruh di meja saya" ucap Dr. Kelly.

"Kita akan berangkat jam 4 pagi besok" lanjutnya.

"Dokter?" ucap Tante Ella.

"Maaf bu, bisa ikut saya ke ruangan" kata Dr. Kelly.

***

"Jadi bagaimana dok?" tanya tante Ella dengan hati-hati.

"Begini bu, karena keadaan Stella semakin memburuk. Saya akan membawa Stella besok ke Singapura."

"Apa? Besok? Tapi saya belum mempersiapkan-"

"Tidak usah khawatir bu, saya yang mengurus semuanya. Ibu tinggal mempersiapkan beberapa baju dan keperluan Stella"

"Terima kasih dok, anda sudah sangat membantu saya" kata tante Ella dengan senyuman.

"Sama-sama, saya senang bisa membantu. Apalagi Stella adalah remaja yang kuat, jarang saya melihat pasien yang memiliki tekad dan semangat untuk sembuh" jelas dr. Kelly.

Setelah dari ruangan dr. Kelly, tante Ella kini langsung pulang ke rumah untuk mempersiapkan apa saja yang akan dibawa besok. Ralat nanti maksudnya karena waktu kini sudah menunjukkan pukul 1.45 a.m, yang artinya kurang dari 3 jam Stella akan berangkat ke Singapura untuk pengobatannya.

"Semoga ini yang terbaik untuk Stella" ucap tante Ella dengan pelan.

"Astaga!! Aku lupa, aku harus memberi tau teman-teman Stella"

Dengan segera, tante Ella mengeluarkan ponselnya dan langsung mengetik pesan pada Brianna.

To : Brianna

Bi, Stella akan berangkat ke Singapura jam 4 pagi nanti. Maaf tante baru memberi kabar sekarang, tolong kasih tau teman-teman Stella yang lain. Doakan yang terbaik untuk Stella ya...

Tante Ella pun menghembuskan napasnya, ia sungguh lelah karena semalaman ia belum istirahat sama sekali. Namun kini ia harus kembali ke rumah sakit untuk persiapan keberangkatan Stella ke Singapura. Tentu saja ia akan ikut. Tante Ella benar-benar berharap Stella akan sembuh karena hanya Stella yang ia punya, tujuan hidupnya dan kerja kerasnya selama ini hanya untuk anak tunggalnya, Stella.

.
.
.
.
.
Hai kembali lagi nih... Maaf ya baru update karena aku benar-benar sibuk, bagaimana chapter kali ini? Tulis komentar kalian yaa.

Aku juga mau memberi tau bahwa 60 Detik bentar lagi TAMAT. Mungkin 1-2 chapter lagi, jadi makasih banget nih yang udah mau baca+nunggu sampe chapter terakhir.

Jangan lupa votenya ya.. Maafkan jika ada typo😊

-AULYA W.S

60 Detik [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang