Kini brianna dan hans telah berada di kedai ice cream, sekali-kali hans menggoda brianna hingga membuat pipinya merah merona. Setelah pesanan datang, hans memberikan ice creamnya pada brianna.
"Terima kasih..." ucap brianna pada hans.
Tak berapa lama kemudian, brianna yang menyadari bahwa hans sedang menatapnya pun menjadi kesal.
"Kamu ngapain sih liatin aku kayak gitu?"
"Tidak apa. Kamu cantik." blush...pipi brianna langsung memerah layaknya kepiting rebus, ia langsung menyembunyikan wajahnya.
"Kamu kenapa?" tanya hans.
"Tidak. Ayo pulang" jawab brianna.
"Kenapa? Sebentar lagi deh, aku masih mau sama kamu" jawab hans yang lagi-lagi membuat pipi brianna semakin memanas. Hans yang telah menyadari perbuatannya pun langsung tertawa yang membuat brianna salah tingkah
"Ooooo... Aku paham, kamu blushing ya?" tanya hans. "Udah tau, pake nanya lagi?" ucap brianna dalam hati.
"Eh sejak kapan kita jadi bicaranya pake 'aku-kamu'?" ucap brianna yang mencoba mengalihkan pembicaraan
"Sejak aku suka sama kamu" jawab hans.
"Tau ah!!" ucap brianna yang hendak pergi namun ditahan oleh hans.
"Gitu aja ngambek!! Sini ikut aku" ucap hans sambil menarik tangan brianna.
"Mau kemana sih?"
"Udah ikut aja" brianna pun mendengus kesal mendengar jawaban hans dan ia pun hanya pasrah mengikuti hans yang menarik tangannya.
***
Stella dan talia kini berada di sebuah taman. Mereka sengaja tidak pulang terlebih dulu karena memang biasanya setelah pulang sekolah, mereka mampir ke taman untuk melepaskan rasa penat.
"Talia, kamu tau gak brianna kenapa?" tanya stella.
"Entahlah, mungkin dia lagi badmood atau banyak pikiran gitu"
"Apa dia marah ya sama kita? Tapi alasannya apa" kata stella sambil memikirkan perubahan sikap brianna.
"Entah" jawab talia sambil mengangkat bahunya.
"Eh itu bukannya brianna ya!!!" ucap talia.
"Iya bener, sama hans?"
"Apa?"
"Hans?????" ucap talia dan stella dengan serempak.
Saat ini, talia dan stella sedang mengikuti hans dan brianna diam-diam. Mereka ingin tahu untuk apa mereka kesini, dan kini hans dan brianna sedang duduk di taman yang belakangnya terdapat kolam dan bunga-bunga yang cantik. Lalu terlihat hans meninggalkan brianna sendirian.
"Itu hans kemana? Kok ninggalin brianna sih" ucap talia yang kesal.
"Diamlah.. Kita liat dulu dari sini " jawab stella.
Tak berapa lama kemudian, hans pun datang sambil membawa sebuah bunga dan cokelat yang lalu diberikannya pada brianna. Ya, terlihat sekali bahwa keduanya begitu bahagia.
"Untukmu.." kata hans sembari menyerahkan bungan dan cokelat yang ia bawa.
"Terima kasih atas bunga dan cokelatnya"
"Tidak apa, bukannya cokelat membuat kita tenang."
"Iya"
" Terkadang kita merasa sendiri disaat suasana ramai. Bahkan kita juga pernah merasa sepi dan tak dibutuhkan, saat para sahabat kita sedang berbahagia dengan dunianya hingga melupakan kita. Tapi sungguh, mereka masih menyayangi kita hanya saja mereka butuh waktu pribadinya, bie" ucap hans dan brianna pun mendengarnya tanpa ada niatan untuk memotong pembicaraan hans.
"Sama seperti stella dan talia. Mereka butuh waktu pribadinya mungkin dengan orang yang mereka sayangi atau keluarganya, bisa juga dengan orang lain. Persahabatan itu seharusnya tidak mengikat satu sama lain hingga membuat waktu pribadi kita terpotong oleh waktu bersama sahabat. " ucapan hans berhasil membuat brianna menitihkan cairan bening yang berada di matanya, dengan sigap hans langsung menghapusnya. Satu sisi, stella dan talia yang mendengarnya pun juga ikut menangis.
"H-ha-hans... Aku salah, a-ak"
"Sssttt... Jangan pernah merasa sendiri , bie. Aku kan selalu ada disampingmu"
"Terima kasih"
Tiba-tiba talia dan stella pun mendekat ke arah hans dan brianna yang membuat keduanya terkejut.
"Stella talia?" ucap brianna.
"Brianna..." kata stella dengan lirih, air mata mereka tumpah begitu saja. Hans yang mengerti bahwa mereka membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah mereka.
"Brianna, aku tinggal dulu. Besok aku jemput ya,bye" kata hans pada brianna lalu pergi meninggalkan ketiga sahabat itu. Tak lama kemudian, mereka pun saling berpelukan.
"Aku minta maaf stella, talia."
"Sudahlah brianna, tidak ada yang salah dari kita" ucap talia.
"Mulai sekarang, tidak ada lagi permusuhan diantara kita. Oke? " kata stella lalu dianggukin oleh talia dan brianna.
Ya, persahabatan tidak selalu berjalan mulus ada kalanya permasalahan yang terjadi namun sahabat sejati selalu ada jalan untuk memecahkan masalah yang ada.
Hai..
Aku update lagi , maaf yang udah nungguin lama updatenya. Ceritanya juga dikit, maaf banget ya!! Daripada kagak update kan? Gimana ceritanya, feelnya dapet gak? Kasih saran sama kritik ya...Aku juga mau kasih info, mungkin aku bakal lama lagi updatenya karena kan udah mau masuk sekolah nih tapi aku bakal berusaha update kok. Jangan lupa vomment ya gaes!! Maafkan typo yang bertebaran.
Baca juga cerita ku yang satunya, judulnya popular girl. Thanks banget yang udah nungguin nih cerita . stay tune ya tunggu chapter berikutnya.
-AULYA W.S
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Detik [TAMAT]
Teen Fiction60 detik yang dapat mengubah hidupku menjadi indah berwarna. Namun dapat juga sebaliknya. Hanya dengan waktu 60 detik, kata-katamu bisa membuatku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam. Karena 60 detik yang mengubah segalanya.