Brianna yang sedang tertidur pulas karena kelelahan hari ini, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ya, Brianna adalah type orang yang sangat mudah terbangun apalagi jika ponselnya bergetar.
"Siapa sih yang sms malam-malam gini, ganggu orang tidur. Gatau waktu apa" omel Brianna yang masih setengah sadar. Kemudian ia mengambil ponselnya dan segera membuka pesan. Seketika matanya membulat karena membaca pesan yang dikirim oleh Tante Ella.
"Apa-apaan ini? Stella pergi ke Singapura? Hari ini jam 4 pagi?" ucapnya yang masih terkejut. Ia pun langsung menatap jam yang menunjukkan pukul 3 kurang 15 menit. Dengan segera ia menelpon Talia dan memberitahukannya tentang sms Tante Ella.
"APA?" teriak Talia yang membuat Brianna menjauhkan ponselnya.
"Hei bisakah kau mengecilkan suaramu? Ini masih malam bodoh" ucap Brianna dengan kesal.
"Itu gak penting, sekarang kita harus kasih tau Alle. Kita harus menemui Stella sekarang juga sebelum ia pergi ke Singapura" jelas Talia.
"Setuju. Kalo bisa kita harus membujuk Tante Ella agar Stella tetap dirawat disini saja"
"Ide bagus, aku akan menelpon Peter dan menyuruhnya memberitahu yang lain"
"Setelah itu, kita berkumpul di rumahku saja" sahut Brianna.
"Baiklah"
Percakapan di telepon pun terhenti karena Talia memutusnya. Brianna langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan bersiap-siap menunggu teman-temannya itu.
***
Alle yang sedang tertidur pulas sungguh tidak terbangun dengan ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Panggilan berkali-kali tetap membuatnya tidur, mungkin ia sangat kelelahan baik fisik maupun batin karena melihat Stella, orang yang dicintainya sedang terbaring di rumah sakit dengan alat-alat medis yang menancap di tubuhnya.
.
.
.Alle berdiri di ruangan kosong berwarna putih, ia terlihat kebingunan dan menatap sekitarnya. Tidak ada apa-apa, ruangan ini seperti tidak ada pembatasnya. Ketika ia mulai berjalan untuk mencari tau, suara seseorang memanggilnya membuatnya berbalik.
"Alle!!"
"Stella?" ucap Alle tidak percaya dengan apa yang dihadapannya. Ia melihat Stella berdiri dengan gaun putih yang indah dan cantik dengan rambutnya yang digerai. Sungguh ia benar-benar terkejut melihat Stella yang begitu cantik dan terlihat sehat.
"Stella, ka-kamu-" belum selesai ucapan Alle, Stella sudah memeluknya membuat Alle terdiam dan dengan perlahan ia membalasnya. Ia memeluk Stella dengan erat, ia benar-benar merindukan gadisnya ini.
Alle pun melepaskan pelukan tersebut dan menatao Stella. "Kamu udah sembuh? Ah, aku bahagia sekali. Kamu tau aku sangat merindukanmu Stella, aku-
" Ucap Alle dengan panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Detik [TAMAT]
Teen Fiction60 detik yang dapat mengubah hidupku menjadi indah berwarna. Namun dapat juga sebaliknya. Hanya dengan waktu 60 detik, kata-katamu bisa membuatku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam. Karena 60 detik yang mengubah segalanya.