Tak terasa Madelyn School akan melawan Wolind School beberapa hari lagi. Mereka selalu latihan terus menerus untuk memenangkan dan membanggakan sekolah mereka apalagi Alle, Peter dan Hans yang setiap latihannya selalu ditemani oleh Stella, Talia dan Brianna membuat mereka lebih bekerja keras lagi.
Setiap hari pula stella menemani alle latihan seperti janjinya dulu namun berbeda dengan hari ini stella terlihat tak datang untuk menemani alle latihan yang membuat alle dan teman-temannya bingung.
"Brianna, talia apa kau tau stella kemana? Mengapa ia tidak datang hari ini?" tanya alle yang baru saja selesai latihan , brianna dan talia pun hanya menatap satu sama lain.
"Uhm, stella ada urusan keluarga" ucap talia.
"Tapi mengapa ia tidak bilang padaku?"
"Alle, kami pulang dulu ya soalnya ada tugas yang belum kami kerjakan. Semangat terus latihannya." kata brianna yang berpamitan pada alle dan semua tim basket lalu ia pun pergi bersama dengan talia menuju tempat yang selama beberapa hari ini selalu mereka kunjungi.
"Aneh.." gumam alle.
***
Kini brianna dan talia berada di depan sebuah ruangan ICU, disanalah sosok gadis yang sedang tertidur pulas yang entah kapan ia akan membuka kelopak matanya.
Brianna dan talia pun memakai baju untuk kesterilan ruangan karena hanya beberapa orang saja yang dapat masuk untuk melihat pasien .
"Stella... Kamu kapan bangun nya?" ucap brianna dengan lirih dan talia yang melihatnya pun mengeluarkan air mata lalu menyekanya.
"Stella kamu harus bangun, kamu sudah janji pada alle bukan bahwa kamu akan memberinya semangat saat pertandingan nanti. Kamu harus bangun stella!!" ucap talia yang semakin terisak. Brianna yang melihatnya pun langsung menenangkan talia.
"Sudahlah talia, kita harus terlihat kuat di depan stella. Pasti ia sangat sedih melihat kau menangis seperti ini" ucap brianna dan talia pun menyeka air matanya lalu menghirup napas yang begitu dalam dan setelah itu di keluarkan nya secara perlahan.
"Stella, kami pulang dulu ya!! Cepat bangun.. Oke" kata talia lalu mencium kening stella dan bergantian dengan brianna. Mereka pun keluar dari ruangannya dan tanpa mereka sadari ada pergerakan kecil di bibir stella.
Saat mereka keluar ruangan, brianna dan talia melihat peter berjalan ke arah mereka.
"Bagaimana keadaanya ?"
"Tidak ada perubahan." jawab talia dan brianna pun duduk di salah satu kursi di depan ruangan stella.
"Apa kamu yakin tidak memberi tahu alle soal ini?"
"Aku yakin, peter. Jika alle tau keadaan stella, itu akan menganggu pikirannya dan itu tidak bagus untuk alle saat pertandingan nanti" jawab talia.
"Aku harap stella bangun sebelum pertandingan itu mulai "
"Aku juga begitu" jawab talia.
"Maaf aku telat" ucap seseorang yang berada di belakang peter .
"Hans?" ucap brianna yang langsung berdiri.
"Bagaimana keadaan stella?"
"Kau tau darimana stella berada di rumah sakit?" tanya brianna lalu hans langsung melihat peter. Brianna pun menatap peter dengan tajam.
"Apa yang salah?" tanya peter.
"Kau tau hans selalu menanyakan dimana stella padaku padahal aku sudah menjawabnya jika stella ada urusan keluarga namun ia tetap tidak mempercayainya" jelas peter yang masih mendapat tatapan tajam dari brianna.
"Oh ya tuhan brianna, aku serius. Hanya hans saja yang tau aku bersumpah akan hal itu, lagipula aku memang tidak pandai berbohong pada orang lain apalagi hans. Dia itu orangnya terlalu peka" jelas peter sambil mendengus kesal.
"Sudah sudah.. Aku kesini untuk melihat keadaan stella bukan melihat kalian bertengkar" ucap hans. Brianna dan peter pun terdiam mendengarnya .
"Guys... Kurasa salah satu dari kalian harus memanggil dokter " ucap talia yang tiba-tiba.
"Ada apa?" tanya brianna.
"Ada apa dengan cinta?
Eh salah maksudnya ada apa dengan stella?" ucap peter yang berhasil mendapat tatapan maut dari brianna."Sudahlah jangan seperti ini, aku akan memanggilnya" kata hans lalu pergi untuk memanggil dokter.
"Memang ada yang salah dari stella?" tanya brianna sekali lagi.
"Tidak, aku melihat tangan stella bergerak. Aku tau itu pergerakan kecil namun itu hal yang bagus bukan? Makanya aku menyuruh kalian untuk memanggil dokter" jelas talia.
"Bagaimana jika itu halusinasimu?" tanya peter dan brianna pun mengangguk.
"Tidak peter, aku yakin melihatnya sendiri bahwa tangan stella bergerak. Terserahlah kalian percaya atau tidak "
"Tapi talia-" ucap brianna.
"Ini dokternya" sahut hans.
"Ada apa ini?" tanya dokter tersebut.
"Aku melihat pergerakan kecil di tangan stella,dok. Apa itu berarti ada perubahan pada stella?" ucap talia.
"Akan saya periksa" ucap dr. Kelly lalu masuk ke ruangan stella bersama beberapa suster.
Brianna,hans,peter dan talia pun menunggu di depan dengan perasaan yang campur aduk. Ada perasaan senang melihat stella telah melakukan gerakan meskipun itu sangat kecil, namun itu perubahan yang bagus kan?
Dr. Kelly pun keluar dari ruangan stella yang membuat mereka ber-empat langsung berdiri lalu menanyakan keadaan stella.
"Bagaimana keadaannya dok?" tanya brianna.
"Keadaannya semakin membaik, pergerakan kecil yang pasien lakukan sangat berdampak pada keadaan tubuh pasien . baiklah saya tinggal dulu, beri stella waktu untuk beristirahat. " jelas dr. Kelly yang membuat mereka ber-empat lega dan ada perasaan senang di hati mereka masing-masing.
Mereka pun pulang mengingat besok masih hari sekolah, hans dengan brianna dan peter dengan talia. Mereka sama-sama berdoa untuk stella agar secepatnya terbangun sebelum pertandingan itu dimulai.
Hola....
Aku update lagi nih... Gimana ceritanya makin bagus apa makin jelek? Makin jelek ya.. Maaf ya akhir-akhir ini aku jarang update karena udah sekolah juga kan tapi aku tetap usahain update kok dan maafkan juga typo yang bertebaran .VOTE+COMMENT ya !! Vomment kalian sangat berarti untuk kelanjutan cerita ini. Pliss guys untuk yang SR, tunjukin diri kalian .. Kalo masih tetep sama banyak SR nya, ni cerita bakal aku tamatin.👌
-AULYA W.S❤
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Detik [TAMAT]
Teen Fiction60 detik yang dapat mengubah hidupku menjadi indah berwarna. Namun dapat juga sebaliknya. Hanya dengan waktu 60 detik, kata-katamu bisa membuatku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam. Karena 60 detik yang mengubah segalanya.