Diana melangkah kedalam ballroom dimana pesta resepsi itu diselenggarakan setelah dia meninggalkan Iryana yang sedang bernostalgia dengan temannya itu. Dikepala cantiknya, kini terdapat ide yang akan menunjukkan Edgar yang sebenarnya. Edgar yang tidak diketahui oleh para wanita-wanita yang selalu disambutnya.
Itu dia!
Diana menemukan Edgar yang sudah berada di tempatnya yang sedang meminum wine yang berada di hadapannya. Dengan santai, Diana kembali duduk di tempatnya. Kesalnya dia, karena dengan terang-terangan Angel menduduki tempat yang di duduki oleh Iryana tadi.
Disampingnya, Victor mencari sosok yang tadi izin kepadanya untuk menenangkan Diana.
"Dimana Iryana?"
Diana menganggat bahunya, acuh tak acuh sambil memakan cupcake coklat yang ada di depannya.
"Tadi dia pamit untuk menemuimu?"
Setelah menelan cupcake yang ia makan, Diana menyeringai dengan tatapannya yang menuju Edgar yang juga seakan mendengarkan percakapannya dengan Victor.
"Iryana. Dia bertemu dengan teman lamanya dan sekarang mereka tengah bernostalgia."
DEG!
Teman? Kali ini Edgar mendengarkan dengan tatapan yang seratus persen menuju kearah Diana dan ingin meminta penjelasan yang lengkap.
"Apa maksudmu, Di?" Di adalah panggilan kecil Edgar dan Victor pada Diana.
Diana terkekeh di tempatnya, "Kenapa?" selidiknya pada Edgar, sedetik kemudian dia merangkul lengan Victor dan melanjutkan perkataannya, "Kau tau, sayang? Teman Iryana tadi tampan. Tapi tenang saja, kau jauh lebih tampan." Ujarnya sambil mengelus-elus lengan Victor dengan tangan yang satunya.
Apa? Jadi teman Iryana adalah seorang pria? Hati Edgar mulai terusik, entah kenapa mendengar ungkapan Diana membuatnya geram.
"Dimana dia?" tanya Edgar dengan nada yang tidak bersahabat. Tatapan tajamnya mengarah pada Diana yang dengan cueknya tidak mendengarkan dan memasukan potongan buah melon kedalam mulutnya.
Victor yang melihat tatapan Edgar tidak biasa itu menyenggol bahu Diana, tetapi wanita itu tidak bergeming.
"Sayang..." panggil Victor dengan nada yang lirih tepat di telinga Diana.
"Kenapa tidak cari sendiri." Akhirnya Diana menjawab pertanyaan Edgar dan tentu saja dia masih sibuk dengan aneka buah yang berada di piring kecilnya, tanpa memandang Edgar sekalipun.
Mendengar jawaban yang tidak di harapkan oleh Edgar, pria itu bangkit dan berjalan mencari dimana isterinya itu berada. Akan sangat merepotkan jika nanti ada wartawan yang tahu bahwa isterinya sedang bersama dengan pria lain. Lalu? Bagaimana dengan dia dan Angel yang baru saja berdansa bersama? Dasar egois.
**
"Waah-lihat! Lihat! Kau sekarang sudah memakai baju ini!" pekik Iryana girang dengan menarik sedikit baju ala chef yang dikenakan oleh Andre, teman kerjanya dulu. "Inilah mimpimu, Ndre." Senyumnya mengambang cerah, dia iri karena Andre bisa mewujudkan impiannya. Tidak seperti dirinya yang harus terjebak dalam situasi seperti ini.
Mereka berdua berada di sisi pinggir kapal dan bersandar pada tiang penyangga di pinggir kapal.
Andre mengusap-usap kepala Iryana, sama seperti dulu waktu mereka masih menjadi patner dalam dapur.
"Jangan memasang tampang seperti itu, Na. Kau terlihat iri!" Andre terkekeh dalam ucapannya. Iryana wanita yang membuat Andre mengejar impiannya untuk menjadi chef.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me, Like You Do
RomanceMungkin jika aku tidak terlalu takut untuk di tinggalkan oleh kakakku, ini tidak akan pernah terjadi. Hatinya yang dulu menghangat sekarang dingin bagikan bongkahan es yang tidak akan mencair. Semua karena kebodohanku! Semua karena aku! -Iryana H...