Ini sudah 16 minggu berlalu, kandungan Iryana terlihat semakin membesar. Wanita itu menikmati pergantian minggu yang semakin memperpendek jarak kelahiran anak yang sedang dikandungnya.
Berbeda dengan Iryana, Edgar terlihat begitu khawatir. Pria itu selalu mengingatkan Iryana untuk tidak bekerja terlalu lelah dan selalu pulang kerja tepat waktu. Sebenarnya, Edgar melarang Iryana untuk bekerja setelah mengetahui wanita itu hamil, tetapi, Iryana menolaknya.
"Hari ini konsultasi dengan dokter Freya?" Tanya Edgar di sela-sela sarapannya bersama dengan Iryana.
"Iya, Sayang." Jawab Iryana dengan lembut. "Kau mau ikut?"
Edgar menyelesaikan sarapannya lalu menaruh sendok serta garpu di atas piringnya yang kosong.
"Hm—aku akan mengantarmu."
"Dokter Freya praktik malam, Ed. Kau bisa?" Iryana sedikit ragu.
Akhir-akhir ini Edgar begitu sangat sibuk, bahkan akhir-akhir ini Iryana harus pulang dijemput oleh Victor ataupun sopir kantor lainnya. Pria itu sering pulang sedikit terlambat dan dengan membawa banyaknya tumpukan pekerjaan ke rumah. Setelah makan malam pun pria itu lebih memilih menghabiskan waktunya di dalam ruang kerjanya.
Sering Iryana menengok suaminya itu di dalam ruang kerjanya. Edgar sering berjibaku dengan kertas-kertas yang entah berisi apa, wajahnya juga terlihat sangat serius. Tetapi, Iryana tidak mau mengganggu Edgar, alih-alih mendekat pada sang suami, Iryana memilih untuk membuatkan suaminya minuman hangat dan kemudian meninggalkannya untuk tidur.
Iryana tau jika dia tidur terlalu larut Edgar pasti akan marah padanya, jadi dia menghindari itu dan lebih memilih untuk patuh pada Edgar, sesekali.
"Akan aku usahakan, Sayang." Jawab Edgar. "Sudah dua bulan ini aku tidak mengantarmu konsultasi." Wajah sesal terlihat di raut muka Edgar.
Sudah dua bulan Edgar disibukkan dengan pekerjaannya, terlebih sekarang banyaknya kerjasama yang dia jalin bersama dengan negara lain membuatnya semakin sibuk.
Iryana mengangguk mengerti, "Baiklah, aku akan menunggumu."
Edgar tersenyum manis dan beranjak dari tempat duduknya. Dia mengambil jas yang tersampir pada punggung kursi lalu memakainya. Begitupun dengan Iryana yang menyusul suaminya, dia juga akan berangkat bekerja.
Mereka berangkat bersama seperti janji awal Edgar. Dari dalam mobilnya, Edgar dan Iryana bisa melihat jika restoran sudah ditata dan siap dibuka hari ini.
"Hati-hati. Nanti malam aku akan langsung pulang dan kita ke dokter Freya." Titah Edgar pada Iryana. "Nanti Victor akan aku suruh menjemputmu."
Lagi-lagi Iryana mengangguk patuh. Kemudian Edgar memajukan tubuhnya dan mencium bibir Iryana. Sebuah ciuman manis di pagi hari yang selalu mereka berdua lakukan. Kemudian ciumannya menurun pada perut Iryana yang menonjol. Di kecupnya perut isterinya itu dengan sayang, perut yang berisikan anaknya.
"Aku mencintaimu." Ucap Edgar dengan menatap dalam mata Iryana.
Iryana tersenyum. Kata-kata ini sudah sering Edgar katakan, tetapi tetap saja Iryana selalu tersipu mendengar pengakuan cinta Edgar.
"Aku juga mencintaimu. Sangat." Kemudian mereka berciuman kembali sebelum mereka akan kembali pada rutilitas mereka di setiap hari.
**
Iryana mendapatkan sebuah pesan pendek dari Edgar, pria itu berkata jika dia akan menjemput Iryana setelah konsultasi dengan dokter Freya. Freya sendiri adalah teman Victor semasa dia SMA. Jadi, sekarang yang sedang mengantar Iryana konsultasi adalah Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Me, Like You Do
RomanceMungkin jika aku tidak terlalu takut untuk di tinggalkan oleh kakakku, ini tidak akan pernah terjadi. Hatinya yang dulu menghangat sekarang dingin bagikan bongkahan es yang tidak akan mencair. Semua karena kebodohanku! Semua karena aku! -Iryana H...