Bagian Limabelas

12K 759 12
                                    

Bukan tanpa maksud, Victor dan Diana berkunjung kerumah Edgar pagi-pagi di hari yang seharusnya Edgar bisa seharian bersama Iryana, terlebih di dalam kamar, itu yang ada di otak Edgar tentunya.

Dan saat ini, bukan bersama dengan Iryana, Edgar dalam satu hari ini harus bersama dengan Victor sedangkan Diana menculik Iryana untuk menghabiskan hari minggu mereka dengan berbelanja. Tentu saja, ini bukan hobi dari Iryana, dia lebih tepatnya menemani Diana.

Sejak mall buka hingga sekarang, Diana yang sering memilih-milih dan membeli baju dan membuat Iryana sedikit bosan.

"Kau tidak ingin mengatakan apa yang baru saja aku lihat tadi pagi, Ana?" Diana bertanya masih dengan memilih baju yang digantung.

"Emm-ya, kau tau sendiri." Jawab Iryana dengan malu-malu. Dalam hidupnya dia tidak pernah merasakan bermesraan dengan seorang pria, terlebih sampai tertangkap basah oleh orang lain.

Diana melepaskan pandanganya dari gantungan-gantungan baju bermerk itu, "Jadi-kau sekarang sudah resmi menjadi Nyonya Sandjaya?"

"Seperti itu..." Balas Iryana dengan tersenyum.

Rona bahagia terlihat jelas pada wajah Iryana yang tidak bisa menyembunyikan perasaannya sejak dirinya dan Edgar memutuskan untuk menjalin hubungan selayaknya suami isteri.

"Dan, apa kalian sudah tidur bersama?" Pertanyaan Diana membuat pipi Iryana menjadi memerah. Wanita itu sedikit terkejut dengan pertanyaan Diana yang sedikit frontal .

"Apa maksudmu?"

"Yah-tidur bersama, membuat anak dengan cinta." Jelas Diana dengan lebih rinci lagi.

Wajah Iryana menjadi sangat memerah dan malu, "Itu rahasia." Balasnya dan meninggalkan Diana yang sekarang mengejarnya untuk meminta penjelasan lebih dari Iryana.

**

"Menyebalkan." Gerutu Edgar yang sejak tadi hanya bermain game playstation dengan Victor. Dan beberapa kali pula dia mengalahkan Victor.

"Apa maksudmu? Kau sudah menyerangku dan membuatku mati telak!" Victor juga kesal. Sudah dua jam mereka bermain playstation dan tidak pernah satupun dia menang.

"Ku bilang, menyebalkan. Karena harus berada dirumah denganmu dan ditemani mainan bodoh ini!" Edgar membuang stick playstation diatas karpet bulu. "Aku merindukannya." Katanya pelan dan masih mampu didengar oleh Victor.

Victor tertawa mendengar bahwa Edgar merindukan isterinya, "Kau benar-benar sudah jatuh cinta pada isterimu?"

"Apa itu salah?" tanya Edgar dengan kesal.

Victor menghendikkan bahunya dan mengambil orange jus yang berada di hadapannya lalu meneguknya sampai habis, "Tidak, aku tidak berkata jika itu salah. Hanya saja, ini terlihat lebih aneh. Kau yang kukenal adalah pria yang sulit untuk jatuh cinta dan sekarang belum ada satu tahun kau menikah kau sudah mencintai isterimu dengan sangat. Kau tidak menganggap dia sebegai seseorang dari masa lalumu bukan?"

Edgar mengerutkan dahinya, "Apa maksudmu?"

"Yah-karena mereka kembar dari fisik maupun wajah, kau tidak menganggap Iryana sebagai Irana yang kau cintai bukan?"

Edgar terdiam, hampir apa yang diucapkan oleh Victor ada benarnya. Tapi itu tidak mungkin, dia tidak mungkin mencintai Iryana karena mengira jika Iryana adalah Irana. Tidak.

"Kurasa, bukan. Bukan karena itu aku mencintainya."

"Lalu, kenapa kau mencintainya?"

"Karena dia adalah Iryana."

Hurt Me, Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang