"Lo naik kesini dong! Jangan disitu."
"Nggak mau, yang belakang ketinggian. Gue disini aja"
"Terus gue dimana?"
"Ya disini aja, di belakang gue. Jagain gue dari belakang. Kalau gue di belakang lo, nanti kalau gue jatuh, lo nggak liat gue kan bahaya." kata Zia panjang lebar.
"Hah?"
**'Mau gimana lagi? Biar dikasarin juga pasti tetap keras kepala. Sudah kebaca sifatnya' kata cowo itu dalam hati.
Dia pasrah terhadap Zia. Sekarang dia berada dalam posisi yang kalau orang bilang 'ANEH'. Emangnya ada ya, orang naik motor gede tapi yang di boncengin ada di depan?
Sekitar 25 menit mereka berada dalam posisi itu, dan akhirnya mereka sampai di tujuan. Zia langsung menarik cowok itu ketika selesai parkir menuju XXI di lantai teratas.
"Buruan, mau nonton apa?" kata cowok itu tanpa menghadap ke arah Zia.
"Fifty Shades of Grey, mau?" kata Zia semangat.
Cowok itu langsung menoleh ke arah Zia dan menelan ludahnya."Lo jones amat ya sampe pengen nonton film itu? Yang lain aja elah. Lagian gue udah nonton 4 hari yang lalu" kata cowok itu
"Lo gimana sih? Film ini lagi rame tau nggak? Kan itu lo yang sudah nonton, gue belum"
"Udah mas, pacarnya diturutin aja." kata penjual tiket yang membuat cowok itu membelalakkan matanya dan Zia menjulurkan lidah pada cowok itu.
"Mba, Fifty Shades of Grey jam 12.45 dua ya mba. Duduk dimana yaa? Hmm.. Disini aja deh" kata Zia dengan semangat sambil menunjuk deretan kursi ke 5 dari bawah. Dan cowok itu membayar.
"Nggak kedekatan apa?"
"Kalau dekat lebih enak kali. Beli popcron sama milkshake dong. Buruan, tinggal 15 menit lagi nih"
"Iya bawel."
'ini cuma buat ganti rugi. Lain kali nggak akan ada lagi sesi jalan bareng lo' ucapnya dalam hati.**
Di menit-menit awal dalam studio bioskop, Zia menonton dengan serius. Setelah 20 menit berlalu, Zia akhirnya membuka pembicaraan.
"Christian kayanya romantis deh. Oh iya, lo udah nonton kan? Bagus nggak?" ucap Zia tanpa menoleh.
"Kalau menurut gue sih, sehabis lo nonton film ini, lo pasti nggak bakal suka sama film nya. Dari muka lo udah ketebak."
"Ah, yang ben.. Haha.." tawa Zia meledak setelah menoleh ke cowok di sampingnya itu membuat semua orang yang di dekatnya menoleh padanya, Zia menghentikan aktivitas tertawanya sambil menutup mulut untuk menahan tawa.
"Lo kenapa elah?"
"Lo minum milkshake gini aja nggak bisa ya?"
Zia mendekatkan wajahnya ke arah cowok itu, sangat dekat, kemudian Zia menjilat puncak hidung cowok itu, yang membuatnya kaget setengah mati."Lo apa-apaan sih? Pake jilat-jilat segala."
"Milkshake di hidung lo, udah hilang kok. Hehe"
"Ya nggak usah di jilat juga kali."
'Dasar cewek gila' pikirnya."Hehe. Eh, kita belum kenalan ya? Gue Zia." kata Zia sambil mengulurkan tangannya.
Cowok itu hanya menatapnya dengan tatapan bingung.
'Ni cewek kenapa lagi?'"Zia?" katanya mengulangi nama Zia.
"Iya, Ziany Amelia Nurdinda. Lo? Siapa nama lo?" kata Zia yang langsung mengambil tangan cowok itu untuk bersalaman dengan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Teen Fiction[[Highest Rank on Teen Fiction: #32 at August 27, 2016]] Is this an accident? Maybe yes, maybe no. But this is a godsend for me. Enjoy XOXO