'Hargai sesuatu yang sudah dilakukan seseorang untukmu walaupun itu hanya sekedar senyuman sekalipun'
---
"Happy Birthday, GEOOOO!!" teriak Zia.
"Lo ngapain?!"
***
Raut kaget terlihat jelas di wajah Geo.
"Lo tau dari mana?" Tanya Geo.
Zia tanpa memperdulikan pertanyaan Geo, langsung mendekati Geo dengan memegang kue yang berhias lilin angka 20 yang belum dinyalakan.
Baru saja Zia ingin menyalakan lilin tersebut, tiba-tiba Geo melayangkan tangannya sehingga menjatuhkan kue yang di pegang Zia.
"Lo ngapain hah?" Teriak Geo dengan keras yang membuat Zia kaget setengah mati.
'Geo kenapa?' Pikir Zia.
Zia hanya berdiam menatap mata Geo yang sekarang terlihat penuh api amarah.
Geo menerobos masuk ke kamarnya tanpa peduli telah menyenggol Zia secara kasar.
Geo memecahkan semua balon yang ada dikamarnya dan merobek tulisan 'Happy Birthday' yang di gantung Zia di atas kepala tempat tidurnya.
"Lo apa-apaan bikin kaya gini?" Teriak Geo semakin menjadi jadi.
Zia yang mendengar teriakan Geo yang lebih kencang dari biasanya menjadi gugup dan nggak tau harus bicara apa.
"Lo budek? Gue ini lagi nanya lo. Lo ngapain hah?" Teriak Geo semakin kencang.
"Gu..gue cuma mau baikan sama lo. Gue pikir ini cara terbaik buat bikin kita baikan kaya dulu lagi."
"Apa? Nggak salah denger gue? Bukannya lo sendiri yang minta gue buat nggak ngurusin kehidupan lo? Kenapa sekarang lo datang buatin ginian buat gue?"
"Gue cuma mau bikin lo senang kok, Ge."
"Senang? Lo bilang senang? Gue nggak suka yg kaya ginian. Kalo lo nggak tau apa-apa mending lo nggak usah sok-sokan tau segalanya. Keluar lo sana!" Bentak Geo.
"Kok lo marah-marah sih, Ge? Kalo lo nggak suka seharusnya lo bilang aja, gue bakalan bantu lo bukain ini semua secara baik-baik. Baru juga maafan tadi pagi, udah marah-marah lagi."
"Kenapa emangnya kalo gue marah? Peduli apa emang lo? Keluar sana! Gue makin kesal liat muka lo."
Air mata Zia seketika mengalir setelah Geo selesai mengucapkan kalimatnya.
"Maaf, Ge." Kata Zia sambil menghapus air matanya lalu mendekati Geo dan langsung memeluk Geo sejenak.
Geo hanya diam ditempat saat Zia memeluknya erat, setelah itu pergi dari hadapannya.
Geo membanting pintu lalu berteriak di dalam kamarnya.
Zia mendengar seperti beberapa barang di banting keras membuat Zia menangis makin menjadi-jadi.
'Sebenarnya sebesar apasih kesalahan gue ke Geo sampai dia segitu marahnya sama gue?' Tanya Zia dalam tangisnya.
Aya yang sedari tadi hanya mendengar dibawah menjadi jengkel karena teriakan Geo.
"Apa-apaan coba? Ribut banget malem-malem gini." Omel Aya.
---
Setelah seminggu kejadian itu, mereka makin menjauh.
Biasanya Zia dan Geo selalu tertawa bersama, sekarang melirik pun nggak mau.
Geo masih nggak mau menegur Zia entah apa alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Teen Fiction[[Highest Rank on Teen Fiction: #32 at August 27, 2016]] Is this an accident? Maybe yes, maybe no. But this is a godsend for me. Enjoy XOXO