"Geo ultah tanggal 10 Oktober? Ini tanggal berapa coba?.." ucap Zia lalu berlari menuju kalender di atas meja belajar Geo.
"..tanggal 9?"
***
Zia berlari menuju kamarnya setelah mendapatkan apa yang di carinya.
"Mumpung hari ini gue lagi nggak ada jadwal kuliah, mending gue beliin sesuatu buat Geo." Kata Zia sambil mengganti bajunya untuk bersiap pergi ke mall.
Zia langsung mengambil dompet dan pergi ke jalan raya untuk mencari angkot.
Zia mendatangi salah satu mall yang ada dikotanya.
'Gue beli apaan ya buat Geo? Gue nggak pernah beliin kado buat cowok, pusing banget gue jadinya.' Pikir Zia.
Zia memasuki beberapa store yang ada di sana. Hampir seluruh penjuru mall ini di jelajahinya. Mulai dari baju, celana, jaket, tas, sepatu sudah dilihatnya. Tapi nggak ada satupun yang menarik minat Zia untuk membelinya.
Zia melihat ke arah toko kacamata saat dia sedang beristirahat di coffe store.
'Apa gue beliin kacamata aja ya? Tapi kan Geo nggak make kacamata. Kalaupun dia mau pake kacamata juga cuma sesekali, misalnya ke pantai. Nanti rasanya jadi kaya barang nggak penting...' pikir Zia yang semakin membuatnya pusing.
'... apa gue beliin baju koko sama sajadah aja kali ya?' Zia tersenyum saat ide itu muncul di kepalanya.
Tapi nggak sampai 30detik, senyum Zia kembali hilang.
'Buat apa coba gue beliin Geo baju koko sama sajadah? Kaya peralatan mas kawin aja. Emangnya gue mau ngajakin dia nikah? Bodo banget sih lo, Zi.' Ucap Zia sambil mengetuk kepalanya sendiri.
Zia menyeruput kembali matcha tea-nya, lalu kembali berpikir.
"Ini jam berapa coba?" Kata Zia sambil melirik jam tangannya.
'Ah, gue tau sekarang. Gue beli jam tangan aja. Kan penting tuh bagi seorang Geo untuk ngeliat waktu solat. Pinter juga otak gue.' Pikir Zia lalu pergi membayar pesanannya dan menuju salah satu toko jam tangan.
Zia berkeliling melihat-lihat jam tangan di toko yang sangat luas sebagai toko jam tangan.
'Kok rasanya nggak ada jam tangan yang sesuai sama kepribadian Geo ya? Gue tanya aja kali ya?'
Zia mendatangi salah satu penjaga toko jam tangan itu.
"Mba, saya mau nyari jam tangan cowok, tapi saya mau nyesuaikan sama orang yang mau saya kasih. Bisa nggak mba?" Tanya Zia yang membuat penjaga toko itu tersenyum.
"Bisa kok, mba. Orangnya gimana ya?" Tanya mba penjaga toko.
"Orangnya itu perhatian, tepat waktu, bersih, tapi dia nggak suka kemewahan." Kata Zia menyebutkan kepribadian Geo menurutnya.
"Buat pacarnya ya, mba?" Tanya penjaga toko sambil tersenyum.
"Ya nggak lah, mba. Buat temen itu."
"Bentar ya saya carikan."
Zia mengangguk lalu duduk di salah satu kursi.
Tak berselang lama, penjaga toko tadi datang dengan membawa box jam tangan.
"Yang kaya gini mau, mba? Ini pas banget loh sama kepribadiannya." Kata penjaga toko itu sambil memperlihatkan jam tangan itu kepada Zia.
"Cara mba nyesuaikannya gimana?" Tanya Zia.
"Tali jam ini kulit asli yang di buat jadi selembut mungkin, sebagai artian dia orang yang lembut dan perhatian.
Jam ini juga ada alarmnya, biar dia makin tepat waktu.
Warnanya hitam, nggak akan kelihatan kotor, jadi dia tetap terlihat bersih.
Ini barangnya berkualitas kok mba. Jam ini di design elegan biar nggak kelihatan norak untuk cowok. Jadi pas banget sama sifat yg mba sebutkan tadi." Jelas mba penjaga toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Teen Fiction[[Highest Rank on Teen Fiction: #32 at August 27, 2016]] Is this an accident? Maybe yes, maybe no. But this is a godsend for me. Enjoy XOXO