6. Fight

8.5K 463 2
                                    

Geo tersenyum melihat Zia dan langsung ingin mengangkat tangan dan menyodorkan kantong plastik berisi es krim matcha kesukaan Zia. Tapi.. Geo mengurungkan niatnya setelah menyadari siapa yang ada di belakang Zia.

"Waalaikumsalam.." jawab Geo dengan nada malas.

"..dari mana aja lo?" tanya Geo ke Zia.

"Gue? Dari ngemall bareng Ferdy" jawab Zia dengan senyum mengembang.

"Nggak liat apa sudah jam 9 malam gini? Jalan mulu." sindir Geo.

"Lo siapa? Ngatur-ngatur Zia segala. Zia itu pacar gue, suka-suka gue dong mau bawa dia kemana." kata Ferdy dengan nada tak suka.

'Bodo amat' kata Geo dalam hati.

Geo hanya mengangkat bahu menghadap Zia.

"Aya?" Geo beralih menghadap Aya.

"Apaan sih? Manggil mulu lo. Bacot banget." Aya kesal.

"Nih buat lo. Gue tadi ke cafe terus gue ke inget lo. Jadi gue beliin es krim matcha." kata Geo dengan menekankan kata matcha sambil menyodorkan kantong plastik yang berisi box es krim ukuran sedang.

"Asik! Tumben banget lo inget gue. Thank's ya, Ge." kata Aya dan langsung menyambar box es krim di tangan Geo.

"Matcha? Es krim? Gue mana, Ge?" tanya Zia yang ditanggapi Geo dengan angkatan bahu.

"Minta aja noh sama pacar lo tersayang!" ucap Geo sambil berlalu.

**

Geo yang sudah biasa pergi ke kampus pagi-pagi sekarang sudah duduk di taman depan kampus sambil memakan bekal yang disiapkan Zia untuknya seperti biasa.

"Gila! Si Zia-Zia itu bikinin lo bekal ginian? Astaga!" kata seseorang yang tak jauh dari Geo.

'itu orang ngomong sama gue bukan sih?' tanya Geo dalam hati.

"Malah pake saus bentuk love diatas nasi segala lagi." sambung orang tadi dan diikuti suara tawa beberapa orang.

'saus love?' kata Geo dalam hati lagi sambil melihat kotak bekalnya.

Setelah memastikan kalau nggak ada saus love di atas nasinya, dia berniat ingin melihat siapa yang sedang berbicara. Ternyata itu adalah Ferdy dkk.

Geo merasa kesal karena sekarang Zia juga membuatkan bekal untuk Ferdy.
Geo mencoba mendengarkan apa yang dibicarakan Ferdy dkk.

"Kaya anak kecil aja lo, Fer."

"Bodo amat, biarpun gue jijik sama si Zia itu, yang penting gue dapet makanan enak gini."

"Jijik kenapa, bro?"

"Lo nggak tau? Dia itu nggak pernah pacaran. Jadi sekarang dia itu alay banget kaya gimana gitu. Jijik baget gue."

"Jijik-jijik lo pacarin juga."

"Biasa, bro. Kalau nggak gitu juga gue nggak mau."

'biasa? Maksudnya biasa apa ya? Bodo amat lah. Kesal gue' pikir Geo.

**

Geo pulang cepat setelah tau kalau Zia nggak enak badan.

Geo mengendarai motornya secepat kilat. Dia berhenti saat melihat cafe yang baru resmi buka tadi pagi berniat membelikan green tea untuk Zia.

Setelah sampai rumah, dia mendapati hal yang paling membuatnya kesal seumur hidupnya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Geo ketus kearah laki-laki yang menaruh tangannya diatas paha Zia.

"Gue? Ya datangin pacar gue lah. Masa iya gue mau ketemu lo." Ucap Ferdy tak kalah ketus.

"Tangan lo nggak bisa menjauh dari situ? Nggak punya sopan santun sama cewek ya lo?" Tunjuk Geo ke arah tangan Ferdy yang masih berada di paha Zia.

"Mau apa lo? Ini cewek gue. Suka-suka dong gue mau ngapain. Apa urusan lo?" Kata Ferdy.

Zia yang mendengar perkelahian mereka langsung mengalihkan pembicaraan.

"Kok lo udah pulang, Ge?" Tanya Zia dengan nada lembut bermaksud membuat keadaan menjadi tenang.

"Lo nggak suka gue pulang?" Tanya Geo dengan nada datar.

"Bu-bukan gitu. Ini kan masih jam kuliah."

"Lah pacar lo sendiri? Ngapain? Bodo ah. Aya mana?" Tanya Geo lagi.

"Kok nyari Aya?" Tanya Zia bingung.

"Lah terus kenapa? Daripada gue nyariin lo yang nggak pernah peduliin gue kan?" Geo berusaha membuat Zia bungkam.

Zia sedih mendengar kata-kata yang dikeluarkan oleh Geo. Tapi dia berusaha menahan air matanya.

"Buat apa juga cewek gue nyariin lo? Nggak penting." Sambung Ferdy yang hanya di balas tatapan sinis dari Geo.

"Lo nggak denger? Gue tanya, Aya mana?" Tanya Geo lagi.

"Eh- oh itu Aya masih kuliah kayanya belum pulang." Ucap Zia gugup.

"Lo udah tau itu tapi lo masih aja bawa pacar lo yang nggak tau diri ini bedua-duaan dirumah? Cewek apaan lo?" Tanya Geo dengan sinis.

---

Ziany Pov

"Lo udah tau itu tapi lo masih aja bawa pacar lo yang nggak tau diri ini bedua-duaan dirumah? Cewek apaan lo?"

Duaarr(?)

Hati gue seakan hancur mendengar apa yang barusan keluar dari mulut Geo.

Seburuk itukah gue dimatanya?

"Lo pikir lo sudah sempurna, Ge? Lo pikir, lo itu siapa? Gue sudah berusaha buat baik-baikin lo. Tapi lo nya malah ngatain gue kaya gitu. Gue nggak ngerti jalan pikiran lo." Jawab gue yang sudah susah payah menahan air mata.

Gue nggak nyangka Geo bakalan ngatain gue kaya gitu.

"Gue nggak pernah ngerasa sempurna. Tapi lo harusnya tau, gue nggak pernah mau lo tersesat ke jalan yang nggak bener." Jawab Geo dengan suara yang keras.

"Ini hidup gue. Biarin gue pilih jalan gue sendiri. Dan lo, nggak usah ikut campur dengan urusan hidup gue." Kata gue sambil menunjuknya.

Gue sendiri nggak sadar sudah melakukan gerakan menunjuk. Gue tau Geo pasti nggak enak hati habis gue tunjuk tunjuk gitu.

"Oke kalau itu mau lo. Gue nggak akan pernah ikut campur urusan lo lagi. Besok nggak usah siapin makanan gue, gue bisa sendiri.." kata Geo dengan nada ketus.

Gue langsung ngerasa sedih.

"..Oh iya, ini green tea dari cafe yang pengen banget lo datangin itu." Sambung Geo sambil meletakkan gelas green tea besar diatas meja lalu beranjak pergi.

Gue makin sedih, karena dia masih peduli sama gue.

Di satu sisi gue nggak mau dia ikut campur masalah percintaan gue. Disisi lain, gue pengen dia selalu ngingatin gue semua pekerjaan yang sering gue lupain.

***

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa:)

XOXO💙

Our BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang