"Bagus karena kita ketemu. Bagus karena gue kenal lo. Bagus karena ada lo disini sekarang."
Zia bingung sambil terus menatap Geo.
"Emangnya kenapa?" Tanya Zia lagi.
"GEO ITU CINTA SAMA LO BEGO!"
***
Saat Aya pergi ke kantin Bandara untuk membeli beberapa snack untuk Zia, Zia bertanya kepada Geo.
"Jadi lo kapan mau daftar Pendidikan Hakim?" Tanya Zia ke Geo sambil tersenyum.
Geo berfikir sebentar.
"Menurut lo gimana? Tahun ini aja apa tahun depan? Gue sih pengennya tahun depan, soalnya gue masih capek belajar gitu." Tanya Geo balik meminta saran.
"Kalo gue sih lebih baik tahun ini aja. Kan kalo cepat selesai ntar ga belajar lagi. Trus ada tuh kan pepatah 'Lebih cepat, lebih baik'. Tapi ya kembali ke lo nya aja sih maunya gimana."
Geo mengangguk pelan.
"Bener juga sih. Gue coba tahun ini deh. Tapi gue gak tau ada duit apa ga ya?" Tanya Geo pada dirinya sendiri.
Zia memandang Geo dengan muka masam.
Geo yang menyadari pandangan Zia, bertanya dengan isyarat kepala.
"Lo mah duit tinggal ngambil alay banget lo." Ucap Zia.
"Tapi itu duit Bokap gue, bukan punya gue."
"Bodo amat lah, Ge. Kalo menurut lo itu duit Bokap lo, yaudah anggep aja lo pinjem dulu. Ntar kalo lo udah ada duit kan tinggal ganti. Gimana sih!" Omel Zia.
"Ohiyaya. Gue ga kepikiran sampe sana. Hehe. Oke, gue coba tahun ini. Lo doain gue juga." Ucap Geo.
Zia mengangguk.
"Gue pasti doain lo kok." Ucap Zia tersenyum bersamaan dengan datangnya Aya.
"Nih snacknya. Habisin loh. Udah sana naik. Ntar ketinggalan pesawat tau rasa lo."
"Yaudah, gue pergi dulu ya." Ucap Zia sambil memeluk Geo dan Aya bergantian.
"Lo ga usah ngomong gitu kali, Zi. Udah kaya ga balik balik lagi aja." Kata Geo.
"Kan emang ga balik." Gumam Aya tak jelas.
"Apaan?" Tanya Geo.
Aya hanya menggelengkan kepalanya.
Zia melambaikan tangannya dan memasuki kabin pesawat.
***
Geo menuruni tangga menuju dapur.
"Makan apa ni gue? Biasanya ada Zia yang masakin." Ucap Geo pada dirinya sendiri sambil mencari-cari bahan makanan yang mungkin mudah untuk dimasaknya.
Tangan Geo meraih bungkus mie instan yang ada dilemari dapur.
Tapi setelah diperhatikan lama-lama, Geo menaruh kembali bungkus mie instan itu.
'Zia bilang gue ga boleh makan mie instan. Yaudah deh mending mandi terus makan diluar. Sekalian mau ngurus berkas juga.' Pikir Geo.
Setelah mandi, Geo membuka lemarinya untuk mengambil baju.
Tak sengaja, Geo melihat dua buah toples kaca ukuran sedang.
Geo mengambil kedua toples kaca itu.
Yang satu berisi lipatan kecil origami berbentuk burung.
Yang satu lagi bertuliskan '365 day in a jar' dan ada surat kecil menempel dibawah toples itu.
'Apaan nih? Darimana juga?' Pikir Geo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby
Jugendliteratur[[Highest Rank on Teen Fiction: #32 at August 27, 2016]] Is this an accident? Maybe yes, maybe no. But this is a godsend for me. Enjoy XOXO