"Kei eonni! Yein-ah!" Sahutku sambil memukul meja administrasi di hadapanku. Kei eonni yang duduk di belakang meja sedikit tersentak, sedangkan Yein yang mendengar suaraku dari dalam ruang apotek langsung menghampiriku yang sedang memasang ekspresi panik layaknya maling yang tertangkap petugas ronda(?).
"Ada apa eonni? Apa yang terjadi?" Tanya Yein dengan nada menggebu karena melihatku panik seperti ini.
"Begini..," aku menghela napas, "kalian tahu kebiasaanku 'kan?"
"Menyanyi di kamar mandi seperti orang gila?" Tanya Yein.
"Makan banyak hingga lupa diri?" Tanya Kei eonni.
"Sstt..," aku meletakkan jari telunjukku di depan bibirku, "hei, yang itu rahasia," ucapku sedikit berbisik. Mereka dua hanya mengangguk sambil tersenyum geli.
"Aku punya kebiasaan menulis uneg-unegku terhadap orang-orang di memo ponselku. Kalian tahu 'kan?" Tanyaku, mereka mengangguk. "Eonni, kau lihat 'kan betapa menyebalkannya dokter baru itu?" Kei eonni mengangguk lagi.
"Jadi, masalahnya apa eonni? Jangan terlalu berbelit-belit," ucap Yein tak sabar.
"Dalam perjalanan dari ruangan dr. Kim, aku menuliskan uneg-unegku tentangnya, lalu tiba-tiba, entah datang dari mana, dr. Kim datang dan tak sengaja melihat tulisanku itu. Ia bahkan mengambil ponselku," jelasku dengan ekspresif. "Dan kalian tahu apa yang dia katakan?"
"Tidak!" Sahut Kei eonni dan Yein bersamaan.
"Aish, kalian..," aku menatap mereka sambil mem-pout-kan bibirku, "dr. Kim mengatakan Ck ck ck sepertinya orang yang kau maksud dalam memo ini sangat menyebalkan, ya, dr. Ryu," ucapku sambil memperagakan gaya dr. Kim tadi.
"Yah, aku tidak akan berada dalam masalah karena ini 'kan?" Tanyaku dengan wajah khawatir. Yah, khawatir pada diriku sendiri.
"Kalau eonni bertanya padaku," Yein meletakkan tangannya ke dagu, seolah-olah berpikir, "...ya, sepertinya kau akan mendapat masalah karena ini, eonni," ujar Yein dengan tampang serius yang dibuat-buat.
"Yein-ah..." aku memukul pelan pundaknya.
"Sudahlah, jangan terlalu khawatir, kurasa dr. Kim bukanlah tipe orang yang akan mempermasalahkan hal sepele begitu," ucap Kei eonni menenangkan kepanikanku.
"Benarkah? Ah, semoga saja," kataku dengan pandangan menerawang.
---------------
Code blue, Tim operasi 1 segera ke ruangan operasi 2, code blue, terdengar suara dari speaker. Aku segera berlari ke ruang operasi. Sesampainya ke ruang operasi aku segera mengambil tempat di posisiku biasanya. Wah, ini akan jadi kali pertama aku melihat dr. Kim mengoperasi pasien.
"Perawat Jeon, bagaimana kondisi organ vital pasien?" Tanya dr. Kim sambil memasang sarung tangan operasinya.
"Tekanan darah dan detak jantung normal, dok," ucap perawat Jeon.
"Dr. Ryu?" Dr. Kim menatapku.
"Anestesinya sudah bekerja, pasien siap dioperasi, dok," ucapku mantap.
"Baiklah, pisau bedah..."
-----------------
Operasi berjalan sekitar 30 menit. Pasien tadi mengalami masalah pada paru-parunya pada kecelakaan. Dan harus kukatakan, dr. Kim sangat hebat ketika mengoperasi. Ia sangat cekatan dan terampil dalam bergelut dengan pisau bedah. Tapi, hei, aku tetap tidak suka kepribadiannya yang buruk itu.
"Dr. Ryu!" Seseorang menepuk pundakku.
"Ah! Aish dr. Park, kau mengagetkanku," ucapku sambil memegang dadaku, "ada apa?" Tanyaku.
"Kau lihat perawat Kim, tidak?" Tanyanya.
"Tadi aku masih bersama dia di ruang operasi, tapi sekarang, aku tak tahu eonni ada di mana," jawabku.
"Oh, begitu," dr. Park mengangguk.
"Yah, dr. Park, berhentilah mengganggu Kei eonni. Dia kelihatan sangat sebal setiap kali ia menceritakan kejahilanmu padanya. Ia bahkan menyebutmu dokter narsis," jelasku.
"Benarkah? Aku tak tau dia akan semarah itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku sangat suka melihat ekspresi perawat Kim setiap kali aku menjahilinya," dr. Park tersenyum jahil.
Aku lalu menepuk pundaknya, "ckckck, dr. Park, aku tahu kau menyukai Kei eonni, tapi menurutku masih ada cara lain yang lebih romantis untuk mendekatinya."
"Apa? Siapa? Aku?" Dr. Park menunjuk dirinya sendiri, "aku tidak menyukai perawat Kim."
"Eih, jangan bohong..."
"Sujeong-ah!" Ucapanku terpotong karena seseorang memanggilku.
"Ah, eonni!" Aku berbalik dan mendapati Kei eonni sedang berjalan ke arahku dengan dua cup kopi di tangannya.
"Sedang apa di sini?" Ia memberikan salah satu cup kopi ditangannya padaku, "tak terganggu dengan dokter narsis ini?" Ucapnya sambil melirik dr. Park yang sedang tersenyum dengan wajah tanpa dosa.
"Tidak eonni, tadi dr. Park..," aku melirik dr. Park dengan senyum licikku, dr. Park sontak terlihat panik, "....ingin menanyakan sesuatu padaku."
"Perawat Kim, aku juga haus," ucap dr. Park pada Kei eonni.
"Lalu?" Tanya Kei eonni sambil menyeruput kopi di tangannya dengan tampang seolah-olah tidak tahu maksud dr. Park.
"Aish, tidak peka!" Sahut dr. Park sambil berdiri dan melangkah menjauhi kami berdua.
Aku hanya bisa menyaksikan mereka berdua sambil tersenyum penuh arti. Hah, kodemu kurang jelas dr. Park, batinku.
--------------
Nggak ada TaeJeong moment di part ini, soalnya situasinya belum pas.
Sebagai gantinya, author masukin KeiMin moment? How's that?Keep vote+comment yoohh~
![](https://img.wattpad.com/cover/70330481-288-k374346.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Hospital
Fiksi PenggemarRyu Sujeong, ceria, cantik, manis, ramah. Kim Taehyung, dingin, jenius, namun kadang gila. -jooyoungie-