Chapter 5

422 72 7
                                    

Sujeong POV

Ah, hari ini aku harus kembali bekerja. Semalam, aku sudah mempersiapkan kata-kata yang akan kusampaikan pada dr. Kim untuk menjelaskan kejadian kemarin. Rasanya aku belum puas jika tidak menjelaskannya, sekalian aku juga ingin berterima kasih.

Sekarang aku sudah berada di depan pintu ruangan dr. Kim. Aku mengetuk pintunya.

"Masuk," ucap dr. Kim dari dalam ruangan. Aku lalu memasuki ruangan dr. Kim dengan secangkir kopi di tanganku.

"Dr. Ryu? Ada apa?" Tanyanya.

"Ah, ini, saya bawakan kopi," aku meletakkan cangkir kopi itu di meja dr. Kim. Ia hanya diam.

"Ehm..begini dr. Kim, yang kemarin..." aku sedikit gugup, entah kenapa.

"Tidak usah menjelaskannya," potong dr. Kim.

"Ya?" Aku menatap dr. Kim dengan tatapan bingung.

"Tidak usah menjelaskan kejadian kemarin. Aku sama sekali tidak penasaran," ucap dr. Kim tanpa mengalihkan pandangannya dari jurnal pasien di hadapannya.

"Tapi..."

"Tidak ada urusan lain 'kan? Silakan keluar," ucapnya memotong perkataanku, lagi.

"Ah..b-baiklah dok," aku bergegas meninggalkan ruangan dr. Kim dengan hati dongkol. Bagaimana mungkin dr. Kim bisa sedingin itu? Padahal aku hanya tak ingin dr. Kim salah paham atas kejadian kemarin. Ch, lelaki itu bahkan tidak berterima kasih padaku karena telah kubuatkan kopi.

Ah, sudahlah, aku tak mau memikirkan masalah itu lagi.

----------
Taehyung P.O.V

Fyuh, untung Sujeong tidak curiga dan langsung keluar begitu saja ketika kusuruh. Jujur saja aku gagal menetralkan perasaanku sejak tadi pagi. Sebenarnya aku sudah menyugestikan diriku bahwa perasaan aneh yang kurasakan ketika dr. Ryu memanggilku oppa itu tidak ada apa-apanya. Tapi setelah tadi pagi tanpa sengaja aku melihat dr. Ryu sedang berbincang dengan perawat Kim sambil tersenyum entah mengapa aku merasakan kembali perasaan aneh itu.

Karena itulah tadi, ketika dr. Ryu datang ke ruanganku sambil membawakanku kopi aku jadi salah tingkah dan tak berani menatap wajahnya. Aku yakin sekarang dia sedang mendongkol karena aku mengabaikannya ketika ia ingin menjelaskan perihal masalah kemarin.

---------
Author P.O.V

Tim Operasi 1 baru saja menyelesaikan sebuah operasi yang lumayan panjang. Sekarang sudah pukul 11 malam. Shift Tim Operasi 1 bahkan sudah berakhir 7 jam yang lalu. Sujeong melangkah gontai di lorong rumah sakit. Operasi 8 jam tadi cukup menguras energinya. Pasien tadi adalah seorang nenek berusia 72 tahun, oleh karena itu Sujeong tak boleh lengah dalam mengontrol kesadaran pasien selama operasi. Sekarang, Sujeong telah berganti pakaian dan bergegas pulang.

Di kursi rumah sakit yang terletak di ujung lorong tampak Taehyung yang sedang tertidur dengan pakaian operasi masih melekat di tubuhnya.

Ckck, kenapa malah tidur di sini? Batin Sujeong sambil memperhatikan Taehyung yang sedang tertidur.

Wajah Taehyung terlihat benar-benar polos jika sedang tertidur begini, sangat berbeda dengan pembawaannya yang dingin. Seharusnya Taehyung bersikap lebih hangat dan menghilangkan image dinginnya, dengan begitu orang-orang mungkin akan lebih menyukainya, termasuk Sujeong. Sujeong menggeleng beberapa kali ketika hal itu terlintas di otaknya.

"Tidak pulang? Atau, kau ingin terus memperhatikanku selama tertidur, dr. Ryu?" Ujar Taehyung tiba-tiba dengan mata sedikit terbuka.

Sujeong gelagapan mendengar kata-kata Taehyung. "Ah, ini juga sudah mau pulang. Permisi dr. Kim."

Sujeong baru saja akan melangkah pergi meninggalkan Taehyung ketika ia merasakan lengannya ditahan tepatnya oleh Taehyung yang kemudian berlutut di hadapannya.

"Ckck, lebih baik perhatikan dirimu sendiri sebelum memperhatikan orang lain yang sedang tidur dr. Ryu," ucap Taehyung sambil mengikat tali sepatu Sujeong yang terlepas.

"Atau kau ingin aku yang memperhatikanmu, dr. Ryu?" Lanjut Taehyung sambil berdiri setelah selesai mengikat tali sepatu Sujeong. Tanpa sadar jarah wajah mereka cukup dekat.

Sujeong hanya terdiam sambil mencerna kata-kata Taehyung sementara pria itu sudah melangkah pergi meninggalkan Sujeong dan lorong rumah sakit yang sepi itu.

Jangan terbawa perasaan, Sujeong, batinnya.

Sujeong masih berdiri di tempat itu sambil menetralkan jantungnya yang berdebar aneh dan pipinya yang terasa memanas.

----------
Taehyung P.O.V

Aku sendiri tak tahu apa yang baru saja kulakukan. Mengikatkan tali sepatu dr. Ryu. Refleks? Mungkin ya. Tapi bukankah aku bisa cukup memberitahukan padanya bahwa tali sepatunya terlepas? Ah, rasanya otak dan hatiku sedang tidak sinkron.

------------
Haihaihai~
Bagaimana Chapter 5-nya? Membosankan kah? Atau mungkin ada yang baper kek Sujeong? *jan ngarep thor*

Maafkan author atas update-an yang lama dan singkat ini. Author kena author block. Dan sepertinya untuk menyembuhkan author block ini, diperlukan vote+comment dari reader-nim, ditambah follow juga boleh *blink*

-Jooyoungie-

In The HospitalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang