Chapter 18

101 8 9
                                    

Gak yakin cerita ini masih ada yang nungguin, however, enjoy it!

----------
Jam makan siang sudah berlalu 15 menit yang lalu namun Sujeong masih betah duduk di ruang istirahat dokter sambil membaca buku anatomi yang tampak sangat tebal. Sampai sekarang ia belum berminat untuk mengisi perutnya yang sejauh ini hanya terisi segelas susu yang sempat dia minum pagi ini. Selain karena masih sibuk membaca, perutnya juga terasa kram sejak tadi. Tidak mengherankan, karena hari ini memang hari pertamanya kedatangan tamu bulanan. Ingin sekali rasanya dia rebahan di saat-saat seperti ini, namun semua kasur dan sofa di ruang istirahat yang dia tempati terisi dokter-dokter bedah yang baru kembali dari operasi besar yang memakan waktu hingga 18 jam. Sujeong tentu takkan tega membangunkan salah satu dari mereka.

Biasanya, Sujeong akan meminta izin untuk tidak bekerja ditiap hari pertamanya kedatangan tamu bulanan. Karena dia tipikal perempuan yang akan merasakan rasa nyeri yang sangat mengganggu di awal masa menstruasinya. Namun, karena pagi ini dia merasa baik-baik saja, maka dia tetap memutuskan untuk bekerja. Meskipun sekarang ia bisa merasakan keringat dingin mulai bermunculan di pelipisnya.

Suara pintu yang dibuka mengalihkan sedikit perhatiannya dari buku di hadapannya. Sujeong hanya tersenyum tipis melihat siapa yang baru saja masuk.

"Eonni tidak apa-apa?" Tanya Yein sambil mendudukkan dirinya di hadapan Sujeong.

Sujeong hanya menggeleng pelan sambil menghembuskan nafas panjang. Dia sudah benar-benar tidak bisa berkata apa-apa sekarang. Yein sendiri sebenarnya sudah sangat tahu Sujeong sedang sangat menderita sekarang. Jadwal kedatangan tamu mereka sering bersamaan, itulah mengapa ia mencari  Sujeong ketika tahu bahwa gadis itu tetap bekerja hari ini.

Tanpa berkata apa-apa, Yein menyodorkan hot pack kepada Sujeong. Biasanya benda itu cukup ampuh untuk meredakan rasa nyeri yang dirasakan Sujeong sekarang.

"Dari mana kau mendapatkannya? Biasanya kau langsung memberiku obat pereda nyeri," Tanya Sujeong cukup heran namun tetap mengambil hot pack itu dan segera meletakkannya di perut bagian bawahnya.

Yein tampak merogoh saku jas Apotekernya, dan mengeluarkan 1 strip obat tablet. "Yah, sebenarnya tadi aku memang hanya ingin memberi eonni obat ini, tapi di perjalananku ke sini aku bertemu dr. Kim-dia juga yang bilang bahwa eonni sedang di sini-dan dia yang menitipkan itu padaku untuk diberi kepada eonni."

Sujeong cukup terkejut. Pasalnya hari ini dia sama sekali belum bertemu Taehyung. Bagaimana dia bisa tahu Sujeong sedang sakit? Lalu di mana pria itu? Kenapa dia tidak memberikan hot pack itu secara langsung padanya?

Kenapa pula Sujeong jadi mencari pria itu sekarang?

"dr. Kim sedang berkeliling memeriksa pasien rawat inap, eonni", ujar Yein disusul senyum bangganya. Karena dari ekspresi Sujeong yang tiba-tiba tampak sedikit panik, bisa diperkirakan bahwa tebakannya benar.

Sujeong tampak membuka mulutnya seakan ingin membalas perkataan Yein namun ia urungkan karena rasa nyeri di perutnya terasa semakin parah. Ia hanya bisa meringis. Bahkan air matanya sudah mulai memenuhi pelupuk matanya. Suara Yein memanggil-manggil namanya adalah suara terakhir yang ia dengar sebelum kesadarannya menipis dan semua tampak gelap.
________________

Saat terbangun, Sujeong mendapati dirinya terbaring di salah satu ranjang perawatan UGD. Sepertinya Yein yang sangat panik langsung membawanya ke sini. Sujeong seketika merutuki dirinya sendiri ketika melihat infus yang isinya tersisa sekitar 1/4 bagian terpasang di tangan kirinya. Sujeong akui, di hari-hari mendekati jadwal kedatangan tamunya dia pasti akan kehilangan nafsu makan dan minum. Hal itu sebenarnya sudah sering terjadi, namun sepertinya karena kemarin ia juga kurang istirahat karena padatnya jadwal operasi, tubuhnya sudah tidak bisa diajak berkompromi lagi.

Tirai ranjang perawatan tempatnya berbaring tiba-tiba tersibak dengan cukup kasar, menampakkan wajah lelah Taehyung yang sangat kentara. Selama beberapa detik lelaki itu hanya terdiam sambil menatap Sujeong yang justru menghindari tatapannya.

"Tidak makan, kurang minum, bahkan kurang istirahat? Kau sedang mencoba menyakiti dirimu sendiri dr. Ryu?" Tanya Taehyung akhirnya dengan nada khawatir yang tidak bisa disembunyikan.

"Ah-em-bukan begitu dr. Kim. Aku-" Sujeong yang gugup kesulitan memilih kata-kata untuk menjelaskan alasan mengapa ia bisa terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit sekarang ini. "Sebenarnya saya sudah terbiasa sulit makan dan minum di  kondisi seperti ini. Biasanya saya baik-baik saja dengan itu. Hanya saja kemarin pasien OP cukup banyak, jad-"

"Kau, kenapa tidak bilang?" Potong Taehyung.

"Bilang apa dr. Kim?"

"Aku tidak akan membiarkanmu berada di ruang operasi hingga dini hari jika aku tahu kau sudah tidak enak badan sejak kemarin."

"Tidak apa-apa dr. Kim, saya sudah baik-baik saja sekarang."

"Aku khawatir Sujeong," ujar Taehyung tiba-tiba tanpa mengalihkan tatapannya dari Sujeong sementara Sujeong semakin salah tingkah. Didatangi seperti ini saja sudah membuatnya gugup tidak karuan karena merasa diperhatikan. Ia juga takut kalau-kalau ada orang lain yang mendengar pembicaraan mereka. Rasanya tidak tepat, mengingat gosip Taehyung dan Ahri belum juga surut.

"Ehm..terima kasih sudah mengkhawatirkan saya dr. Kim. Tapi saya sudah benar-benar tidak apa-apa sekarang. Tidak perlu merasa bersalah atau apapun itu," ucap Sujeong akhirnya.

Taehyung menghela nafas panjang. "Lain kali kalau kau merasa sakit atau kurang enak badan sekalipun sedang mendampingiku di ruang operasi, minta izinlah untuk beristirahat. Jangan memaksakan diri."

"I-iya dr. Kim."
________________

Sepanjang hari itu Sujeong cukup bersyukur tidak ada operasi yang harus dilakukan hingga shiftnya berakhir. Meski jikapun ada, ia yakin Taehyung tidak akan mengijinkannya mendekat ke ruang operasi. Shiftnya hari itu hanya dia habiskan dengan membaca buku di ruangannya. Sujeong juga sempat menjadi tentor dadakan kepada dokter koas anestesi yang kebetulan baru masuk hari ini.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5.30 sore. Sujeong mulai merapikan barang-barangnya untuk kemudian pulang.

Tok tok tok

"Ya? Silakan masuk," ujar Sujeong singkat.

Sujeong mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang baru saja terbuka dan menampakkan Taehyung yang sudah tidak menggunakan jas praktiknya.

"Sudah ingin pulang?"

Sujeong menganggukkan kepalanya pelan, "Iya dr. Kim. Shift dokter juga sudah selesai?"

"Iya. Kuantar pulang, ya?"
____________
TBC             

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In The HospitalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang