Dengan cepat aku merapikan pakaianku kemudian mempersiapkan langkahku untuk bertemu dengan Zach.
"Good luck sister!" Ujar mereka saat kami berpisah di tangga, mereka pergi ke halaman belakang dengan mobil Maddi terparkir di sana.
Aku melewati cermin dengan sugesti setidaknya aku tidak sejelek biasanya, namun aku melihat pantulan diriku di cermin dekat dapur, aku seperti badut gendut yang akan mengisi acara ulang tahun sepupuku. Aku merasa konyol saat ini.
"Ella!" Panggil Mom dari jarak yang tidak terlalu jauh, aku menoleh dengan tatapan sedih, "Kau terlihat sangat cantik. Lihat dirimu, kau sangat mirip dengan Mom dulu."
"Apa? Dulu kau gendut? Jelek? Mom, kau bahkan seperti diva." Ujarku frustasi.
"Mom tidak jelek dan kaupun begitu, serta jangan sekali-kali sebut ibumu sendiri diva." Cercahnya sedikit kesal.
"Mom, aku nampak konyol sekarang."
"Itu hanya karena kau belum terbiasa darling."
"Mom, lihatlah aku seperti laki-laki maco dengan make up tebal. Aku bahkan punya otot dan kakiku seperti kaki gajah. Perutku sangat buncit dan tubuhku bahkan tidak ramping.""Ella ada apa denganmu? Mom hanya senang melihatmu berpenampilan sangat manis." Rengek Mom berkacak pinggang, aku mendengus kesal.
"Baiklah apa saranmu?" Tanyaku sedikit kesal.
"Kau sempurna, El. Semoga beruntung. Pulanglah setidaknya sebelum fajar." Jawabnya kemudian aku memeluknya dan melangkah pergi.
Aku memiliki presepsi bahwa aku seperti gajah dengan baju dan make-up. Bahkan aku nampak sangat bodoh. Sudah sangat sering aku tidak diindahkan sama sekali oleh teman-temanku terutama laki-laki. Mereka seperti tidak ingin membuang waktu berharga mereka untuk berbincang padaku walaupun hanya satu menit saja. Sering sekali aku duduk di belakang Amathys ataupun di sebelah Queen, Layla dan lainnya, satupun laki-laki tidak ada yang pernah mau mengajakku bicara.
"Kau punya kertas lipat? Um Amathys."
"Lihat, aku mendapat pita biru, kemana aku harus pergi Layl?"
"Hey gendut, katakan pada gadis di sampingmu dia sangat cantik."
Terkadang aku juga membutuhkan mereka, namun jawaban acuh tak acuh yang kudapat.
"Terserah saja, aku tak peduli."
"Ya."
"Tanya yang lain saja."
"Idk."
"Idc."
"Kau pikir kau siapa?"
"Sudahlah bukan urusanmu."
"Bukan urusanmu."
"Arggh, diam saja okay?"
"Kau tahu kami tidak akan pernah memilihmu bukan?"
"Itu karena kau gendut dan tidak cantik."
"Aku lebih suka bicara pada gadis manis."
"Jangan ganggu pembicaraanku dengan Queen."Bahkan mereka mengatakan hal itu dengan memutar malas bola mata mereka dan dengusan kesal. Aku menjadi takut untuk bicara pada laki-laki manapun. Dan untuk menyukai seseorang, aku sulit sekali mengatur pemikiranku bahwa dia akan menerimaku apa adanya. Pengalamanku, mereka biasanya kesal saat tahu aku menyukai mereka. Poor me.
Dari sela kaca di pintu aku dapat melihat empat kepala ada di depan pintu, satu kepala dengan rambut panjang dan memakai tank top sedang yang lain adalah kepala laki-laki. Aku membuka pintu yang tadinya terbuka sedikit menjadi lebar.
"Hey." Sapaku saat membuka pintu, semuanya menoleh dan terkejut.
"Ella?" Tanya Zach dan Tim hampir bersamaan, aku mengangguk kemudian tersenyum canggung.
"Um aku tahu ini sangat berlebihan, maksudku aku, aku berlebihan--" ujarku gugup, Ariel yang masih menatapku kemudian merangkulkan tangannya di pundakku yang besar.
"El, kau sangat manis. Benarkan boys?" Tanya Ariel pada mereka yang entah sedang melakukan apa, entahlah kurasa itu pengalihan mereka dengan menatap yang lain.
"Apa benar?" Tanya Zach menyenggol bahu Nick Bean.
"Aku tak tahu, apa benar?" Tanya Nick menyenggol bahu Tim.
"Kurasa begitu."
"Awww Timmy!!"
"So LIT!!"
"You two are amazing."Entah mengapa aku merasa biasa saja, mungkin lebih merasa tidak terlalu nyaman saat Tim mengatakan itu. Aku berharap mungkin Zach yang memujiku.
"So, what are we waiting for? Let's go!" Seru Nick tidak sabar kemudian kami melesat dengan mobil Zach.
Aku duduk di samping Ariel di kursi paling belakang, sedangkan Nick ada di kursi sebelah kanan Zach yang menyetir. Dan Tim duduk di kursi belakang mereka, tubuhnya bahkan hampir memenuhi setengah panjang kursi. Beruntungnya Ariel tidak banyak memuat tempat, tapi aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIZE
Teen FictionWritten in Bahasa Have you ever think about who or what will end your feeling of bored being such an ugly one? Everyone just mentally feel so pity of you, it sucks, totally sucks. Life without any sort of guy who loves you but daddy, always try to b...