Sepanjang pelajaran aku tidak bisa konsentrasi. Kepalaku terasa nyut-nyutan memikirkan kejadian hari ini. Mulai dari Pak Unsur yang sampai sekarang tak tahu kemana rimbanya, SMS dari para fans, dan hadiah untuk ulang tahun Bayu. Dan setelah bel pulang, aku langsung berlari keluar segera menuju ke tempar motorku diparkirkan. Ketika aku mulai menyalakan motorku, tahu-tahu ada yang naik di jok belakangku. Ku toleh ke belakang, hmmm... Didit.
"Woy, ngapain lo? Bukannya lo bawa motor? Sono, gua lagi buru-buru nih." Kataku.
Dia malah merangkulkan tangannya memelukku dari belakang.
"Motor aku mogok Beb, jadi hari ini aku mau ikut kamyu.." katanya dengan nada manja.
Sial, makin menjadi-jadi aja nih bocah.
"Dableh, lo itu kan anak otomotif, benerin lah. Praktekin tuh ilmu-ilmu yang telah ditransfer sama Bapak Profesor Insinyur Doktor Juned MBA, MNC, Mber." kataku.
"Ah..entar tangan akyu kotor. Hahaha..." katanya makin parah.
"Huh sarap!" gerutuku.
"Emang lo mau kemana sih Bob?" katanya penasaran.
"Pengen tau aja urusan anak gede. Bocah kaya lo mah ada ingus, usap, jilat sekalian.." kataku.
"Sialan lo!" katanya sambil menjitak palaku yang berhelm.
"Ayo Beb, tancap.." katanya semangat sambil mengangkat tangan kanannya yang terkepal. Dasar bocah.
Dan ketika melewati anak-anak yang baru bubar, Didit memelukku dengan erat dan semua anak menyoraki kami berdua. Didit emang anak yang konyol, gokil abis tapi menyenangkan. Dia anak seorang polisi.
Sebenarnya minatnya itu adalah Seni Rupa, tapi karena dirasa ayahnya hal itu kurang gentlemen, ayahnya memaksa dia masuk jurusan otomotif yang dia sama sekali gak ngerti. Kalaupun motornya rusak, paling langsung ditinggal di bengkel. Dasar.
"Lo sebenernya nyari apaan si Bob?" katanya penasaran ketika kami sudah sampai di toko mainan.
Aku tersenyum menggodanya sambil menaik-turunkan alisku ala Shahrukh Khan, bermaksud membuatnnya penasaran.
"Eh..dableh, ditanya malah senyum-senyum."
Aku masih saja menaik-turunkan alisku menggodanya.
"Gua kasih tau, tapi gua pinjem duit lo dulu ya, duit gua ketinggalan..." kataku merajuk.
Mulutnya bersungut-sungut. "Dasar lo, tapi apaan dulu?"
Aku nyengir kuda, aku tau kalo dia gak seret kalo urusan duit.
"Boneka." Kataku pasti.
Dia kaget sambil gigit jari.
"Owh Em Ji, yey nyari boneka? Ih..to tweet banged ciy..hahaha..." katanya sambil tertawa memegangi perutnya.
"Eeeee...malah ketawa, gua serius nih..bukan buat gua dableh!" kataku sambil berkacak pinggang.
"Terus buat siapa?" katanya sambil menikmati sisa tawanya.
"Buat Bayu." jawabku.
Dia langsung terdiam.
"Napa lo? Kesambet?" kataku.
"Jadi lo bener-bener...jeruk?" kata dia terbata-bata.
Aku langsung menepuk jidatku.
"Aduh, kan udah gua bilang, apalah arti sebuah nama. Lo inget gak Yulandari, dia kan panggilannya Bayu." kataku agak kesal.
Dia lalu menarik nafas lega sambil mengusap dada.
"Syukurlah...terus?" katanya bingung.
"Ya gua mau nyari boneka buat hadiah ulang tahunnya besok...tapi ngasih boneka apa ya?" kataku sambil berlagak mikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Monkey
Novela Juvenil"Aku bakal inget saat ini. Aku dan kamu menanam pohon ini. Aku janji aku bakal rawat pohon cinta ini. Aku bakal datang kesini kalo sempet. Gak bakal aku biarin rumput-rumput mengganggu pohon ini karena pohon cinta ini adalah saksi kalo aku sayang sa...