Sesampainya dirumah, Deva langsung bergegas menuju kamarnya. Tas sekolahnya dilempar ke arah meja yang dipenuhi oleh tumpukan buku dan berakhir di lantai.
Tanpa basa-basi Deva langsung membuka kemeja seragamnya, kemudian menghempaskan tubuhnya di tempat tidur empuk yang sudah memanggilnya dari tadi.
Tak lupa menenggelamkan wajahnya diantara bantal-bantal serba putih yang berserakan diatas ranjangnya. Tak butuh waktu lama hingga Deva benar-benar terlelap.
"Mas Deva! Mas Deva!" Teriakkan seseorang dengan medok Jawa yang kental seraya mengetuk, oh bukan mengetuk melainkan mencoba untuk merubuhkan pintu kamar Deva.
Keributan yang terjadi di depan pintu kamar sukses membuat Deva terbangun dari tidurnya.
Sambil mengumpulkan kesadarannya, Deva membalikkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya, sambil sesekali mengerjap-ngerjapkan mata.
"Kenapa mbak??" Jawab Deva setengah sadar.
"Aanuu, mas Deva dipanggil ibu dibawah." Kata mbak Surti masih dengan volume suara yang pollll. Karena Deva tetap tidak membukakan pintu kamarnya.
Setelah beberapa saat mbak Surti tidak mendengar jawaban dari Deva, mbak Surti kembali berteriak.
"Mas Deva!"
Benar saja, didalam sana Deva sudah kembali menutup matanya. Namun dia masih dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan mbak Surti.
"Mas Deva. Ditunggu ibu lho dibawah!"
"Iya mbak! Nanti aku turun!" Teriak Deva kesal.
Dengan langkah gontai dan rambut yang masih acak-acakan, Deva berjalan menuruni tangga seraya memakai baju kaus putih polos.
"Ya ampun Deva! Udah jam 9 malam dan kamu masih tetap dengan celana seragam kamu? Sebegitu cintanya kamu sama Kharisma?" Teriak mama Deva heboh saat melihat anak semata wayangnya masih memakai celana seragam SMA Kharisma.
"Iya mama sayang. Tadi aku kecapean, makanya langsung tidur." Jawab Deva seraya menghempaskan tubuhnya di sofa ruang kerja mamanya.
"Kamu bilang kamu capek? Deva capek apa? Capek belajar? Belajar apa? Kamu liat nilai kamu!" Suara mama Deva tak kalah besar dari sebelumnya.
"Nilai apa mama?" Deva balik bertanya dengan nada bicara yang sangat santai.
"Nih!" Kata mama seraya melemparkan beberapa lembar kertas berisi nilai ulangan harian 2 matematika kelas 11 IPA keseluruhan.
"Gimana?? Baguskan??" Tanya mama melihat Deva menyeritkan dahinya.
11 IA 2
...
Raditya Deva Pratama 5'Oh nilai ulangan ini. Bagus deh ga dapet nol.' Kata Deva dalam hati.
(Dapet 5 bagus?? Deva...Deva)Entah mengapa Deva penasaran dengan nilai cewek cantik bertubuh mungil yang sikapnya mirip singa rabies dan jangan lupa cewek yang selalu membuat Deva penasaran.
11 IA 1
Abigail Zefanya Hartono 95"Oh ini... Ulangannya mendadak sih ma. Kalo ga kan..."
"Kalo engga kamu pasti bisa dapat 20 kan?"
"Mama kok tau??"
"Deva! 5 dan 20 apa bedanya? Sama saja jeleknya!! Kamu tuh ya. Dari dulu nilainya gitu-gitu aja. Kamu kan udah mau kelas 12. Blablablablablabl.... " Oceh Sara setengah berteriak ke arah Deva.
"Kamu harus punya guru les privat! Guru les kayak apa yang kamu mau Deva??" Tanya Sarah mengakhiri pidato panjangnya.
"Yang kayak gimana ya ma??" Yang ditanyapun bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Vs Goodgirl
Teen FictionBagaimana jadinya bila Raditya Deva Pratama seorang badboy yang harus berurusan dengan Abigail Zefanya Hartono seorang goodgirl? Bertengkar?? Adu mulut?? Itu sudah pasti Tapi apa jadinya kalau mereka saling penasaran?? Saling menaruh perhatian?? Hin...