BB vs GG - 8

9.1K 451 3
                                    

"Deva ulet bulu domba keriting playboy cap tikus anaknya om Dimas, kapan lo mau pergi dari sini!?!?" Usir Bastian frustasi karena Deva sama sekali tidak mau beranjak dari rumahnya—kamar lebih tepatnya.

"Om Dimas ga bisa produksi sendiri kalee Bas. Ya ga Josh??" Balas Deva ga nyambung dan balik bertanya pada Joshua, karena dia yakin jawaban Joshua pasti akan sangat heboh, polos dan cenderung ga masuk akal.

"Iya juga Bas. Deva bener, gimana mungkin om Dimas produksi dia sendiri?? Lo salah nii. Harusnya lo bilang gini ni, gue contohin ya Bas, Deva ulet bulu domba,, domba apa tadi Bas?? Lupa gue lupaa. Ulangin dong Bas.." Pinta Joshua polos pada Bastian.

"Tolong anak-Mu ini ya Tuhan!!" Teriak Bastian dan menghadiahi Joshua dengan satu jitakan lembut cenderung keras—sangat keras mungkin.

"Salah Aim apa ya olo?? Aim hanya berusaha menjelaskan dan berta.." Belum sempat Joshua menyelesaikan kalimatnya, dia sudah diserang oleh Bastian dan Erik dengan bantal.

Bukan serangan ala cewek yang hanya saling melempar bantal, melainkan membekap kepalanya dengan bantal ke arah kasur. Yang otomatis membuat Joshua seperti kecebong sawah yang mau melahirkan(?)

Deva hanya tertawa ngakak melihat aksi sahabat-sahabatnya itu.

"Gue balik ya Bas. Jangan rindu gue!!" Kata Deva sambil berjalan santai kearah pintu kamar Bastian.

Deva berjalan menuruni tangga rumah Bastian dengan lunglai. Harus dia akui kondisinya memang cukup baik jika dibandingkan dengan tadi pagi, untuk sekedar berjalan dari tempat tidur saja dia tidak mampu.

"Jangan lakuin hal-hal bodoh kayak semalem lagi! Lo sendiri tau, kondisi lambung lo kayak apa kan??" Tanya Bastian tiba-tiba sambil merangkul bahu Deva.

"Gue kaget ya olo! Gue tau onta." Kata Deva seraya mengelus dadanya.

"Lo sama Ryu ga bisa terus menerus saling menyalahkan kayak gini, lo berdua malah bikin Cindy ga tenang." Kata Bastian datar, mencoba untuk membuat Deva sadar akan tingkahnya yang kekanak-kanakan.

"Ryu emang salah Bas! Coba kalo dia ga egois waktu itu?? Semuanya ga akan kayak gini Bastian!!" Nada bicara Deva mulai meninggi. Bastian sadar kalau sahabatnya ini memang selalu emosi jika membahas masalah itu.

"Lo ga bisa selamanya menyalahkan Ryu. Mungkin ini memang jalan Tuhan Dev. Coba buat trima kenyataan!"

Deva menghentikan langkahnya dan menatap Bastian nanar.

"Trima kenyataan, terus maafin dia??" Tanya Deva dan hanya dibalas Bastian dengan satu anggukan kecil.

"Itu. Ga. Akan. Pernah. TERJADI!!" Jawab Deva penuh penekanan.

"Sekarang liat siapa yang egois?? Lo hanya mikirin perasaan lo. Tapi lo ga pernah mikirin perasan Ryu, perasaan gue. Gue, elo, Ryu. Kita semua ga trima Dev! Kalo emang lo ga bisa maafin Ryu. Setidaknya lo coba buat buka hati lo.

Bella cinta mati sama lo Dev! Tapi lo cuma anggap dia mainan! Semua cewek lo anggap mainan! Lo liat Ryu, dia coba buat trima kenyataan dan mulai membuka hatinya buat Abi. Lo ga bisa terus-menerus hidup dalam bayangan masa lalu!"

Deva hanya tersenyum miris mendengar penjelasan Bastian dan sedetik kemudian berkata,

"Lo pikir Ryu mulai menerima kenyataan?? Lo bego ato tolol sih?? Lo bisa liatkan?? Ryu mandang Abi sebagai Cindy Bas!! Dia suka sama Abi hanya karena.."

"Lo punya bukti??" Potong Bastian.

Melihat Deva hanya diam, Bastian pun menyuruh Deva untuk segera pulang dan beristirahat.

Badboy Vs GoodgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang