Satu kata untuk menggambarkan suasana didalam mobil Ryu. 'MENCEKAM'
Tak ada satupun diantara mereka yang berbicara. Keduanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
'Fvck!!! Kenapa ceritanya harus gitu sih??' Gerutu Ryu dalam hati.
'Ceritanya bener-bener...'
"Kak rumah gue udah kelewat." Kata Abi setengah berbisik membuat Ryu kembali kedunia nyata.
"Maaf." Ryu hanya menjawab singkat dan memundurkan mobilnya kembali kedepan rumah Abi.
"Makasih kak. Sorry udah ngerepotin lo dan sorry juga kalo gue... ehmm... ada salah." Ucap Abi seraya membuka pintu mobil Ryu.
"Bi..." Ryu mencegal tangan Abi yang hendak membukakan pintu mobil.
"Hhmm??"
"Thanks udah mau nemenin gue."
"Urwell kak. Gue turun ya. See ya." Kata Abi lalu benar-benar turun dari mobil Ryu.
Abi segera berjalan memasuki rumahnya. Tapi tunggu dulu, tadi dia langsung nyelonong masuk tanpa membuka kunci pintu terlebih dahulu. Jangan... jangan...
"Hayoo tadi diantar sama siapa??" Suara merdu yang dirindukan Abi satu minggu belakangan ini sukses membuat jantungnya hampir copot.
"Mama!?!? Ngagetin dehh.." Protes pada Fiska -mamanya Abi.
"Jadi kamu ga kangen sama mama??"
"Kangen lah ma." Kata Abi seraya berjalan kearah Fiska dan memeluknya. "Bukannya kata mama, mama balik masih 2 hari lagi ya? Kok udah balik??"
"Jadi kamu ga seneng kalo mama udah balik Jakarta??" Tanya Fiska sambil menaikan sebelah alisnya.
"Seneng tauu. Seneng banget.." Jawab Abi lalu mengeratkan pelukannya.
"Jadi??" Tanya Fiska to the point yang dihadiahi Abi dengan tatapan bertanya-tanya.
"Jadi???" Abi kembali mengulang pertanyaan Fiska namun dengan aksen yang berbeda.
"Cowok tadi..."
"Cowok tad... Oohh itu. Yang tadi itu kak Ryu. Dia itu kakak kelas Abi disekolah." Jawab Abi seadanya.
"Ciye yang mainnya sama kakak kelas." Goda Fiska.
"Mama apaan sih." Jawab Abi lalu berjalan kearah dapur.
"Apanya yang apaan Abi?? Ja..dii,, kalian udah jadian berapa bulan? Kok mama ga dikasih tau??" Tanya Fiska sukses membuat Abi yang sedang minum tersedak.
'Uhuk..uhuk...uhuk...'
"Mama mulai ngarang. Siapa juga yang jadian??" Jawab Abi setelah batuknya mereda. Tetapi sejujurnya jantung Abi sudah lari marathon dari tadi. 'Oh shit!! Jantung gue mau copot kalo ditanya terus sama mama. Pipi gue!?!? Jangan blushing pliss'
"Masa sih?? Kamu ga ngaca?? Kamu blushing Abi... Suka ya??" Ledek Fiska.
"Udah deh. Abi ke kamar dulu ya ma." Abi akhirnya menyerah. Dia sadar sampai kapanpun dia berdebat dengan Fiska, di pasti tidak akan menang.
Begitulah sifat Fiska. Jahil. Untungnya sifat itu tidak menurun kepada anak semata wayangnya ini. Abi menurun sifat baik-baik dari sang mama dan mendiang papanya.
〰〰〰〰〰
Seperti biasa. Pagi dirumah Abi sangat hangat dan damai. Tidak ada teriakan dan kehebohan seorang ibu dengan anaknya. Maklum saja, Fiska adalah seorang guru SD jadi kedisiplinannya terhadap waktu tak perlu dipertanyakan. (Fyi: Fiska mengajar disalah satu sekolah dasar swasta yang masih satu yayasan dengan SMA Kharisma.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Vs Goodgirl
Teen FictionBagaimana jadinya bila Raditya Deva Pratama seorang badboy yang harus berurusan dengan Abigail Zefanya Hartono seorang goodgirl? Bertengkar?? Adu mulut?? Itu sudah pasti Tapi apa jadinya kalau mereka saling penasaran?? Saling menaruh perhatian?? Hin...