SATU

73 4 0
                                    


Sebenarnya kebahagian anak SMA itu sederhana banget, misalnya dengar kabar guru Matematika yang super killer nggak masuk karena ada kepentingan mendadak. Seperti yang sedang terjadi di kelas XI IPS 2, SMA Persada, kelas itu mendadak riuh karena kabar--gembira--itu.

"Untung aja pak Supri nggak masuk. Bisa abis gue kalo dia masuk, gue lupa ngerjain PR yang kemarin." Celetukan itu terdengar dari salah satu cewek yang bernama Firda. Yang emang udah berdoa dari awal agar guru yang satu itu tidak masuk.

"Kapan sih lo inget ngerjain PR? Nggak pernah, seinget gue." Firda terkikik pelan, saat Sunny--teman satu meja--menyindirnya.

Firda itu emang tipikal siswi SMA yang malas bila harus ngerjain PR di rumah. Lebih baik dia berangkat pagi-pagi lalu menyalin PR teman. Menyalin PR milik Sunny misalnya.

"Eh, nanti sekolah sebelah jadi sparring futsal disini?" Firda merubah topik pembicaraan. Lagian kalo terus-terusan ngomongin tentang matematika atau PR dan sejenisnya, bisa membuat kepala Firda makin pusing. Mending ngomongin tim futsal dari sekolah sebelah. Kabarnya sih pemainnya ganteng-ganteng.

Sunny hanya mengangguk.

"Arka ikut main?"

Sunny mengangguk lagi. Ia jadi teringat Arka yang berada di kelas XI IPS 5 yang mungkin sekarang sedang belajar. Cowok itu memang ikut ekskul futsal, cuma sekedar menyalurkan hobi. Bukan untuk jadi eksis seperti kebanyakan orang, walaupun secara nggak langsung dia jadi ikut eksis, apa lagi dengan muka Arka yang ganteng. Nanti, sepulang sekolah, Arka bakal ikut sparring futsal buat ngelawan tim dari sekolah sebelah.

"Emang lo cuma bisa ngangguk doang ya? Nggak bisa jawab gitu?" Tanya Firda sarkastis,  Mukanya cemberut karena diabaikan oleh Sunny.

"BAYUUUUUU!!!" Suara lengkingan itu terdengar dari Mira, korban keusilan Bayu hari ini. Lihat saja, parfum Mira sudah ada ditangan Bayu. Cowok itu nyengir kuda saat melihat muka garang Mira dan menyemprotkan parfum milik cewek itu keseluruh tubuhnya sampe ketek-keteknya juga.

"Gilaaa, suaranya Mira kenceng amat." Firda mengelus-ngelus telinganya yang menjadi korban.

Nah, ada lagi spesies teman sekelas yang bernama Bayu. Bayu ini jenis siswa yang paling badung di XI IPS 2. Nggak bisa sekali-kali duduk kalem gitu walau cuma sebentar. Yang menjadi korban keusilannya kebanyakan adalah anak cewek. Cupu banget kan, beraninya sama anak cewek doang.

Pernah waktu itu, Bayu ngejailin Dina. Ia meletakan bekas permen karet di kursinya Dina. Alhasil, rok bagian belakang Dina penuh dengan sisa permen karet yang lengket. Dina sampe nangis gara-gara malu diledekin, apalagi bekasnya nggak bisa hilang sampai bel pulang sekolah.

"Siniin nggak parfum gue! Itu baru beli tau." Mira menatap tajam Bayu.

"Kalo gue nggak mau gimana?"

"Lo itu kurang kerjaan banget ya?"

"Lagian ke sekolah bawa-bawa parfum."

"Issh, suka-suka gue lah."

"Kalo mau? ambil aja sendiri." Bayu menantang, kini cowok itu sudah naik ke atas meja sambil mengangkat tingi-tinggi parfum milik Mira dan menyemprotkan secara asal.

Seisi kelas hampir saja bengek gara-gara baunya amat sangat menyengat. Mata Mira sudah merah hampir menangis melihat nasib parfumnya. Masalahnya Mira belinya pake duit tabungannya sendiri, dan harganya lumayan mahal. Mira saja kalo pakai sebisanya semprot seirit mungkin. Karena emang parfumnya sekali semprot aja udah wangi banget. Dan sekarang Bayu dengan biadabnya main semprot-semprot aja, berasa lagi nyemprotin baygon.

"Bay, Bay! Balikin aja. Kasian anak orang udah mau nangis" Rega sang ketua kelas mencoba menengahi.

"Woy Bayu! Lo tuh emang banci banget ya beraninya sama cewek." Firda juga mulai kesal melihat tingkah Bayu ikut angkat suara.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang