DUABELAS

28 2 0
                                    

Orang bilang kita tidak akan pernah tau apa yang kita miliki, sampai kita kehilangan.

====

Sunny masih marah.

Sudah tiga hari cewe itu menghindari Arka. Tidak seperti biasanya, Sunny akan datang dan seolah olah tidak terjadi apa apa. Tapi ini tidak. Arka jadi risau sendiri dibuatnya.

Sebenarnya Arka sudah mencoba mengajak Sunny bicara, tapi cewek itu berubah jadi orang super sibuk dan sulit ditemui. Arka tau Sunny masih marah. Sunny menghindarinya. Bahkan Sunny rela berangkat sekolah pagi pagi sekali, supaya tidak bertemu dengannya.

Disekolah pun sama, Sunny tidak terlihat. Biasanya cewek itu rutin mengiriminya pesan untuk bertemu, namun saat ini di kantin pun tidak terlihat batang hidungnya.

Hari ini Arka bertekad menemui Sunny. Ia harus bicara, dan minta maaf. Arka tidak bisa terus diam diaman seperti ini hanya karena alasan yang kurang jelas menurutnya. Apalagi turnamennya tiga hari lagi. Dan itu berarti, ia harus pergi ke Surabaya selama tiga hari. Dan selama Arka pergi, ia mau Sunny tidak ngambek lagi dengannya.

Karena disekolah cewek itu sulit ditemui, Arka berniat menemui Sunny ditempat kerjanya. Dan sekarang ini Arka sedang berdiri menunggui Sunny didepan pintu kafe. Mendadak dadanya terasa panas, ia bisa lihat dari pintu kaca kafe ini, didalam sana Sunny sedang asyik mengobrol dengan Darel. Bahkan sesekali mereka tertawa. Sunny terlihat sangat bahagia.

Arka ingin marah, tapi cowok itu sadar atas dasar apa ia marah? Yang ada Sunny akan makin mendiaminya dan tidak ingin mengenalnya lagi. Cewek itu sudah bilang jelas sekali malam itu, bahwa Arka tidak ada hak apapun didalam hidup Sunny. Dan Arka membenarkan itu.

Arka melirik arloji yang melingkar ditangannya, sebentar lagi shift Sunny habis.

Benar saja. Tidak lama Sunny keluar diiringi Darel dibelakangnya. Arka melempar senyum ke arah Sunny, dan ia yakin betul bahwa senyumnya barusan itu sangat kikuk.

"Kita butuh bicara," kata Arka langsung tanpa basa basi.

Sunny meliriknya, dan menghela napas. Kini cewek itu berbalik menghadap Darel, "Lo balik duluan aja ya," ucap Sunny. Darel mengangguk dan menatap sinis Arka sebelum berlalu.

"Lo masih marah sama gue?" Arka menatap lurus kearah wajah Sunny. Tapi cewe itu bungkam, ia malah menunduk dan menatapi sepatunya. Bahkan sekarang ia tak mau menatap Arka.

"Iya tau, gue salah. Gue minta maaf, oke. Lo jangan diemin gue kaya gini" timpal Arka.

Cewe itu hanya berdeham dan mengalihkan perhatiannya. Arka berdecak kesal merasa diabaikan,

"Gue minta maaf. Gue nggak bakal larang larang lo lagi. Lo bebas mau lakuin hal apapun yang lo suka, gue nggak bakal ngelarang."

Sunny melotot dan sontak menatap Arka, "bukan gitu maksud gue, Ar." Akhirnya Sunny buka suara.

Sebenarnya Sunny sudah memaafkan Arka, ia tidak marah sama sekali sejak malam itu. Cuma ia hanya malu saja. Pasalnya ini pertengkaran pertama mereka dikarenakan cowo yang notabennya 'dekat' dengan Sunny. Membayangkannya saja membuat pipi cewe itu memanas.

Jujur saja, Sunny belum pernah pacaran. Bukan karena tidak ada yang mau dengannya, tapi dia rasa belum siap dan tidak berniat pacaran kalo belum lulus sekolah. Ada beberapa cowok yang tertarik dengan Sunny, walaupun tidak banyak. Hingga Darel datang, dan Sunny rasa ia bisa mempertimbangkan cowok itu.

Tapi mendengar Arka berkata demikian, membuat Sunny merasa kalo sahabatnya itu ingin berhenti peduli dengannya. Dan Sunny tidak suka itu.

"Nggak gitu maksud gue," ucap Sunny lagi. Kini ia balik menatap Arka. "Gue juga minta maaf. Nggak seharusnya gue marah nggak jelas sama lo," lanjutnya.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang