LIMABELAS

26 3 0
                                    

Bab ini kilas balik masa lalu Arka dan Darel. Awal dari keduanya saling membenci. Happy reading^^

======

Tidak ada satupun yang bisa diubah dari masa lalu. Seburuk apapun itu akan tetap menjadi bagian dari hidup kita. Yang bisa dilakukan adalah ikhlas dan menerima. Berharap masa depan akan jauh lebih baik”—intan a.k.a alien from pluto.

======

"Ar, gue naksir cewek di kelas lo." bocah laki-laki itu menghampiri temannya yang sedang menegak air putih di pinggir lapangan. Keduanya masih bermandikan keringat karena sehabis latihan futsal.

Arka mengernyit, "Siapa?"

Alih-alih langsung menjawab, bocah laki-laki itu meraih botol minum milik Arka dan menegaknya hingga tandas.

"Gue nggak tau namanya. Cuma gue dengar, dia anak 8A. Sekelas sama lo." ujarnya.

Arka berdeham, berpikir, siapa kira-kira teman sekelasnya yang berkemungkinan ditaksir oleh sohibnya ini.

"Pokoknya lo harus bantuin gue. Bantuin gue buat pedekate. Seenggaknya lo pintain id line nya." Kini bocah laki-laki itu menatap Arka dengan serius. Arka bingung sendiri harus menanggapi apa, pasalnya Arka pun tidak tau cewek yang dia maksud.

"Gue aja nggak tau lo naksir siapa, gimana caranya mau bantuin. Lo pikir dikelas gue ceweknya cuma ada satu." kata Arka tak habis pikir.

Kemudian lawan bicaranya diam sejenak, "Ah! Yang kemarin ranking satu pararel. Itu dia."

"Ranking pararel?"

Temannya mengangguk.

"Oh! Si Nadia." Arka berseru.

"Namanya Nadia? Anaknya lucu ya, apa lagi pas senyum. Manis. Lo harus bantuin gue, Ar. Bantuin gue supaya jadian sama dia" Arka bisa melihat sesuatu dari sorot mata temannya saat berbicara. Astaga, temannya ini sedang dilanda cinta monyet. Yang benar saja!

Arka memdorong bahu temannya itu, "geli gue denger lo ngomong kayak gitu," Arka bergidik. "Tenang aja. Nanti pasti gue bantuin." lanjutnya.

"Darel! Arka! Ayo lanjut latihan lagi" teriak salah satu temannya dari tengah lapangan.

Serentak keduanya beranjak, dan berlari menuju lapangan.

***

Saat jam istirahat. Di koridor, dengan semangat Darel menyergap pundak Arka dari belakang. Cowok itu heran melihat tampang temannya itu seperti habis menang undian satu milyar.

"Kenapa lo? Girang amat itu muka." tanya Arka.

"Nanti malam gue bakal nonton bareng Nadia." kata Darel girang.

Arka takjub, "gerak cepat juga ya, lo."

Darel tersenyum bangga. "Berkat bantuan lo juga, proses pedekatean ini berjalan dengan lancar."

Arka tertawa, "Bilang makasih dong."

Kemudian Darel berhenti berjalan, dengan formal ia menundukan kepalanya dihadapan Arka. "Terimakasih kepada paduka raja cinta." kata Darel sopan.

"Anjir, jijik!" Arka menoyor kepala Darel begitu saja. Darel terbahak.

"Asli, Ar. Lo emang sohib terbaik gue deh nggak ada duanya."

"Kayanya ada yang bakalan traktir gue mie ayam selama satu minggu nih?" Intonasi suara Arka sengaja dibuat lebih tinggi.

Darel melengos berjalan mendahului Arka, ia abaikan cowok itu sambil berkata, “Apaan? Nggak denger gue.”

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang