DELAPAN

48 3 0
                                    

Bila mencintai tidak harus memiliki, setidaknya biarkan aku menjadi alasan kamu tertawa.


====

Hari ini Sunny tidak masuk part-time, karena mbak Saras udah janji mau gantiin shift Sunny, menebus waktu pas dia tidak masuk.

Jadi, disinilah Sunny. Di kedai eskrim, sambil menikmati eskrim rasa strawberry bareng Arka.

"Lo sama Rara, sama aja ya" celetuk Arka tiba-tiba. Sunny menautkan alisnya, "sama gimana?"

"Sama-sama suka malakin gue, ngajakin kesini." jawab Arka. Sunny tertawa, "itu sih resiko lo" Sunny memeletkan lidahnya meledek.

"Kemaren, Rara ngajakin gue kesini nggak tanggung-tanggung langsung minta lima porsi. Rugi gue," Arka curhat tanpa diminta.

"Namanya juga lagi galau, emang suka gitu," jawab Sunny.

"Lo tau?" Arka heran, padahal Arka belum cerita bagian melownya si Rara.

"Kemaren, dia curhat ke gue" kata Sunny. Oke Arka lupa, bahwa Rara dan Sunny seakrab itu. Bahkan kadang Arka ngerasa, kalo Sunny yang kakaknya Rara. Soalnya, Rara kalo udah sama Sunny suka lupa diri.

Arka hanya mengaggukan kepalanya, paham. Matanya mengedar ke sekeliling kedai, ternyata banyak juga murid SMA Persada yang nongkrong disini, terbukti dari seragamnya yang sama seperti yang dia pakai. Akibat dipulangkan cepat, anak-anak Persada seperti ada dimana-mana. Nggak heran sih, kedai ini emang enak banget buat tempat nongkrong. Selain eskrimnya yang enak banget, tempatnya juga bagus, kalo kata orang-orang sih instagramable banget.

"Ar, liat tuh" ucap Sunny, matanya mengrahkan ke pintu masuk. Dan disana ada Finka dan temannya yang baru saja masuk. Finka sempat melirik Arka sekilas, tapi dia lebih memilih seolah tidak melihat .

"Kenapa?" tanya Arka cuek.

"Ya itu Finka, lo nggak mau--"

"Gue nggak mau ngomongin itu." Arka memotong kalimat Sunny.

Sunny bungkam, dan memasukan sesendok eskrim ke mulutnya, "ya kan gue cuma pengen kalian balikan" katanya pelan.

Arka bisa dengar itu. Kenapa Sunny tidak mengerti juga, bahwa Arka tidak mau pacaran karena takut waktunya terbagi. Arka ingin selalu dengan Sunny, tapi Sunny tak pernah mengerti.

Arka beranjak, "udah yuk"

Sunny mendongak, "mau kemana?" tanya Sunny. Tapi Arka tak menjawab, "udah ikut aja" katanya.

Arka dan Sunny, keluar dari kedai, dan masuk ke mobil Arka.

"Pake seatbelt yang bener," Arka mengingatkan, seperti Sunny masih bocah umur lima tahun.

Sunny mengerucutkan bibirnya, "iya, iya." jawabnya.

Lalu, Arka menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kita mau kemana sih?" Sunny penasaran.

"Liat aja nanti," jawab Arka sok misterius. Menyebalkan. Sunny semakin mengerucutkan bibirnya, "sok misterius banget sih lo" kata Sunny menyuarakan isi pikirannya. Arka hanya tersenyum.

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang