EMPAT

42 3 0
                                    


"Woy Bayu, gue belum selesai bego." suara Firda melengking. Ini masih pagi, tapi suasana kelas XI IPS 2 sudah rusuh melebihi pasar. Semua pada sibuk mencontek sana-sini.

Wajar saja, hari ini ada PR Ekonomi yang luar biasa banyaknya, Bu Erni, guru ekonomi mereka memang tak tanggung-tanggung bila memberi tugas, membuat siapa aja ngusap dada. Bila sampai ada yang tidak mengerjakan PR, tidak segan akan dijemur dilapangan. Dulu, Bayu pernah sekali tidak mengerjakan tugasnya dan dia dijemur seharian penuh. Sejak saat itu dia jadi kapok, Bayu akan berubah sok sangat patuh bila dihadapan Bu Erni.

"Lo nulisnya lelet sih, dari tadi garis-garis doang nggak selesai-selesai. Gue juga kan pengen liat," sahut Bayu. Firda mendelik kesal, berusaha merebut buku itu dari Bayu.

"Apaan sih lo, gue kan duluan". Firda narik buku itu, ngotot tidak mau memberikannya.

Sunny jadi pusing sendiri melihatnya. Masalahnya buku yang ditarik-tarik itu adalah bukunya.

"Eh, buku gue jangan ditarik-tarik gitu dong," Sunny mengingatkan.

Firda mendengus kesal, "Liat dong Sun, buku lo diserobot Bayu." Firda mengadu, tangannya masih ada dibuku itu.

"Gue juga pengen liat, Sun." kata Bayu tak kalah ngotot. Sunny menghela napas, teman-temannya ini memang kadang suka nggak tau diri, udah nyontek malah nambah bikin Sunny pusing.

"Lo bawa hape nggak?" Sunny bertanya kepada Bayu. Cowok itu mengangguk. "Mana?" kata Sunny. Bayu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

Sunny mengambil bukunya dan meletakannya dimeja, lalu dia memotret isi bukunya menggunakan hape Bayu dan menyerahkannya.

"Gitu aja ribet" ucap Sunny.

Bayu nyengir ngeselin "Iya ya, kok gue nggak kepikiran." katanya.

"Lo aja yang bego" sahut Firda, lalu melanjutkan kegiatan mengerjakan, ralat, mencontek PR milik Sunny.

Belum lama Firda melanjutkan kegiatannya, terdengar suara melengking lainnya;

"BAYUUUU! Penggaris, pensil, penghapus gue kenapa lo patahin?" itu suara berasal dari Mira.

"Biar gue nggak bolak balik minjem, lo juga kan mau pake. Jadi kalo dipatahin kan jadi adil, lo bisa pake, gue juga bisa." jawab bayu tanpa dosa.

Mira mendengus kesal, rasanya pengen ngegetok pala Bayu yang jelek itu, "Sekolah nggak modal banget sih, udah minjem nggak tau diri lagi" gerutu Mira kesal.

***

Saat istirahat, suasana kantin sangatlah ramai. Beruntung saja Arka dan teman-temanya ke kantin lebih awal sehingga bisa kebagian tempat duduk yang strategis dipojokan. Jadi mereka tidak akan begitu merasakan sesaknya keramaian.

"Lo pada mau makan apa? Biar gue yang pesenin" Kata Tito, salah satu temannya bersuara.

"Gue bakso yang super pedas," sahut Ivan.

"Gue batagor aja deh" kini giliran Dika yang bersuara.

Fyi, Arka juga mempunyai sahabat selain Sunny. Arka sudah mengenal Ivan dan Tito sebelum masuk SMA, karena memang mereka adalah teman satu organisasi futsal saat SMP. Sedangkan Dika, mereka bertemu Dika karena satu kelompok saat MOS. Dan beruntungnya mereka bisa satu kelas. Mereka semua suka futsal, kecuali Dika. Dika lebih suka basket.

"Kalo lo, Ar?" tanya Tito

"Samain kaya lo aja" Jawab Arka, Tito hanya mengangguk dan berbalik.

"Eh Tit-" Ivan berseru, sementara Tito sudah melotot tidak suka. Masalahnya Tito paling gak suka kalo dipanggil 'Tit' dengernya tuh nggak enak banget. Apa kali Tit? Titit?

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang