DUAPULUHSATU

30 2 0
                                    

"Cinta tidak pernah salah atau terlambat. Kita hanya terlalu cepat merasakannya. Atau kita yang terlambat menyadari kalau itu benar cinta." --Unknown.

======

Classmeeting adalah bagian paling ditunggu-tunggu oleh semua siswa usai menjalani UAS. Rasanya, seminggu yang memusingkan terbayarkan oleh kegiatan classmeeting. Biasanya kegiatan itu, dimanfaatkan untuk ajang cari gebetan. Karena pada saat itu, semua jenis siswa SMA Persada bakalan keluar untuk menyaksikan kelasnya masing-masing. Semua lengkap, dari yang introvert sampai ekstrovert.

Berbeda dengan Sunny, cewek itu malah tidak ada semangat-semangatnya. Menyesal kenapa tadi ia harus berangkat sekolah, dan rela bangun pagi padahal di sekolah cuma gabut nggak jelas.

Kemarin-kemarin Sunny punya alasan buat datang ke sekolahnya, yaitu mendukung tim volly abal-abal kelasnya yang beranggotakan Bayu cs. Namun dengan tragisnya, tim kelasnya kalah begitu saja saat permulaan. Salahkan, Rega kenapa menunjuk Bayu ikut serta dalam tim. Jadi, Sunny udah nggak bisa teriak-teriak jadi supporter alay lagi.

Kalau tau begini, lebih baik Sunny membantu Ibu dirumah membuat pesanan cake yang membludak.

"SUNNY! AYOOO BURUAN KELUAR!" Suara nyaring Firda terdengar. Gadis itu masuk kelas dengan heboh. Di dalam kelas cuma ada Sunny sendiri. Menempelkan kepalanya di meja dengan lesu.

"Iiih, kok malah diem aja sih. Ini final futsal anak IPS lawan IPA loh." Ujar Firda geregetan karena melihat Sunny yang malas-malasan. Biasanya kan Sunny juga heboh.

"Mager ah, gue." jawab Sunny lesu. Kepalanya masih menempel di meja.

Tidak menyerah, Firda menarik lengan Sunny hingga gadis itu duduk tegap. "Kenapa sih?! Lo kan biasanya paling heboh kalo Arka yang main. Ini kelas Arka loh yang masuk final. Arka, Sun! Arka."

Namun reaksi Sunny tidak seperti biasanya. Cewek itu biasa saja. Ia malah mendesah lesu. Apa selama ini Firda tidak lihat kalau hubungannnya dengan Arka sedang tidak baik-baik saja. Masa Firda nggak nyadar sih. Payah!

Dan karena Firda yang ngotot pengen nonton, disinilah mereka. Di pinggir lapangan sambil teriak-teriak nggak jelas. Catat, yang berteriak disini hanya Firda. Sunny tidak.

Dulu, mungkin Sunny adalah orang yang paling heboh kalau Arka main futsal. Sekarang? Jangankan mau teriak memanggilkan nama cowok itu. Arka mau ngobrolnya dengannya lagi saja sudah syukur. Arka benar-benar berubah. Nggak ingat apa, dulu Sunny yang selalu nemenin dia disaat suka ataupunp duka. Walaupun Sunny kemarin nggak selalu ada, tapi kan tetap aja. Masa marahnya sampai berbulan-bulan. Mentang-mentang udah punya pacar lagi.

Sunny menatap botol air dingin ditangannya dengan pandangan yang sulit diartikan. Dulu, Sunny akan berlari ke lapangan dan memberikan Arka minum. Sekarang? Mana bisa. Lihat saja cowok itu malah menghampiri Finka. Menyebalkan. Ia jadi tidak suka Finka sekarang. Walaupun cewek itu baik tetap saja ia tidak suka sekarang. Finka seolah-olah berada dimana-mana. Padahal kan Arka juga sahabatnya.

"Sun, si Arka nempel mulu ya sama Finka sekarang?" Firda bergumam, menatap pemandangan di sebrang lapangan.

Sunny hanya berdeham.

"Bucin ya doi sekarang," Firda tertawa kecil "sama kaya lo." lanjutnya.

Sunny mengerutkan kening, "Kok gue sih?"

"Lo pikir gue nggak tau, kalau lo setiap hari ketemu cowok lo yang cakep dan tajir melintir itu." cowok yang dimaksud Firda tidak lain pasti adalah Darel. Sunny mendengkus, "Gue kerja part time, ya. Catet! Kalau aja lo lupa."

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang