Ashira POV.
Aku langsung menelan napas dalam- dalam.
"Eh, bapak ada apa pak ?" Tanya David dengan sok polosnya."Ngapain kalian disini ? Bukan nya masuk kelas !" Ucap Pa Rico dengan tegas.
Reynand langsung menjawab, "Ini pa, lagi nyabutin rumput." kata Reynand mencari- cari alasan, lalu ia langsung mencambut rumput. "Eh iya Pak, kita nyabut rumput biar sekolahannya bersih, baik kan kita Pak." Elakku, seperti tak berdosa." Oh kalian nyabut rumput ya, sekalian aja dimakan rumputnya ! Jangan banyak alesan, bapak ga percaya sama kalian, apalagi sama kamu Ashira yang udah sering banget lewat sini, pokoknya sekarang juga kalian pergi ke lapangan. BERDIRI DI DEPAN TIANG BERDERA SAMBIL HORMAT, SAMPE ISTIRAHAT!" tegas Pa Rico sembari menunjuk ke arah lapangan.
Kami pun langsung mengambil tas dan berlari menuju lapangan. Akhirnya kita menjalankan hukuman yang diberikan Pa Rico walau dengan terpaksa.
Setelah sekitar hampir setengah jam berdiri di lapangan, aku akhirnya menyerah, "udah ah, gue cape. Gue mau pulang aja." kataku sembari mengelap keringat yang mulai jatuh. "Tapi Ra.." Ucap Reynand sedikit mengeluh.
"Udahlah Rey, Dav lu mau dijemur terus- terusan disini sampe kaya ikan asin, ga kan ? Mending kita cabut aja, lewat yang tadi. Gue yakin sekarang berhasil." Kataku, aku berusaha untuk meyakinkan mereka. Mungkin karena mereka sudah lelah akhirnya mereka luluh dengan ucapan ku.
"Oke, hitungan ke tiga, langsung lari ya." Kita bersiap untuk lari dan aku pun mulai berhitung "1...2...3 Lariii!!! " Aku dan mereka langsung lari sekuat tenaga.
"Terus sekarang kita kemana ?" Tanya David.
"Oh iya kita ke taman aja sekarang, gua mau nyiapin sesuatu buat Tania." ajak Reynand.Aku terkejut dengan ajakan Reynand, karena aku baru ingat jika hari ini ia akan mengungkapkan semuanya. Aku terdiam, aku tidak bisa membayangkan hal itu.
Aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku siap untuk semua hal ini ?
Mungkin aku memang harus siap. Aku harus menguatkan hati dan jiwaku untuk hari ini, karena aku juga ingin melihat Reynand bahagia.
"Ra.. Ra.. Ra ?" ucap Reynand sembari menggoncangkan pundak ku, aku pun terbangun dari lamunanku dan terkejut.
"Eh.. Iya Rey ada apa ?" Tanyaku dengan terbata- bata."Lu kenapa Ra, Ko diem aja ? " Tanya nya, aku langsung menatap David yang sedari tadi memandangiku, ia pun memejamkan matanya sebentar, sembari mengangguk dan terlihat sebuah senyuman tipis dari wajahnya.
Aku mengerti apa maksudnya, aku juga tahu jika sedari tadi dia memperhatikan aku saat aku melamun. "Yaudah, kita berangkat sekarang aja. " ucapku dengan nada datar, di perjalanan entah mengapa aku seperti tidak bersemangat hari ini.
Aku selalu terbayang dimana saat aku bersama Reynand. Aku memang jatuh cinta kepadanya, tapi apakah dia akan jatuh cinta padaku ? Aku langsung menghapus bayang- bayang itu.
Reynand memilih tempat di taman yang hanya terdapat rumput yang membentang. Reynand mengeluarkan sesuatu dari tasnya, ia mengeluarkan sebuah kotak yang didalamnya terdapat beberapa buah cupcake.
Aku pun bingung mengapa dia hanya memberi cupcake saja, apa tidak ada yang istimewa untuk Adella. "Rey lu cuma ngasih ini aja ? Ga ada yang lebih gitu. " tanyaku, "Ya ada lah Ra, hmmm... Nanti aja lu liat sendiri. " jawabnya.
"Oh iya nanti lu yang kasih bunga ke dia ya ! " pinta Reyand, aku memberi tanda setuju dengan mengangguk, setelah mempersiapkan semuanya Reynand melirik jam tangan yang menunjukkan pukul sebelas kurang, Reynand langsung menaiki sepedanya dan bergegas pergi menjemput Tania di sekolah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dawn & Dusk.
Fiksi RemajaPs: Part diprivate secara acak. Harap follow terlebih dahulu.🙏 Blurb: Aku tidak akan menceritakan tentang proses terjadinya fajar dan senja, dan aku juga tidak akan menceritakan dongeng dengan tokoh yang bernama fajar dan senja. Aku hanya akan berc...