Chapter 22

6.5K 402 20
                                    

Selalu saja terasa sakit saat mengingat tentangnya - Prilly Queen Latuconsina.

Semenjak keadaannya sudah benar-benar baik Prilly masih menetap di Singapura selama 6 bulan dikarenakan sang Ayah yang ada beberapa pekerjaan di negara itu.

Prilly juga sempat melanjutkan sekolahnya disana, Ayahnya yang sudah mengurus beberapa berkas sekolahnya hingga akhirnya Prilly bisa melanjutkan sekolah disalah satu highschool.

1 tahun sudah dilalui Prilly hidup di negeri orang, 1 tahun pula dia berusaha mengembalikan memori otaknya tapi hingga sekarang dia masih tetap bingung dengan kalung yang menghiasi lehernya. Sebenarnya ada apa dibalik kalung itu?

Di kamarnya Prilly ditemani Bundanya sedang menonton suatu program televisi. Manja dan sifat Prilly yang dulu sedikit demi sedikit sudah mulai kembali lagi.

Prilly yang merebahkan kepalanya dipangkuan Bunda Uly tiba-tiba mendongak menatap sang Bunda.

"Bun, dulu ada gak sih orang yang sayang banget sama aku selain Ayah sama Bunda?" tanya Prilly yang membuat Bunda langsung menatap wajah anaknya.

"Ada satu cowok yang sayang banget sama kamu," jelas Bunda sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Siapa Bun?" tanya Prilly antusias.

"Biarin otak kamu yang ingetin dan hati kamu yang nunjukin," ucap Bunda Uly tersenyum. Prilly makin penasaran dan bingung.

Hening sesaat! Tak ada obrolan apapun lagi. Hanya suara TV yang mendominasi ruangan dengan design sedikit girly ini.

"Ali," gumam Prilly yang entah sadar atau tidak saat mengucapkan nama Ali. Bunda Uly langsung menoleh dengan ekspresi kaget dan bingung pada anaknya.

"Kamu inget?"

"Shhh...." Belum sempat Prilly menjawab tapi kepalanya terasa sakit hingga membuatnya meringgis.

"Kamu tenang dulu Prill, rileks, jangan dipaksain," kata Bunda sedikit panik. Prilly menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali seolah mengusir rasa sakitnya.

Selang beberapa menit Prilly sudah tidak ada pergerakan lagi setelah meminum obat yang tadi diberikan Bundanya. Tertidur setelah rasa sakit yang mendera.

Bunda Uly menyelimuti anaknya lalu melangkah meninggalkan ruang kamar itu.

--SWM--

Hari ini Prilly terlihat senang karena sudah bisa kembali ke negara asalnya. Indonesia. Ayahnya sudah menyelesaikan pekerjaannya bahkan ia juga sudah mengurus kuliah Prilly di Jakarta.

Tepat malam hari mereka menginjakan kaki di sebuah rumah yang sudah lama ditinggalkan. Rumah itu tetap terlihat indah dan bersih karena beberapa asisten rumah tangga masih mengurusnya.

"Kamar aku dimana?" tanya Prilly. Dia tak mengingat seluk-beluk rumah ini hingga letak kamarnya pun tak tahu.

"Bunda anter, Prill!" Bunda berjalan mendahului Prilly yang diikuti anaknya dari belakang.

Saat Bunda Uly membuka pintu kamar, Prilly memandangi seisi kamarnya dengan tatapan sedikit bingung. Kamar yang dihiasi dengan beberapa pernak-pernik doraemon. Apa dia dulu menyukai tokoh kartun berbentuk kucing itu?

"Ini kamar kamu, semoga disini kamu bisa dapetin ingatanmu lagi." Bunda Uly meninggalkan Prilly saat selesai mengatakan itu.

Prilly menutup pintu kamarnya lalu memperhatikan sekeliling kamar itu sambil melihat barang-barang yang ada disana. Berpikir bahwa ada sesuatu yang bisa ditemukan diruangan ini.

Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang