Chapter 27

8.5K 421 7
                                    

Siang ini Prilly sudah santai di rumahnya, sedangkan Ali ada jam pelajaran yang mengharuskannya masuk siang hari ini.

Sepi.

Satu kata itu yang dirasakan Prilly sekarang, dia di rumah sendiri karena Ayah dan Bundanya sedang keluar untuk mengecek salah satu bisnisnya di kota Bandung. Beberapa bulan yang lalu asisten rumah tangganya pun mengundurkan diri dan sampai sekarang masih belum ada yang menggantikannya.

Prilly teringat janjinya kemarin pada Ali. Dia berjanji akan memberikan jawaban itu hari ini, jika mengingat itu Prilly merasa jantungnya berdebar lebih cepat, semoga keputusan yang diambilnya benar!

Prilly mengambil ponselnya dan mulai mengetikkan sesuatu untuk dikirimkannya kepada Ali.

"Bosen banget. Ali gak dateng-dateng lagi," keluh Prilly yang baru keluar dari kamar mandi.

Gadis itu sudah menunggu Ali hingga sekarang jam sudah menunjukkan pukul lima sore, bahkan dia sudah terlihat segar kembali setelah membersihkan dirinya.

Cowok itu bilang kelasnya mulai jam sebelas tapi kenapa sampai jam lima sore dia belum ada di hadapan Prilly, pelajaran apa yang diberikan dosen kepada cowok itu hingga jam segini. Prilly memilih menonton salah satu DVD film terbarunya di ruang tengah sambil menunggu Ali datang.

"Ambil minum dulu deh." Saat ingin berjalan menuju dapur terdengar suara bel rumah ditekan. Prilly membelokkan langkahnya yang semula akan ke dapur menjadi ke arah pintu utama rumah.

"Hai," sapa seseorang saat pintu baru saja dibuka.

"Lama banget sih, prince." Lelaki itu hanya menebar senyum manisnya dan merangkul Prilly masuk ke dalam rumah.

"Iya maaf sayang. Tadi ban aku bocor," jelasnya.

"Ya udah tunggu sini bentar, aku ambil minum dulu." Ali duduk di sofa ruang tengah sedangkan Prilly menuju dapur.

Tak lama Prilly kembali dengan membawa dua minuman berkaleng. Dia kembali menonton film yang tadi sempat di pausenya. Ali membuka salah satu kaleng minuman itu dan langsung meneguknya.

"Prill?"

"Hmm."

"Aku mau ngomong," ucap Ali dengan nada yang lembut.

"Iya bentar ini lagi seru, liat deh." Prilly hanya menoleh sekilas ke arah Ali. Cowok itu memaklumi sikap Prilly.

Sebenarnya Prilly tak bermaksud mencuekkan Ali atau gimana, tapi dia cuma merasa kurang siap kalau Ali menanyakan jawabannya atas pernyataan cowok itu kemarin.

Mereka berdua masih saling berdiam diri seolah sama-sama fokus sama apa yang sedang ditonton tapi padahal pikiran mereka melayang kemana-mana.

"Bentar ya aku ke kamar dulu." Ali hanya menganggukan kepalanya sebagai respon.

Beberapa menit kemudian Prilly kembali dengan membawa sesuatu yang Ali sangat kenali. Kotak kecil berisi cincin yang kemarin ia berikan.

Prilly kembali duduk di samping Ali.

"Emm... sesuai janji, hari ini aku mau ngasih jawaban," kata Prilly sedikit grogi.

Ali langsung menatap Prilly lekat-lekat. Dengan sangat amat penasaran cowok itu menunggu kalimat yang keluad dari bibir gadisnya.

"Aku." Prilly menghembuskan napasnya perlahan sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku--" Ali masih setia menunggu kalimat yang keluar dari mulut Prilly. "Ah, maaf. Aku gak bisa nerima cincin ini."

"Ya udah gapapa kok, aku gak maksa kamu juga." Ali mencoba tersenyum meskipun di hatinya ada secercah rasa kecewa. Ali mendekap Prilly sambil menciumi pelipisnya.

"Aku gak bisa nerima cincin ini kalo bukan kamu yang masangin di jari aku, sayang!" Prilly berucap sangat pelan hingga terasa seperti bisikan lembut yang di dengar Ali.

Ali melepaskan pelukannya. "Apa, Yang?" tanya Ali seperti kurang yakin dengan apa yang di dengarnya.

"Aku gak bisa nerima cincin yang kamu kasih kalo bukan kamu sendiri yang masangin di jari aku," ulang Prilly sambil tersenyum sangat manis. Cewek itu memberikan kotak kecil yang dipegangnya ke Ali.

"Aku bakal masangin ini di jari manis kamu, tapi tunggu. Aku mau masanginnya di depan Ayah sama Bunda kamu," ucap Ali tulus yang membuat Prilly merasa beruntung memiliki kekasih sepertinya.

Tanpa disadari pipi Prilly memerah mendengar ucapan Ali itu.

"Beneran, nanti aku pasanginnya di depan Ayah sama Bunda kamu," ulang Ali sedikit menggoda karena melihat pipi Prilly yang memerah.

"Iya deh, iya," ucap Prilly sambil memalingkan wajahnya ke arah lain agar semburat merahnya tak makin ketara dilihat Ali.

"Madep sini dong, lantainya lebih ganteng apa ketimbang aku?" Prilly langsung menatap Ali kembali. "Eh, pipinya merah. Baru ngomong doang udah gitu nanti kalo aku ngelakuin beneran gimana?" Ali makin menjadi menggoda Prilly. "Siap kan jadi tunangan aku?"

"ALIII!" pekik Prilly tak tahan lagi merasakan pipinya yang memanas. Dia sangat yakin bahwa sekarang sedang blushing.

Cewek itu menabrakan tubuhnya pada tubuh Ali lalu menelusupkan wajahnya ke dada bidang Ali agar bisa menyembunyikan semburat merah di pipinya serta mencari kenyamanan yang selama ini ia rasakan. Ali membalas pelukan itu

"Biasa aja, sayang. Kamu mah dikit-dijit salting."

"Ya kamunya gitu sih," balas Prilly yang menempelkan pipinya di dada Ali.

"Gemes gue!"

Setelah berkata seperti itu Ali menyentuh dagu Prilly dan mendongakannya agar tatapan mereka berdua bertemu. Entah kenapa tiba-tiba Ali menempelkan bibirnya di bibir Prilly, hanya sesaat. Bisakah itu disebut ciuman?

"Ali," kata Prilly lirih. Belum yakin apa yang baru saja dilakukan kekasihnya.

"Maaf sayang, khilaf," ucapnya salah tingkah sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Harusnya aku ngomong dulu ya, gak asal nyosor. Maaf ya."

Blush!

Pipi Prilly memerah lagi mendengar kata-kata Ali. Apalagi jika mengingat bibir keduanya sudah bersentuhan, berarti first kiss-nya hilang sudah.

"Loh kok pipinya merah lagi sih?" Ali mengusap pipi Prilly yang memperlihatkan semburat merah itu.

"Udah jangan digodain terus."

"Emang aku apaan pake godain cewek segala, kamu aja kali yang merasa tergoda." Ali terkekeh kecil.

"Aliiii, kamu tuh ya!" Prilly menonjok bahu Ali dengan tangan mungilnya.

Mereka sama-sama tertawa menyadari kekonyolannya. Hingga pelukan hangat di antara keduanya menjadi penutup candaan-candaan yang mereka ciptakan.

Semua kebahagiaan juga butuh perjuangan. Percayalah, jika kebahagiaan akan datang saat kalian berjuang, apalagi berjuang untuk cinta.

--SWM--

Holaaa! Maafkan saya yang selalu slow update ataupun late update, sorry kalo misalnya balesin comment ada yang kurang enak :"v
Minal aidzin wal faidzin to all readers in this story!
Selamat hari raya idul fitri😁

Mianhae🙇🙇

Stay With Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang