Arsakha POV
Hari-hari semakin menyenangkan bagi gue, biarpun hujan badai bahkan tornado asal gue bisa selalu menjadi orang pertama yang ngeliat Adeera senyum itu bakal gak jadi masalah buat gue. Gue juga bisa merasakan Adeera memberi sinyal yang sama, tapi ntah kenapa ada aja hal yang selalu menjadi masalah. Gue gak bisa, dan gak akan bisa.
"Sak?" panggil Adeera dengan nada kesal karena daritadi gue gak kasih tanggepan apa-apa tentang ocehannya.
Gue mengalihkan pandangan gue ke Dee cepat. "Apa? Sori, tadi gak fokus."
"Ih! yaudah gak penting juga sih. Langsung ke bioskop aja yuk, bentar lagi udah mau mulai filmnya."
"Yuk." Gue menggandeng tangannya erat.
***
Sepulangnya dari bioskop, Adeera langsung minta anter pulang karena besok dia ada ulangan fisika. Sepanjang jalan dia gak berhenti ngoceh betapa kerennya film tadi, sedangkan gue hanya diam sambil beberapa kali menampilkan senyum mendengar ocehannya.
"Eh btw, lo ada mantan Sak?" tanya Dee yang tiba-tiba menanyai sesuatu yang out of topic.
Gue hanya diam beberapa saat yang membuat Dee semakin tidak sabaran mendengar jawaban dari gue. "Lagi ngitungin ya? Lama banget!" protes nya.
"Apa yang mau diitung, orang cuman satu."
"Apaan! Penipuan banget sih mas, ayo jujur berapa"
"Serius kok."
"Gue menolak untuk percaya."
"Terserah sih. Lagian kenapa tiba-tiba langsung pindah haluan ? tadi kayaknya heboh banget bahas film tadi?"
"Eumm... Gak apa-apa sih, penasaran aja. Soalnya lo gak bakal cerita kalo gak di tanya."
"Oh gitu..."
"Kapan putus?"
"Jangan dong, masih sayang."
"Haa? Apaan sih!" Dee langsung memukul pundak gue pelan, gue hanya tertawa dan berpura-pura kesakitan.
"Beberapa bulan pas masuk SMA."
"Kok bisa?"
"Gak apa-apa. Penasaran banget ya Mba ?"
"Salah sendiri kenapa jadi orang sok-sok misterius."
"Gak apa-apa dong, biar bisa ditanya tanyain sama lo."
"Dikira gue wartawan apa!"
Setelah gue mengantarkan Dee, gue langsung melajukan motor gue membelah jalanan Ibu kota menuju cafe dimana gue bakal ketemu dengan Bagas dan anak-anak yang lain. Sesampainya disana gue bisa langsung ngeliat Bagas beserta dua temen band gue – Eky dan Rio , sedang asik ngobrol.
"Agan-agan !" sapa gue yang langsung disambut heboh oleh mereka.
"Mau minum apa bos? Gue pesenin," tawar Bagas.
"Jus semangka aja deh, seger! Thanks ye, Gas."
Bagas mengacungkan jempolnya ke arah gue lalu beranjak pergi.
"So, Ada urusan apa kita gan?" tanya gue.
"Ini, Bagas punya ide buat channel Youtube , isinya kita lagi ngecover," jelas Eky.
"Dan gue rasa ini ide boleh juga, selain mempermudah nyari job juga bisa buat kita sering latian kan?" sambung Rio.
Gue mengangguk pelan, mencoba memikirkan ulang tawaran tersebut. "Jadi gimana nih, Bos?" tanya Bagas yang baru saja datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Adeera
Teen FictionArsakha Gibran Alfahrizzi, cowok yang jatuh cinta sama pacar sahabatnya sendiri. Gak ada yang tau kalau dia menyimpan rasa kepada Adeera sama seperti gak ada yang tau kalau dia suka menulis surat khususnya ke Adeera. Baginya, Adeera adalah duniany...