#19,2

55 4 1
                                    



Author POV

"Ma, Sakha pinjem mobil ya," ucap lelaki tersebut dengan kunci mobil yang sudah ada di genggamannya.

Suara Sakha membuat pandangan wanita yang dipanggil Mama olehnya menjadi fokus kepada dirinya yang sudah berdiri depan untuk mendengar kata 'iya' dari Mamanya. Wanita itu memandangi Sakha dari ujung rambut hingga ujung kaki, sesaat kemudian ia menampilkan senyum manisnya.

"Ganteng banget sih, mau kemana?" tanyanya.

"Temenin Adeera ke ulangtahun Fero," jawab Sakha

"Pantes, pergi sama Adeera ternyata. Yaudah sana, jangan malam-malam ya pulangnya,"

"Siap bos!" Sakha pun mencium tangan wanita tersebut sebelum meninggalkan ruangan.

"Hati-hati!"

***

Sakha dan Dee memang sudah janjian untuk pergi bersama ke pesta ulangtahun Fero. Dia bukanlah orang yang senang ke pesta-pesta seperti ini. Tapi berbeda sekali kali ini, Sakha menawarkan diri untuk menjadi pasangan Dee di pesta ulangtahun Fero mengingat susah sekali mengajak Sakha untuk pergi ke pesta ulangtahun sebelum-sebelumnya, Dee harus membujuk puluhan kali untuk mendengar kata 'iya' dari Sakha.

Sesampainya di rumah Dee, ia segera menekan bel rumahnya dan menunggu beberapa saat sebelum akhirnya pintu dibukakan menampilkan sosok Adeera yang terlihat begitu cantik dibalut mini dress hitam dan dengan make up yang tetap membuatnya terlihat natural. Sakha terdiam beberapa detik mengagumi sosok perempuan yang sekarang sedang tersenyum aneh. Berbeda dengan Sakha, dia malam ini menggunakan kemeja putih yang lengannya ia gulung setengah lengan dam rambut yang sedikit lebih rapi.

"Kenapa, Sakh? Jelek ya?" tanya Adeera waswas.

Sakha pun langsung kembali kedunia nyata karena ucapan Dee baruan. "Ah, enggak kok. Cantik."

"Bener?"

"Serius."

"Yaudah, yuk!"

Sakha menggenggam tangan Dee dan menuntunnya menuju mobil.

***

"Lo kenapa sih harus ngajakin gue? Enggak tau apa kalo gue mau UN beberapa hari lagi!" gerutu Arjuna sesaat ia turun dari motornya.

Bagas memang meminta untuk menemaninya bermain basket dengan ancaman akan didoakan tidak lulus jika Arjuna menolak. Kalau sudah begitu siapa yang akan menolak tawarannya?

Bagas tertawa puas. "Lama udah kagak main sama lo, Jun."

Juna tak menghiraukan Bagas, ia langsung mengambil bola basket yang tergeletak di didekatnya lalu menshoot ke arah ring. Tembakannya meleset, yang membuat Bagas makin tertawa senang sedangkan Juna mendengus kesal.

Setelah selesai memasang sepatu, ia segera bergabung dengan Juna yang masih sibuk menshoot dari titik three point. "Cemen kan lo sekarang, sombong sih kagak pernah main lagi."

"Halah, tinggal diasah dikit aja ini udah jago lagi," ucap Arjuna.

Bagas memberi sinyal untuk mempassing bola kearahnya dan langsung dilakukan oleh Juna. "Cuman berdua doang nih, Gas?"

"Gak, ntar ada Samudra sama Habib ikutan."

"Anak Jakarta Hoops?" tanya Juna

Bagas hanya mengangguk pelan sebelum ia melakukan shooting yang diakhiri dengan masuknya bola kedalam ring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Surat Untuk AdeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang