Hiks, setelah laama ngadet ide dan males update, akhirnya bisa update juga! >////< Btw, please vote and comment ya kalo emang suka cerita ini! XD Terus don't be a silent reader please!
***************************************************************************************
“Ngobrol apaan sama Elena, Hel?” tanya Kenny saat pulang sekolah. Yah, seperti biasa, hari ini Rachel kembali diantar pulang oleh Kenny. Masih dengan alasan yang sama tentunya. Karena Pak Aldo tidak bisa menjemput anak semata wayangnya itu dikarenakan pekerjaan.
“Gak penting kok.” Rachel menjawab singkat. Tentu saja, mana mungkin ia memberitahukan Kenny kalau tadi mereka berdua berbicara mengenai hubungan antara dirinya dan Kenny.
“Yakin? Tapi kok tadi dia serius gitu mukanya?” Mendengar pertanyaan Kenny, Rachel hanya memutar bola matanya dan menarik nafas panjang.
Suasana menjadi canggung. Kenny tahu kalau Rachel mulai memutar bola matanya artinya ia ingin segera mengalihkan pembicaraan atau tidak menyukai apa yang sedang dibicarakan. Mereka saling berdiam diri sambil berjalan menuju parkiran motor. Saat sampai di pakiran motor, sudah terlihat Elena yang berdiri tepat di pintu masuk parkiran tersebut.
“Loh, Na, kamu ngapain di sini?” Elena menoleh ke arah sumber suara.
“Aku ingin pulang tapi gak tau sama siapa, jadi, boleh kan aku ikut kamu?”
“Oh, boleh kok, Na. Tapi, apa motorku bisa tartik ya?” ujar Kenny sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal.
“Tartik?” tanya Elena dengan bingung. Oh iya, walaupun Elena pernah tinggal di Indonesia, pindah ke Amerika membuatnya tidak begitu hafal bahasa gaul anak Jakarta. So, dia gak ngerti artinya tartik.
“Naik motor bertiga itu disebutnya tartik, Na. Di Amrik gak ada sih, jadinya pasti kamu gak tau.” jelas Kenny perlahan pada Elena yang jelas saja membuat Rachel sebal, entah kenapa.
“Ya udah kalo mau pulang bareng Elena ya sama dia aja gak usah sama gue. Gue nebeng Wilma aja.” ujar Rachel tiba-tiba. Kenny yang mendengarnya kontan saja kaget.
“Loh kenapa tiba-tiba, Hel? Tadi kan lo mau pulang bareng gue..?”
“Gapapa, santai aja. Lagian gue baik kan, kasih kesempatan ke lo berdua buat pacaran. Silahkan, silahkan, sori udah ganggu.”
“Pacaran? Siapa yang pacaran???” Kenny masih tidak mengerti apa alasan Rachel tiba-tiba tidak ingin pulang bersamanya. Rachel yang sudah akan pergi dari tempat itu ditarik tangannya oleh Kenny.
“Aduh, gue kan udah bilang mau pulang bareng Wilma! Ngapain sih lo?!” Mendengar bentakan Rachel, sontak Kenny melepaskan tangan Rachel. Rachel kembali meneruskan berjalan menjauhi tempat tersebut.
Dasar! Nyebelin! Gue emang udah tau sih kalo mereka punya hubungan khusus, tapi kok gue malah marah-marah gini sih?! Ah ! Gak tau lah!, rutuk Rachel dalam hati sambil semakin mempercepat langkahnya. Saat ia sudah mulai menjauh, tiba-tiba terdengar suara Kenny meneriakkan namanya.
“RACHEL! TUNGGU!” Rachel menghentikan langkahnya. Saat dirasa Kenny ada di belakangnya ia segera menoleh untuk kembali mengomel.
“Apa lagi sih!? Gue kan udah bilang tadi— ” Belum diselesaikan kalimatnya, tiba-tiba Kenny sudah memotong terlebih dahulu.
“Bukan itu, ini, tadi kan lo nitip buku di bagasi motor gue jadi gue cuma mau balikin.” jelas Kenny sambil menunjukkan buku yang dimaksudkan.
“Iya. Makasih deh kalo gitu!” ucap Rachel dengan nada kesal dan bete. Dipikirnya Kenny akan berusaha menghentikannya, ternyata, hanya ingin mengembalikan barangnya. Dia kesal, benar-benar kesal, dan sangat amat kesal!
***
Rachel saat ini sedang menumpahkan kekesalannya pada langit. Kesal karena kelakuan Kenny yang terlihat tidak peduli padanya. Pilihannya kali ini jatuh pada taman kompleknya. Tempat yang paling tepat untuk melihat langit dengan leluasa dan sejuk sehingga membuat hatinya tenang. Entah apa yang ia rasakan tapi rasanya seluruh emosinya meledak.
“AHHH!!!” teriaknya sambil bermain salah satu ayunan di taman tersebut. Dan teriakannya membuat beberapa anak kecil sontak saja menangis karena kaget.
“Kasian anak kecilnya tuh, nangis denger teriakan lo.” ujar seseorang dari belakang tubuh Rachel. Mendengar suaranya saja Rachel langsung mengetahui siapa yang berbicara.
“Bawel aja.” Rachel membalas ucapan orang tersebut dengan sewot, karena memang orang itulah penyebab kekesalannya hari ini. Siapa lagi kalau bukan Kenny.
“Berhenti dulu dong, Hel, gue mau ngomong sama lo…” Rachel hanya mendiamkan Kenny sambil terus mengayunkan ayunannya.
“Marah ceritanya? Kalo lo gak berhenti juga, gue cipok nih.” tanya Kenny dengan nada menggoda. Rachel sempat terlihat kaget, namun karena gengsinya ia tetap tidak mengindahkan Kenny.
“Hm gitu…” Ayunan Rachel yang sedang asyik berayun dengan tinggi tiba-tiba saja diberhentikan oleh Kenny. Kontan saja Rachel langsung mengomel pada Kenny.
“Kenny! Apa-apaan sih!?”
Kenny tidak memerdulikan omelan Rachel. Ketika diberhentikannya ayunan Rachel, Kenny menaruh wajahnya tepat di hadapan wajah Rachel. Sejajar. Matanya memandang dalam mata Rachel, tanpa berkedip. Rachel yang melihatnya langsung merasa kaget, tapi ia tidak bisa bergerak. Seakan-akan tubuhnya kaku dalam tatapan Kenny. Wajah Kenny mendekat perlahan demi perlahan. Tubuh Rachel semakin kaku, wajahnya berubah menjadi merah. Tapi, ketika wajah Kenny sudah semakin dekat, Kenny segera tertawa terbahak-bahak.
“Wahahaha! Muka lo lucu banget, Hel!” ucap Kenny sambil memegangi perutnya yang kelihatannya sakit karena tawanya yang begitu keras. Rachel yang menyadari bahwa ia baru saja dikerjai langsung merengutkan wajahnya.
“Ini sama sekali gak lucu tau ga!?” omel Rachel lagi, kali ini dengan nada yang benar-benar kesal.
“Sori Hel, gue iseng aja. Tapi gitu dong, jangan marah-marah gara-gara masalah yang di sekolah melulu dong. Kalo gini kan topik marahnya ganti!”
“Gak lucu! Malahan, marah gue bertambah jadi 2 kali lipat!” ujar Rachel kesal sambil melipat kedua tangan di dadanya. Bagaimana ia tidak kesal, tadi wajahnya terasa panas. Dipikirnya Kenny akan melakukan sesuatu, tapi ternyata tidak sesuai dugaannya.
“Yah, Hel, sori dehh…” Rachel tetap tidak menggubris permintaan maaf Kenny. Ia pun memutuskan untuk pergi dari taman itu untuk menjauhi Kenny. Namun refleks Kenny cukup cepat ditariknya tangan Rachel untuk tetap diam di tempat.
“Kenny! Lo ngapain sih!?” omel Rachel kesal.
Karena begitu kesal akan tingkah laku Kenny yang benar-benar membuatnya risih, segera dihentakkannya cengkraman Kenny kuat-kuat. Tapi apa daya, tenaga Kenny jauh lebih kuat daripada Rachel, hentakkannya tidak berhasil melepaskan tangannya dari cengkraman Kenny. Kenny yang melihat usaha Rachel hanya tersenyum geli. Tanpa basa basi segera diseretnya Rachel pergi dari taman itu, tapi entah ke mana.
“Heh! Lo mau narik gue ke mana?!” ujar Rachel sambil terus berusaha menghentakkan tangannya sekuat tenaga.
“Ke rumah gue, gue traktir makan malem.”
“APA?!” Mendengar nada Rachel yang begitu kaget Kenny kembali tersenyum geli.
“Iya, sebagai tanda minta maaf gue, lo gue traktir makan malem. Tenang, lo gak bakal gue apa-apain kok. Ada nyokap di rumah, sekalian gue kenalin lo sama dia. Lo belom pernah ketemu nyokap gue kan?” jelas Kenny. Kata-kata Kenny membuat Rachel bungkam. Entah kenapa Rachel merasakan sesuatu yang tidak enak ketika ia akan dikenalkan pada mamanya Kenny. Perasaan aneh, ia merasa akan ada hal buruk yang terjadi.
*****************************************************************************************
Saya dedikasikan part ini buat nyonya daviabelinda karena ceritanya yg bikin ide wkwk dan thx buat promotenya XD
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Sky and You
Teen FictionDi bawah langit biru, Rachel jadian dengan cinta pertamanya... Di bawah langit biru pula ia harus kehilangan cinta pertamanya... "Aku terlalu takut untuk kehilangan dia, tapi aku juga terlalu takut untuk jatuh cinta padanya..."