Sixteen - Unforgottable Birthday

1K 38 3
                                    

Bentar lagi ceritanya abis u,u wkwk tapi jangan kecewa author satu ini udah siapin sequel hohoho okeh malah bocor, tapi jangan bosen vote and comment ya love all my readers all :*:*:*

Oh iya, bacanya sambil dengerin lagu yang ada di multimedia ya ;;) Cocok lohhh !! :D

*****************************************************************************************

Hari ini mendung. Membuat aku takut kalau saja tiba-tiba turun hujan. Padahal hari masih begitu pagi, dan aku sudah berdandan rapi. Mini skirt yang baru saja kubeli di mall kemarin begitu lucu dan manis. Kan sayang kalau misalnya rok ini rusak dan basah karena hujan. Soalnya aku sudah sengaja merengek pada mama untuk membelikan rok ini.

            Aku menunggu seseorang menjemput di rumahku. Seseorang yang begitu spesial. Hari ini juga merupakan hari spesial bagi orang itu. Jadi, aku tidak akan membiarkan hujan menghancurkan acara hari ini. Aku sudah membuat boneka teruteru (boneka penangkal hujan; tradisi jepang) yang kugantung di jendela kamarku. Mungkin mustahil. Tapi tentu bisa dicoba, bukan?

            Tiba-tiba, terasa rintikan hujan di tanganku. Pertama pelan dan sedikit, tetapi lama kelamaan makin deras. Aku segera berteduh masuk ke dalam rumah. Dari balik jendela, aku menatap ke arah jalan. Takut-takut apabila orang itu membatalkan acara hari ini, karena katanya ia akan menjemputku dengan sepeda motor.

            Tapi, kekhawatiranku ternyata tidak terbukti. Tidak lama setelah hujan turun, orang itu muncul di depan rumahku. Membuatku senang bukan main. Tanpa peduli hujan, aku segera berlari menghampirinya.

“Loh kok, lo malah gak pake jas hujan?” tanya orang itu. Aku hanya tersenyum malu.

“Lupa. Saking senengnya nungguin lo.” Ahhh!! Mukaku merah rasanya.

“Ya udah, pake aja jas hujan gue. Berdua aja.” ujar orang itu, yang sebenarnya adalah Kevin. Aku mengangguk kemudian mendekatkan diriku padanya. Aku berlindung di bawah jas hujannya. Sambil menunggu sampai, aku terus memeluk pinggang Kevin.

“Udah sampe nih, Hel. Mau sampe kapan melukin gue?” ujar Kevin sambil terkekeh. Aku jadi merasa malu. Aku segera melepaskan pelukanku dan turun dari motor. Ternyata hujan sudah hampir berhenti.

“Ini di mana?” tanyaku penasaran.

“El Cielo Llora. Bagus kan nama cafenya?” jelas Kevin. Aku hanya mengangguk kemudian memperhatikan luar café tersebut. Desainnya bagus sekali. Sengaja didesain romantis dan sepertinya untuk pasangan.

“Nama cafénya keren. Artinya apa tuh?” tanyaku lagi.

“Langit yang menangis.” Kemudian aku tidak lagi bertanya-tanya karena kami sudah sampai di meja kami. Meja kami ada di tempat yang begitu strategis. Kevin pintar memilih posisi. Meja kami persis bersebelahan dengan sebuah kaca besar. Kaca 2 arah.

“Mau pesan apa ya?” tanya seorang pelayan wanita. Kelihatannya masih begitu muda.

“Lo apa, Hel?” tanya Kevin padaku. Aku membaca buku menu dengan teliti. Tapi tidak satupun yang membuatku nafsu.

“Apa aja deh, Vin.” jawabku asal.

“Ya udah, Mbak, spaghetti saus bolognese 2, kopi 1, sama strawberry milkshake 1.” Kevin memang paling tau kesukaanku. Strawberry milkshake, hmm :9

“Baik, Mas. Mohon ditunggu ya.” Kemudian si pelayan pergi.

“Suka?” tanya Kevin saat melihatku terus memandang seluruh isi café dengan gembira. Aku mengangguk dengan semangat.

Blue Sky and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang