Fiftheen - Why am I so naive?

1.1K 41 0
                                    

Yey! Update lagi! wkwk Walau lagi gak mood, saya tetep berusaha menyelesaikan cerita ini hoho :D Tapi gak penting lah ya, pokoknya keep reading, vote, and comment ya ;;) Love all my readers! ><

***********************************************************************************************

Sudah 2 hari Kenny tidak melihat Elena sama sekali di sekolah. Bahkan Rachel saja tidak melihat Elena lagi sejak Elena masuk kelas terakhir kali. Saat itu, Elena juga berbicara dengan Pak Roni sebentar di luar kelas, kemudian tidak kembali lagi ke kelas. Ketika dihubungi, handphone-nya selalu ada di luar jangkauan. SMS pun tidak ada yang dibalas. Semua itu membuat Kenny khawatir. Padahal ada hal yang ingin ia bicarakan dengan Elena.

“Kenny kamu ngapain di depan rumah aku?” tanya Rachel ketika ia ingin membuang sampah ke luar. Rupanya sedari tadi Kenny mondar-mandir di depan rumah Rachel. Entah sejak kapan pasangan se-joli itu mulai beraku-kamu.

“Nyari Elena, Hel.” jawab Kenny sambil terus menerus mengecek layar handphone-nya.

“Ehem, jadi gini loh, Ken…” Kenny menoleh mendengar Rachel mendeham.

“Kata mama aku, Elena udah keluar dari rumah aku sejak 2 hari lalu. Pas Elena terakhir dateng ke sekolah, terus dia kayak ngomong sesuatu gitu sama Pak Roni yang waktu itu lagi pelajarannya…” lanjut Rachel. Kenny tersentak.

“Elena pindah!?? Kok kamu gak bilang aku???”

“Aku juga gak tau kalo dia bakal pindah, Ken..” jelas Rachel. Wajah Kenny terlihat sangat terkejut. Kenny begitu kaget hingga ia tidak menyadari bahwa sedari tadi handphone-nya berbunyi.

“Ada telepon tuh…”ujar Rachel menyadarkan Kenny. Kenny menjawab panggilan tersebut.

Hello? This is me, Elena.” ujar suara seseorang di seberang sana. Elena. Kenny segera mengaktifkan loudspeaker.

“Aku akan kembali ke AS hari ini untuk berobat selama 2 minggu. Tolong bilang pada wali kelasku ya?” ujar Elena lagi.

“Elena?? Kamu mau berobat ke AS? Emangnya kamu sakit???” tanya Kenny membabi buta. Ia begitu khawatir pada Elena. Bagi Elena, dirinya adalah satu-satunya penopang.

“Aku punya penyakit jantung…”

“APA!?” Kenny dan Rachel sama-sama kaget. Mereka sama sekali tidak tahu bahwa Elena mengidap penyakit tersebut.

“Aku juga baru tau.Tapi belum parah kok. Aku cuma periksa aja, pengen tau penyakit jantung aku bakal gimana jadinya… ” Ucapan Elena masih tidak membuat tenang Kenny.

“Terus setelah 2 minggu kamu bakalan balik???” tanya Kenny lagi.

“Iya. Don’t worry, I must be okay.” Setelah itu sambungan terputus. Kenny menghela nafas panjang. Elena bahkan belum tahu mengenai jadinya ia dan Rachel. Bahkan Kenny belum memberi tahu Elena bahwa sekarang dirinya sudah tidak bisa lagi menjadi penopang.

“Kamu gapapa?” tanya Rachel khawatir. Kenny terlihat pucat.

Yeah.” Jawaban Kenny sama sekali tidak cocok dengan raut wajahnya. Rachel tau Kenny berbohong.

“Mau jalan buat ilangin stres?” tanya Rachel lagi. Kenny hanya menggeleng. Ia sedang tidak mood. Rachel memandang Kenny dengan perasaan aneh. Jangan-jangan Kenny suka sama Elena??? Kalo engga, kok mukanya keliatan khawatir banget gitu??, gumam Rachel pelan.

***

“Sepi ya, Hel. Udah 1 minggu gak ngeliat Elena…” ujar Kenny pada Rachel. Rachel yang saat itu sedang menyalin catatan Wilma, tidak menggubris Kenny. Seperti biasa, Rachel memang selalu ketinggalan menulis catatan di pelajaran Bu Ningsih, guru sejarah mereka. Dan Kenny menunggu Rachel untuk pulang bareng.

Blue Sky and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang