Twelve - My Brother My Enemy

1.1K 47 0
                                    

Update lagi!! XD Lagi sibuk-sibuknya P.M. nihh buat persiapan T.O. Capek banget tiap hari pulang sore terus langsung les jadi gak sempet update *malah curhat  

Pokoknya thx ya buat yang masih mau read cerita saya :) Please vote and comment nyaa :D 

**********************************************************************************

Kepalanya begitu pusing dan terasa berat. Walaupun waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun ia tidak merasakan kantuk sama sekali. Ia begitu kaget mengetahui sebuah fakta. Sebuah fakta yang menusuknya tepat di jantung. Sakit, ya.. Sangat menyakitkan. Gadis yang sudah lama disukainya, adalah masih milik orang lain. Dan orang lain itu adalah, saudaranya sendiri.

“AHHH!! Gue bego! Tolol!” rutuk Kenny pada dirinya sendiri. Ia terus-menerus mengacak-ngacak rambutnya sendiri dengan kesal.

“Kenapa, kenapa dia itu harus milik lo, Vin??? Kenapa!?” Kali ini ia sambil menonjok dinding yang tepat ada di sebelahnya.

            Kenny memang sudah menyukai Rachel sejak pertama kali bertemu. Sejak itu ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Rachel. Perasaan yang selalu ia simpan dalam-dalam untuk membiarkan Rachel dekat dengannya terlebih dahulu, akhirnya harus terpaksa ia hilangkan. Mungkin Rachel tidak menyadarinya. Mungkin. Diambilnya foto yang dipajang di atas meja belajarnya. Foto yang berisi dirinya dan Kevin saat Kenny sedang liburan ke Indonesia. Mereka di Monas. Kenny merangkul Kevin dengan akrab sambil membentuk ‘peace’ di salah satu tangannya, sedangkan Kevin hanya tersenyum tenang. Memang, ia dan saudara kembarnya itu dilahirkan dengan fisik yang sangat berbeda, sifat yang cenderung berbeda, dan kepribadian yang berbeda. Namun, kembar tetaplah kembar. Mereka mempunyai keahlian yang sama yaitu, mampu menenangkan orang lain.

“Seumur hidup gue, gue gak pernah berebut apapun sama lo, Vin. Lo selalu ngalah buat gue, lo emang lebih baik dari gue. Dan gue gak pernah iri sama lo, Vin, lo tau itu. Gue selalu biarin lo dapet apa yang lo mau dan lo juga sebaliknya gitu…

Gue gak tau harus gimana, Vin. Gue gak mau cuma gara-gara seorang cewek, tali persaudaraan kita yang udah lama banget harus terancam rusak. Tapi… Gue sayang banget sama Rachel, Vin… Apa lo gak bisa nitipin Rachel buat gue??” ujar Kenny pada Kevin yang ada di foto tersebut. Namun beberapa detik kemudian ia tertawa pahit, ia merasa begitu bodoh sudah berbicara panjang kali lebar pada sebuah foto.

“Dodol… Gue bego banget… Emangnya kalo gue ngomong sama foto ini, dia bakalan langsung jawab?? Gak mungkin banget kayaknya…” Segera dikembalikan foto itu ke atas meja belajarnya.

“Lebih baik gue tidur, otak gue mulai gak waras kayaknya.”

***

“Kenny gak masuk sekolah? Kenapa?” tanya Elena sekali lagi memastikan apa yang baru saja didengarnya adalah bohong belaka.

“Gue gak tau deh, tadi dia cuma bilang ke gue gitu. Ada urusan mungkin sama keluarganya?” jawab si ketua kelas yang ditanyai Elena. Elena terdiam. Berpikir sejenak, memikirkan segala kemungkinan. Kalau memang Kenny ada urusan keluarga atau apapun ia pasti akan mengabari dirinya terlebih dahulu. Tapi kenapa malah mengabari ketua kelas. Kemudian ia menemukan solusinya. Mungkin Rachel tahu. Mungkin.

“Rachel, kamu tau Kenny gak masuk sekolah hari ini?” tanya Elena to the point saat kebetulan Rachel melintas di hadapannya.

“Hah? Kenny gak masuk sekolah? Kok bisa?” Respon yang diberikan Rachel kira-kira hampir sama dengan dirinya. Elena kemudian hanya menghela nafas.

“Aku juga gak tau. Karena itu aku nanya sama kamu.” Rachel terlihat berfikir sejenak. Tapi tak butuh waktu lama untuk memikirkannya karena tiba-tiba Rachel sudah memunculkan ekspresi seperti mengetahui jawabannya.

Blue Sky and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang