Four - Deja vu

1.6K 50 3
                                    

Hari ini merupakan hari yang amat sangat menyenangkan bagiku. Walaupun hari ini 2 mata pelajaran pertama adalah Bahasa Indonesia dan Matematika, 2 pelajaran itu memang tidak begitu sulit, hanya saja guru yang mengajar mata pelajaran tersebut galaknya bukan main!

Tapi untung saja ada suatu hal yang membuatku bisa melupakan kejenuhan 2 mata pelajaran tersebut. Soalnya hari ini aku bisa melihat pacar kesayanganku, Kevin Gerald Pramata, tertidur dengan manis. Rasanya kalimat tersebut seperti menunjukkan bahwa aku adalah seorang maniak. Tapi memang benar, Kevin sangat lucu kalau tertidur, membuatku geli sendiri.

"Kevin, bangun dong, udah istirahat nih..." Kubangunkan Kevin perlahan, takut mengganggunya. Perlahan mata Kevin mulai terbuka dan ia segera mengusap-ngusap matanya sambil menguap.

"Gue ngantuk banget, Hel... Hoamm..." ujar Kevin sambil kembali menguap.

Yah walaupun kami sudah dalam status sepasang kekasih, tetapi aku dan Kevin tetap menggunakan "Gue-Lo"dalam berbicara. Sebenarnya sih Kevin mau-mau saja menggunakan "Aku-Kamu" tapi kurasa kami belum pantas menggunakan itu, karena kami masih dalam lingkup pertemanan hehe...

"Kebiasaan tuh, pasti begadang lagi. Lagian lo ngapain begadang sih?"

"Kuatiran banget sih, Hel, gue gak begadang kok." Aku agak kesal dengan sifat Kevin yang sangat santai ini. Apakah dia tidak tahu bahwa aku benar-benar mengawatirkan dia???

"Gitu deh kalo dibilangin, pasti ada aja alesannya! Udah ah, gue mau ke kantin duluan aja deh kalo misalnya lo masih mau tidur!" Pura-pura aku berlagak kesal agar dia setidaknya bisa peka sedikit. Tentu saja mana mungkin aku bisa benar-benar marah pada Kevin? Melihat senyumnya saja hatiku pasti akan langsung luluh. Tepat seperti dugaanku. Saat aku beranjak pergi dari tempat dudukku, ia menarik tanganku.

"Iya deh, Hel, gue gak mau tidur lagi kok lagian. Ikut ya ke kantin? Jangan marah oke?" Kevin segera minta maaf sambil berlagak manja. Dan tentu saja, pastinya ia tambahkan senyum manisnya yang memang bisa langsung meluluhkan hatiku.

"Gue gak marah kok, Vin. Ayo ke kantin, nanti keburu bel masuk." Kubalas senyum Kevin dengan senyum menahan tawa. Habis, Kevin sangat manis, membuatku gemas.

***

Rachel memang paling suka memandangi langit karena hal tersebut membuatnya nyaman. Sekarang pikirannya sedang sangat kacau dan ia membutuhkan tempat yang bisa untuk memandangi langit dengan leluasa. Hanya satu tempat yang benar-benar cocok dengan kriteria tersebut. Ruang UKS. Satu-satunya ruangan yang berada di lantai paling atas sekolahnya -selain ruangan masing-masing guru dan ruang kepala sekolah- dan yang boleh dimasuki para murid dengan leluasa.

Untung saja hari ini guru UKS yang bertugas sedang merangkap sebagai guru pengganti di salah satu kelas, kalau tidak Rachel bisa dituduh membolos. Kemudian Rachel segera tiduran di salah satu tempar tidur yang tepat bersebelahan dengan jendela. Tentu saja, agar ia bisa menatap langit. Ditatapnya langit sambil merenung. Suasana UKS yang tenang memang sangat mendukung, membuat Rachel jadi merasa nyaman, jadi melupakan masalahnya tadi. Namun, suasana tersebut segera rusak karena tiba-tiba saja pintu UKS dibuka oleh seseorang. Rachel segera sadar dan terburu-buru bangun dari tempat istirahatnya, karena ia pikir guru UKS yang sedang bertugas sudah kembali.

"Ya Tuhan, akhirnya ketemu juga..." Rachel yang awalnya sudah menyiapkan diri terkena dampratan dari guru, sontak terkaget begitu mendengar suara orang itu. Kenny?, pikir Rachel tidak percaya.

"Gue nyariin lo, Hel... Lagian lo ngapain sih di sini..?" tanya Kenny dengan nada khawatir.

"Lo... ngapain nyariin gue..?" Rachel balik bertanya pada Kenny.

Blue Sky and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang