Chapter 1

3K 76 0
                                    

"Bangun Kle! Udah siang dan ini hari pertama kamu jadi murid baru. Ayo bangun!"
Ucap Vegia-Mamanya Claira

Claira menarik selimutnya kembali, setelah beberapa menit ia tersadar dan terburu-buru untuk bersiap-siap ke sekolah barunya.

Claira menuruni tangga dan menemui Ibunya,
"Ma, tau jepit rambut Kle nggak?"

"Nggak Kle, emang kamu letakin di mana?"
Jawab Vegia sembari meletakkan makanan di meja makan

"Seinget Kle ada di atas meja rias"
Ucapnya sembari mengingat-ingat

"Semalem kamu sama Papah ada ribut apa? Kedengeran dari lantai bawah"

"Astaga Papah! Kenapa sih Papah selalu aja nyebelin"
Ucap Claira lalu berlari keluar rumah tanpa menjawab pertanyaan Ibunya

'Tong sampah, gue harus nyari di tong sampah. Sialan banget tuh Papah durhaka sama anak'
Batin Claira kemudian ia memulai aksinya membongkar seluruh tong sampah di penjuru rumah dan juga di pinggir jalan.

"Kamu ya Kle, selalu aja nggak mau dengerin apa kata Papah. Papah ini orangtua kamu sendiri"
Ucap Ayahnya sembari berkacak pinggang

Claira mendudukan badannya di tepi ranjang kingsize-nya,
"Pah, Claira juga punya Mamah yang harus di temenin. Papah jangan egois dong! Kle emang anak tunggal tapi Kle berhak milih Mamah buat ada di samping Kle. Kle butuh Mamah, dan Papah terlalu egois!"
Teriak Claira membuat Ayahnya tersentak mendengar perkataan anak gadisnya tersebut

"Terserah kamu Kle, dan Papah nggak egois!,"

Claira mendengus kesal,

"Kamu selalu aja dibutakan dengan barang murahan seperti itu. Kamu pulang ke Jakarta cuma mau nyari lelaki yang memberi benda itu kan? Sudahlah Nak, Papah bisa membelikanmu lebih dari barang murahan itu"

"Ini nggak murahan Pah! Ini benda paling berharga bagi Kle. Papah jahat! Papah egois!"
Claira menggertakan rahangnya menahan emosi dan ayahnya berlalu keluar kamar gadisnya tersebut

Di depan kamar Ayahnya berteriak,
"Awas aja benda itu bakal Papah musnahin!! Dan akan Papah buang di tempat sampah yang sama halnya dengan benda murahan tersebut,"

"Papah minta maaf, Papah harus tinggal di apartement. Sering-sering main ke apartement ya Kle! Pasti Papah bakalan kangen sama anak tunggal Papah."
Teriak Ayahnya dari depan pintu kamar.
Claira tak menjawab iapun menutup wajahnya dengan bantal.

Begitulah keributan yang dibuat antara anak dan Ayah di malam hari.

Claira pun tak menyangka jika Ayahnya benar-benar membuang jepit rambut kesayangannya. Ia pikir Ayahnya hanya beralibi untuk membuat Claira kembali lagi tinggal bersamanya, dan Ayahnya sangat tidak menyukai tingkah Claira jika sudah dibutakan dengan jepit kesayangannya.

Dan alhasil, Claira gadis yang akrab dengan sebutan Kle tersebut mencari ke semua tong sampah. Di mana-mana sudah berserakan sampah akibat ulahnya dan Claira tidak mau membersihkannya.

Mata Claira tertuju pada tong sampah depan rumah tetangga samping rumahnya,
'Semoga aja di situ'
Batin Claira, dan ia pun mendekati tong sampah tersebut lalu mengeluarkan semua isinya. Tak peduli kotor dan bau, ia tetap mejalankan aksinya membongkar tong sampah hanya demi jepit kesayangannya.

Para tetangga menatapnya aneh,

"Yes! Ketemu"
Ucap Claira dengan loncat-loncat kegirangan.

Claira pun bersiul-siul bahagia, dimasukannya jepit rambut tersebut ke dalam tasnya dan kemudian ia memasukkan sampah ke dalam kotak sampah,
"Udah siang nggak takut telat? Malah asik maenan sampah"
Ucap seorang pria yang tiba-tiba membantunya memunguti sampah

Claira yang tadinya tertunduk sedang membersihkan sampah mendongak lalu tersenyum simpul,
'Cogan lagi ngebantuin gue'
Batin Claira senang

"Faldo! Ih kamu tuh ganteng kok mau sih bantuin cewe aneh itu"
Ucap para tetangga wanita gosipers yang sedang memperhatikan mereka

Ya lelaki tersebut bernama Faldo Mourio Fedricko, ia anak kos bu Ida tetangganya Claira.

Deg!
Seketika jantung Claira berdetak tak karuan, seperti ada pertanda bahwa ia tak asing dengan nama tersebut 'Faldo?'

Faldo berdiri dan melangkahkan kakinya tanpa sepatah kata pun untuk Claira.

"Hei tunggu! Sepertinya kita satu sekolah"
Ucap Claira menyamai langkahnya dengan Faldo

Faldo tak menjawab malah ia memakai earphone-nya dan dipasangkannya di telinga

Claira mendengus dan berhenti,
"Ganteng tapi songong"
Ucapnya lirih, namun masih bisa terdengar oleh Faldo

Faldo berhenti dan berbalik,
"Apa lo bilang?"

Claira tersenyum kikuk,
"emm eng-enggak apa-apa kok. Lo salah denger. Hehe iya lo salah denger"

Faldo mendecih dan berbalik badan lagi.
Kemudian mereka berdua menaiki bus trans Jakarta.

Sesampainya di depan SMA Nasional Nusantara, Claira maupun Faldo sudah jadi pusat perhatian.
"Wah ini sekolah gue? Pasti banyak cogannya"
Ucap Claira terkekeh dengan melipatkan kedua tangan

Faldo berjalan mendahului gadis tersebut dan gadis tersebut pun mengikutinya dari belakang,

Tiba-tiba saat Claira sedang asik memperhatikan sekelilingnya, Faldo yang tadinya berjalan malah berhenti hingga tubuh Claira menabrak punggung Faldo
"Awh!"

Faldo berbalik dan mendengus,
"Ngapain ngikutin gue?"
Ucapnya dengan wajah datar

Claira tersenyum kikuk,
"Kan gue nggak tau kelas gue di mana"

Faldo mengangkat sebelah alisnya,
'Oh dia murid baru, pantes baru liat'
Batin Faldo, kemudian ia memanggil salah satu siswi dengan isyarat tangan

"Kenapa Do?"
Ucap Sela siswi yang barusan dipanggil Faldo

"Lo anterin cewe ini ke kantor guru, dia murid baru."
Ucap Faldo kemudian tersenyum dengan siswi tersebut dan membuat Claira mendengus kesal

"Yaudah yuk gue anter"
Ajak Sela siswi tersebut

Claira melirik ke arah Faldo yang sedang menatapnya datar dengan melipatkan kedua tangannya,
'Dasar cowo aneh! Tapi kenapa gue jadi penasaran sama ni cowo' batin Claira, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ruang guru

"Pindahan dari mana?"
Tanya Sela

"Paris"
Jawab Claira datar

Sela pun hanya menganggukkan kepalanya,
"Ini ruang kepala sekolah, lo masuk aja"

"Iya, thanks"
Ucap Claira tersenyum lembut.

To be continued...

Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang