Chapter 7

1.4K 63 1
                                    

"Faldo, itu cewe lo?,"
Tanya seorang gadis tinggi semampai yang baru saja duduk dihadapan Faldo sembari melirik ke arah Claira yang sedang mengambil pesanannya

"Iya"
Jawab Faldo berbohong

Gadis tersebut mengangguk mengerti,
"Selamat ya, lo berhasil move on dari gue,"
Ucap gadis tersebut sembari tersenyum sinis

Faldo mendengus dan memutar kedua bola matanya malas lalu datang Claira membawa dua mangkuk ice cream

"Nih Do,"
Ucap Claira tersenyum sembari menyodorkan mangkuk tersebut ke arah Faldo, kemudian Claira duduk di sebelah Faldo dan gadis yang duduk di hadapan Faldo  hanya memperhatikan tingkah Claira

"Ngeliatinnya biasa aja kali,"
Ucap Faldo sembari memakan ice creamnya

Gadis tersebut tersenyum sinis sembari menatap Claira yang sedang asik menyantap ice creamnya
"Hai, gue Tasya mantannya Faldo,"
Ucap gadis tersebut sembari mengulurkan tangannya ke arah Claira

"Nggak usah sok ngenalin nama, disini nggak ada yang mau tau nama lo,"
Ucap Faldo ketus

Tasya tersenyum miris,
"Tapi sayangnya gue tuh yang mau kenalan sama dia, jadi lo diem aja deh,"

Faldo mendengus,
"Ngapain sih lo di sini, ngerusak suasana aja!"

Tasya mendecih,
"Ini kedai milik keluarga gue, jadi suka-suka gue dong. Lo nggak berhak ngatur gue"

Claira menghentikan aktivitas makannya lalu menatap gadis yang memperkenalkan namanya, dan Faldo menatap tajam pada Tasya

"Wih, kenapa jadi pada ngeliatin gue gitu. Gue terlalu cantik ya jadi kalian ngeliatin gue sampe segitunya,"

Faldo berdiri dan menarik tangan Claira,
"Kita cari tempat makan yang lain Kle, kita salah masuk kesini."

Claira yang kebingungan karena melihat Faldo sebegitu membenci dengan gadis tersebut, Claira pun hanya mengikuti apapun yang Faldo katakan

"Sering-sering dateng ke kedai gue ya Faldo sayang!,"
Ucap Tasya lalu mendecih

Mereka berdua menaiki motor menjauhi kedai ice cream tersebut,

"Do, makan aja yuk di restaurant, lo kan belum makan dari pagi. Apa lagi lo abis tanding bola pasti capek dan laper,"
Ajak Claira pada Faldo

"nggak ah gue nggak laper, nafsu makan gue udah ilang"

"Tapi lo dari pagi belum makan Do,"

"Nggak papa kok, ntar juga gue makan kalo gue laper. Kita pulang aja ya, capek gue"

"Oke deh"
Ucap Claira sembari mengangguk

****

"Selamat pagi semua..!!,"
Sapa Claira saat memasuki kelas

"Pagi cantik,"
Celetuk salah satu siswa

Claira tersenyum pada mereka semua. Begitulah seorang Claira, ramah, enjoy, dan mudah bergaul. Tapi sekalinya dibuat kecewa, sifat dinginnya dan keras kepalanya selalu muncul.

Hari senin, hari yang menyebalkan menurut sebagian siswa-siswi karena harus berpanas-panasan melaksanakan upacara rutin.

Setelah selesai upacara, Claira mendudukkan badannya di bangkunya. Ia melirik ke bangku Faldo, namun tak juga melihat sosok nyatanya,
"Ga, Erga!,"
Panggil Claira pada Erga teman sebangku Faldo

Erga tak menoleh hingga membuat Claira kesal,
"Woy Erga!!! Congek lo taik!!!"
Suara Claira melengking di dalam kelas sontak membuat siswa-siswi yang di dalam kelas menoleh ke arah Claira,

Erga yang merasa dipanggil menoleh ke sumber suara dan melepaskan headsetnya asal,
"Apasih Kle, manggilnya biasa aja kali,"

Claira mendecih lalu mendekati Erga,
"Gue udah manggil elo dari tadi, tapi lo nya aja yang congek'an,"

Erga terkekeh,
"Lo nggak liat gue pake headset?,"

"Liat sih,"

"Yaudah jangan salahin gue kalau gue nggak denger,"

"Ish taik lo,"
Ucap Claira kesal

"Ada apa sih Kle?, nyariin Faldo?,"
ucap Faldo, dan Claira mengangguk antusias.

"Gue juga nggak tau dia dimana, mati kali"
Jawab Erga asal

Claira pun menjitak kepala Erga,
"Mulut lo mau gue gunting ya?, asal aja kalau ngomong. Ngeselin!."

Erga terkekeh,
"Bercanda kali Kle, lagian gue juga nggak tau di mana dia."

"Sekali lagi lo ngomong asal tentang Faldo, gue catok tuh mulut lo pake catokan rambut."
Ucap Claira lalu kembali ke bangkunya karena bel masuk berbunyi, sedangkan yang di ancam malah hanya terkekeh.

Claira terduduk lemas di bangku, pikirannya kemana-mana. Khawatir yang saat ini ia rasakan.
Seingatnya terakhir kali ia bersama dengan Faldo, lelaki tersebut dengan keadaan sehat-sehat saja.

Claira menenggelamkan kepalanya di meja, Sela teman sebangkunya hanya memperhatikan Claira.

"Kle, ada guru,"
Ucap Sela

Claira pun mengangkat kepalanya kembali lalu menoleh ke bangku Faldo, masih saja kosong.
'Kemana sih manusia satu itu' batin Claira dalam hati

Setelah beberapa jam mengikuti pelajaran, Claira benar-benar merasa bosan di kelas. Ia pun juga sudah berusaha menghubungi Faldo namun ponsel Faldo tidak aktif.

Bel pulang sekolah pun tiba, hati gembira untuk siswa-siswi yang sudah merasa bosan berjam-jam di sekolah.

"Kle, gue duluan ya."
Ucap Sela yang melambaikan tangan

Claira mengangguk dan juga melambaikan tangan, lalu ia berjalan ke arah parkiran untuk memasuki mobilnya,
"Kenapa Faldo jadi ngilang gini sih."
Ucapnya kesal pada dirinya sendiri, lalu ia mengendarai mobil keluar area sekolah.

Di dalam kamar rawat, seorang lelaki sedang terbaring lemah menahan sakitnya yang ia rasakan sekarang. Tak ada yang mempedulikannya saat ini, dan ingin rasanya Faldo menghubungi Claira namun diurungkan niatnya tersebut.

Faldo mengaktifkan kembali ponselnya, betapa terkejutnya ketika ia melihat banyaknya notification dari Claira.

"Faldo lo nggak sekolah?,"

"Do, Faldo, do, re, mi, Faldo. Cek cek 123,"

"Kemana sih ini manusia?,"

"Nggak mati kan lo Do?,"

"Woy taik, kemana sih lo. Bikin gue khawatir aja. Bales taik!!!!,"

"Faldooooooooooo!!!!,"

Begitulah pesan yang dikirim Claira kepada Faldo. Entah mengapa senyum Faldo mengembang ketika membaca pesan dari Claira.

****
"Bu, Faldo di mana?,"
Tanya Claira kepada Bu Ida yang baru saja pulang dari pasar

"Saya nggak tau Kle,"
Jawab Bu Ida sembari menggeleng pelan

"Masa Bu Ida nggak tau?, dia kan anak kos ibu. Kle udah nyari kemana-mana Bu tapi Faldo nggak ketemu terus Kle harus nyari kemana lagi?,"
Ucap Claira sembari menunduk sedih

Bu Ida mengusap bahu Claira, bu Ida teringat akan pesan Faldo saat dibawa ke rumah sakit,

"Jangan bilang ke Claira ya Bu, bilang aja nggak tau saya ada dimana. Bilang aja saya suka kabur-kaburan"

Tanpa disadari air mara Claira menetes, ia merasakan ada yang disembunyikan dari Faldo.

To be continued...

Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang