Cerita yang didasarkan pada fiksi remaja mengisahkan dua makhluk yang berbeda jenis ini untuk saling mencintai namun cinta mereka dibungkamkan oleh segala keadaan.
Diam untuk saling menyayangi, diam untuk saling mencintai. Timbul rasa karena kejadia...
Tiga bulan sudah mereka lalui hari-hari dengan bahagia, status Claira dan Faldo pun sudah sebagai pasangan tunangan, bahkan kini Faldo menjadi pelatih bola, sembari menjalankan perusahaan Ayahnya.
"Kenapa lo selama ini nggak ngasih tau gue tentang siapa elo sebenarnya Kle?,"
Claira tersenyum lalu mendudukkan badannya di samping Faldo, "Karena gue takut lo bakal benci sama gue Do,"
Faldo menggeleng lalu meraih tangan Claira dan ditempelkan ke dada Faldo, "Lo ada di sini Kle, sampai kapan pun akan tetap seperti ini. Cinta yang sebenarnya nggak akan dilemahkan oleh hal yang menurutnya tidak seberapa. Karena hati tau, sejauh mana pemiliknya pergi, sebesar apapun pemiliknya membuat kesalahan, jika tuhan berkehendak pasti akan dipertemukan lagi. Begitu pun dengan gue Kle,"
"Sekecewanya gue, kalau gue benar-benar sayang pasti ego bakal terkalahkan Kle, dan elo akan tetap jadi pemilik hati ini," Sambung Faldo,
Claira dan Faldo saling menatap, "Maafin gue atas segala rahasia yang gue sembunyiin dari elo Do,"
Faldo tersenyum lalu memeluk Claira, Claira pun membalas pelukan tersebut.
Claira memutuskan untuk tetap meneruskan study-nya di Paris, hingga mereka berdua menjalin hubungan jarak jauh.
Sebelum mereka mengetahui perasaan masing-masing, Claira diam maupun Faldo diam di dalam cinta yang tersembunyi. Diam bukan berarti tak peduli, karena diam, mereka saling sayang. Karena diam mereka saling mencintai. Saling cinta namun tak bersuara, dan juga tak berkata. Sakit, memang. Namun dengan berjalannya waktu, takdir membawa mereka pada sebuah ikatan pertunangan bahkan Claira belum merasakan yang namanya pacaran. Langsung melamar itu tujuan Faldo, jika sudah dipertemukan dengan cinta sejatinya. Hingga diamnya mereka perlahan dapat membuka segala rahasia akan perasaan satu sama lain.
**** Tiga tahun kemudian, Claira telah menyelesaikan study-nya di University Of Art Internasional di Paris, walaupun ia menyukai matematika namun karena hobinya pada seni dan musik maka masuklah Claira di Universitas Seni di Paris.
Claira melangkahkan kakinya sembari menyeret koper, terlihat seorang lelaki yang berdiri dengan gagahnya di ambang pintu sembari tersenyum,
Claira tersenyum kepada lelaki tersebut, lelaki tersebut membalas senyumannya,
Mereka saling menatap, hingga tetesan bening mengalir di pipi Claira, ya.. air mata bahagia, lalu lelaki tersebut mengusap air mata Claira dengan jarinya, Mengingat bahwa mereka telah melalui hubungan jarak jauh.
"I miss you Kle," Ucap Faldo, lalu memeluk Claira erat,
"Miss you too Do," Balas Claira lalu membalas pelukan Faldo.
Setelah pulang dari menjemput Claira, Faldo mengajak Claira ke sebuah restaurant, di sana segala sesuatu sudah dipersiapkan. Mulai dari lilin-lilin yang mengelilingi mereka, dan meja makan yang sangat tertata rapi nan indah,
Faldo memberikan Claira sebuket bunga dan memberikan sebuah boneka panda yang Claira sukai,
"Sok romantis lo Do," Ucap Claira lalu terkekeh,
"Emang gue romantis kok yang," Ucap Faldo sembari mengedipkan mata ke Claira,
Claira menutup mukanya malu, "Faldo!, geli gue lo ngomong kaya gitu,"
Faldo terkekeh, "Alah, geli-geli juga lo mau sama gue, terus kenapa tuh muka ditutupin?,"
Claira menyingkirkan tangannya,
"Haha merah tuh muka lo," Ledek Faldo sembari menunjuk wajah Claira yang memerah semu,
"Faldo taiikk!, bikin gue malu!" Teriak Claira sontak membuat orang-orang disekitarnya melirik ke arah Claira dengan tatapan aneh,
Faldo yang melihat tingkah Claira pun hanya terkekeh,
"Sebenernya gue dulu ngajak lo ngedate mau ngungkapin perasaan gue ke elo, gue juga udah nyiapin bunga dan juga boneka ini, tapi.. semuanya gagal karena...,"
Faldo menghela nafas sebelum menyelesaikan perkataannya, "Orangtua kita."
Claira tersenyum dengan mata yang sudah berkaca-kaca, "Tapi semua udah berlalu kok Do"
Mereka berdua saling menatap dan tersenyum bersamaan.
"Diam di dalam persembunyian relung hati yang tak dapat berkata, diam di dalam angan yang tak tercapai, ketika memulai untuk bersuara, hati tak dapat berbohong jika memang benar aku mencintaimu dari dulu. Sejauh mana si pemilik hati ini terbang, namun jika kau pemilik hatiku, kau akan kembali pada diriku. Cinta yang tersembunyi ini akhirnya ku ungkapkan pada lantunan nada suara indahku dan juga indahmu" Ucap Faldo tersenyum ke arah Claira.
Seminggu berlalu, Claira dan Faldo sedang sibuk menyiapkan persiapan untuk pernikahan mereka. Walaupun mereka masih terbilang muda, namun niat mereka tetap bulat, bahkan orangtua mereka saling mendukung untuk mereka membangun masa depan rumah tangga yang SAMAWA.
Semua masalah, masa lalu, dan jarak, mereka lalui bersama di tengah hujan dan badai, dan juga Relationship goals menuju kepelaminan.
Acara pernikahan mereka akan dilaksanakan secepatnya, Ayahnya Faldo dan juga ibunya Claira memang sudah benar-benar mendukung hubungan anak-anaknya.
"I love you my wife" Ucap Faldo setelah menyelesaikan ijab kobul lalu mencium kening Claira,
Claira tersenyum, "Love you too my husband" Balas Claira lalu mencium kilas pipi Faldo, sontak membuat Claira malu setengah mati karena ditatap beberapa pasang mata yang menyaksikan pernikahan mereka.
Seusai acara ijab kobul, Claira, Mamanya dan juga Faldo selfie bareng.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini mereka hidup bahagia, Faldo sebagai seorang CEO di perusahaan ayahnya, dan Claira sebagai guru seni di salah satu sekolah elit di Jakarta.
[TAMAT]
Cukup sampai di sini cerita Cinta Tanpa Kata. Niat adanya bonus Chapter saya urungkan, because saya sedang tidak mood menulis. Minim pembaca dan juga vote, membuat saya tak semangat.