Chapter 16

1.3K 52 0
                                    

Pagi hari tiba, Faldo sudah bersiap-siap dengan seragam sekolahnya. Sesampainya di depan sekolah ia merasa ragu lalu ia melajukan motornya lagi menuju tempat yang ia rasa dapat menenangkan pikiran. Tujuannya adalah warnet untuk bermain game online, walaupun ia tak begitu menyukai game tetapi setidaknya game adalah pelariannya dikala sedang merasa sedih.

"Faldo nggak keliatan kemana Kle?, apa dia nggak sekolah?,"
Tanya Sela kepada Claira yang sedang menenggelamkan wajahnya di meja.

Claira mengedikkan bahu tanda ia tak tau.
"Kalian lagi marahan ya?,"
Tanya Sela penasaran

Claira hanya menggelengkan kepala.
"Kle, gue lagi ngomong sama elo,"

Claira menarik kepalanya,
"Gue tau kok,"

Sena dan Fani menyusul mereka berdua,
"Tau nggak sih? Ada yang abis taken loh,"
Ucap Sena sembari melirik Fani,

"Apaan sih Na,"
Ucap Fani malu-malu

Claira pun tak mempedulikan mereka berbicara, ia beranjak dari kursi berniat mencari Faldo,

"Lagi pms ya si Claira?,"
Tanya Sena

Sela pun mengedikkan bahu.

Claira mencari Faldo ke segala tempat yang ada di sekolah tapi hasilnya nihil.
"Kebiasaan banget ngilang nggak jelas."
Gumam Claira, lalu ia merogoh saku roknya dan diambilnya ponsel.
Claira menghubungi Faldo namun ponselnya sedang tidak aktif. Ia jadi teringat kejadian semalam saat memasuki rumahnya dan alhasil rasa sedih yang ia dapat namun ia harus pandai menyembunyikan perasaan sedih tersebut.

"Kle, bisa duduk sebentar?,"
Tanya Vegia sembari tersenyum

Claira pun mengangguk menurut.

"Sebenarnya gini, saya kesini ingin sekali membicarakan soal ini di depan anak-anak. Tapi karena anak saya nggak bisa dateng ya saya ajak Claira untuk berbicara,"
Jelas Ferlan di hadapan Claira dan juga Vegia

"Emang mau bicara apa Om?,"
Tanya Claira yang lama-lama bisa menerima lelaki tersebut untuk membahagiakan ibunya,

"Saya mau melamar Mama kamu Kle, rencana pernikahan kita setelah kamu dan anak saya sudah lulus sekolah,"

Deg!
'Apa yang harus gue lakuin?, apa gue bisa nerima dia sebagai Papa baru gue?'
Batinnya dalam hati,

"Terserah kalian, Kle sebagai anak sudah sewajarnya bahagia jika kalian akan menikah,"

"Sayang, kamu setuju jika Mama menikah dengan Om Ferlan?,"
Tanya Vegia kepada Claira, lalu Claira mengangguk sembari tersenyum.

'Claira bahagia jika Mama bahagia'
Batinnya tersayat pilu.

"Woy Kle, ngelamun aja!,"
Ucap Erga yang tiba-tiba duduk di sebelah Claira

Claira menoleh,
"Gue nggak ngelamun cuma lagi mikir aja,"
Balasnya datar

"Wih lagi mikir rumus mtk ya Kle?,"
Tanya Erga lalu terkekeh

Claira mendecih lalu menjitak kepala Erga,
"Terus aja bawa-bawa mtk, oiya ngapain lo kesini?,"

"Ngasih ini,"
Ucap Erga menyodorkan bingkisan kado

Claira menyipitkan matanya,
"Apaan Ga?, gue kan nggak lagi ulang tahun,"

"Itu dari Faldo, semalem dia kerumah gue ngasih itu. Sebenernya dia mau ngasih langsung, cuman dia lupa. Jadi dia nyuruh gue buat ngasih ke elo,"

"Berhubung lo udah sering baik sama dia jadi dia ngasih itu. Oiya itu karyanya sendiri, jadi jangan diremehin walau nggak seberapa barangnya."

Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang