Chapter 10

1.3K 54 0
                                    

Hari ini murid kelas 12-ipa-1 melaksanakan ulangan harian Matematika. Setelah kejadian kemarin, Faldo yang berubah dingin kepada Claira. Bahkan Faldo tak menghiraukan Claira walaupun Claira sudah berupaya membuat Faldo tersenyum. Faldo juga tak mengerti kenapa dirinya berubah dingin kepada gadis yang tak punya salah itu. Faldo jadi teringat sosok gadis kecil yang selalu menemaninya dulu saat sedih maupun senang. Bertemu Claira, ia merasa malaikat kecil dulu hadir kembali.

Claira mengetuk-ngetuk pelan meja menggunakan pensil matanya lirik sana dan sini,
"Kenapa jadi sok rajin gini ipa satu, biasanya juga gupek minta jawaban"
Gumamnya sendiri

"Claira, kamu sudah selesai?,"
Tanya guru pengawas

Claira cengengesan,
"Belum Bu"
Jawabnya berbohong, padahal ia sudah rapih mengerjakan soal yang rumit tersebut.

"Dia lagi nunggu jawaban Bu"
Celetuk salah satu siswa dan disertai tawaan para murid lainnya

Claira melempar kertas ke arah siswa tadi tepat masuk ke dalam mulut siswa tadi yang tertawa,
"hahaha mampus lo rasain!, makanya jangan berani-berani sama gue,"
Ucap Claira tertawa melihat siswa tersebut tersedak kertas

"Sialan lo Kle,"

"Sudah-sudah!, kenapa jadi ribut begini sih. Cepat kerjakan lagi! Atau jawaban kalian Ibu ambil secara paksa!,"

Semua murid sontak terdiam,
"Mak lampir ngambek tuh,"
Ucap Claira pada Sela dan mereka terkekeh pelan

Claira melirik ke arah Faldo yang sedang menenggelamkan kepalanya ke meja,
"Do,"
Panggil Claira lirih

Faldo mengangkat kepalanya dan menaikkan sebelah alisnya,
"Udah selesai belum?,"
Tanya Claira

Faldo menunjukkan kertasnya yang masih kosong hanya terlampir nama, kelas dan mata pelajaran.
Claira tercengang melihat kertas Faldo yang belum diisi jawaban satupun.

"lima menit lagi"
Ucap guru Matematika sembari mengelilingi murid-muridnya

"Nih buat lo, lo ngumpul ini aja,"
Ucap Claira menyodorkan kertas yang berisi jawaban

Faldo menyipitkan matanya,
"Elo nya?,"

"Gue udah kok."
Jawab Claira tersenyum

"Claira! Bawa sini hasil kerjaan kamu"
Ucap guru tersebut

Claira pun menyerahkan kertas kerjaannya, gurunya yang melihatnya terpana karena jawaban Claira benar semua.

"Claira kamu nggak pake cara licik kan?,"

"Astaghfirulah buk, saya bukan seperti itu orangnya"

"Jawaban Claira benar semua,"
Ucap guru tersebut tak percaya melihat kertas Claira

Semua teman-teman Claira juga tercengang tak percaya, padahal soal yang diberikan gurunya sangat sulit. Bahkan Claira dikenal sebagai murid yang kurang memperhatikan guru saat guru menerangkan di depan kelas.
Tak lupa Claira menulis dua kali dengan tulisan yang berbeda, karena ia tahu pasti Faldo sangat membutuhkan jawaban. Bagi Claira, pelajaran Matematika adalah pelajaran yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Tak harus diperhatikan namun hanya dipahami saat guru menerangkan.

Bel istirahat pun tiba, para murid berhamburan keluar kelas.
Claira, Sela, Sena, dan Fani  menuju kantin langganan,
"Wah gila edan lo Kle, hebat banget lo bisa ngerjain soal matematika yang susahnya minta ampun,"
Puji Sena disertai anggukkan kawan-kawan

Claira terkekeh,
"Ya gue ngasal aja ternyata bener. Asal kita yakin aja sih sama jawaban kita,"

"Gue kira lo nggak sepinter ini Kle, tapi sumpah gue nggak nyangka. Lo yang dikelas selengekan suka bikin ribut, cerewet tapi wah banget buat kali ini,"

"Aish! Lebay kalian ini"

Mereka pun tertawa bersama disela-sela makan siang mereka.

"Eh gue duluan ya, mau ngasih bekal ini ke Faldo"
Ucap Claira beranjak dari duduk

"Jangan lupa PJ Kle kalau udah jadian,"
Ucap Fani terkekeh

Claira ikut terkekeh lalu mengangkat ibu jarinya pertanda oke pada teman-temannya.

Claira melangkahkan kaki menuju rooftop,
"Do, ngerokok lagi?,"

"Ngapain kesini?,"

"Gue mau ngasih bekal ini, gue tau lo belum makan dari pagi,"
Ucap Claira meletakkan bekal di samping Faldo lalu berbalik badan namun tangan Faldo menahan lengan Claira,

"Kenapa?,"
Tanya Claira

"Maafin gue,"

"Buat?,"

"Buat sifat gue yang ngedinginin elo, tapi gue nggak bermak---"
Tiba-tiba Claira merangkul Faldo dari samping dan tersenyum kepada Faldo sontak membuat Faldo kaget,

"Nggak papa kok, lo nggak usah sok dramatis gitu. Gue tau kok lo lagi sedih,"
Ucap Claira tersenyum lalu terkekeh melihat Faldo yang terlihat masih menunjukkan muka kagetnya.

Faldo mematikan rokoknya dan membuangnya ke tempat sampah,
"Elo kok mau sih temenan sama gue?, yang lain aja pada ngejauhin gue karena gue orang miskin,"

Claira menggeleng, ia tahu bahwa sebelumnya Faldo adalah anak pemilik sekolah yayasan tersebut. Namun karena ayahnya gulung tikar akhirnya sekolah tersebut pindah ke tangan lain. Maka Claira tak heran kalau Faldo punya tempat persembunyian seperti rooftop dan hanya Faldo yang memegang kunci pintu ke atas.

"Faldo, lo nggak berhak ngerendahin diri. Lo tuh punya segalanya, lo masih punya ayah, lo masih punya Bu Ida sebagai ibu kos sekaligus ibu angkat lo, lo masih punya kakak perempuan yang perhatian sama elo, dan elo masih punya gu---"
Ucap Claira menggantung,
'Elo masih punya gue Do'
Ucap Claira dalam hati

Faldo menaikkan sebelah alisnya lalu dibalas gelengan kepala dari Claira,
"Makasih ya,"

"Buat apa lagi sih Do, lo nggak perlu ngomong makasih, makasih dan makasih tiap kali ketemu gue,"
Ucap Claira yang kesal

Faldo terkekeh lalu mengusap ujung kepala Claira,
"Haha, blushing lo Kle, jadi nambah unyu,"
Ucap Faldo dengan nada mengejek

"Ih apaan sih Do, nggak!, gue nggak ngeblush!,"
Kata Claira sembari menutupi wajahnya yang memerah,

"Yaudah geh, makan dulu,"
Ucap Claira sembari membuka bekal

Faldo pun tersenyum lalu mengangguk menurut.

Di atas rooftop mereka menghabiskan waktu dengan bercanda, bernyanyi bersama, bahkan mereka melakukan hal yang menurut mereka lucu. Hingga mereka memutuskan untuk bolos jam pelajaran hingga pulang sekolah.

"Besok siap-siap dipanggil kepala sekolah"
Kata Claira yang berjalan di samping Faldo menuju kelas

"Lo sih cari gara-gara,"
Kata Faldo mengejek

"Kok gue, kan elo yang nggak mau ke kelas,"

"Tapi elo yang ngotot mau nemenin gue, padahal gue nggak nyuruh"
kata Faldo lalu ia menjulurkan lidah, dan alhasil sepatu pantopel Claira melayang tepat mengenai punggung Faldo sontak membuat Faldo mengaduh kesakitan namun ia terus tertawa.
Dan mereka berdua saling menyalahkan namun hanya untuk maksud bercanda.
Sekolah terasa sepi karena para murid sudah pulang setengah jam yang lalu. Kini tinggal mereka berdua yang tersisa.

"Ikut gue yuk,"
Ajak Faldo,

"Kemana?,"

"Jalan-jalan,"

"Asik, Faldo ngajak gue jalan,"
Ucap Claira antusias.

Claira dan Faldo berada di sebuah taman, mereka bercanda tawa bersama hingga bermain kembang api bersama anak-anak kecil di sekitar.

'Makasih kebahagiaan yang lo beri hari ini Kle'
Batin Faldo lalu ia tersenyum ke arah Claira yang terlihat bahagia.

To be continued...



Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang