Chapter 17

1.3K 52 0
                                    

Faldo melajukan motornya menuju kediaman Claira, sesampainya di depan rumah Claira, ia segera mengambil ponselnya di saku.

Faldo: Kle, gue udah di depan rumah lo.

Claira melihat ponselnya sambil tersenyum-senyum. Lalu ia mendial Faldo,

"Halo Do, lo jangan masuk ke rumah gue ya. Ada pacar Mama. Gue juga mau kabur lewat balkon, lo tunggu di depan aja."

"Kok lewat balkon?,"

"Gue males ketemu sama tuh Om-om."

Claira pun memutuskan sambungan telepon, lalu ia melangkahkan kaki menuju balkon. Dilihatnya Faldo yang melambaikan tangan kepada Claira, membuat senyum Claira mengembang.

"Ambilin gue tangga itu,"
Ucap Claira pelan sembari menunjuk benda yang di maksud, Faldo pun menuruti perintah Claira dengan senang hati. Faldo melirik sebuah sedan hitam terparkir di depan rumah Claira, Faldo mengernyitkan dahi,
'Itu kan mobil ayah, ngapain sih disini, apa emang dugaan gue benar' batin Faldo dalam hati.

Claira pun melancarkan aksinya menuruni tangga darurat lewat balkon kamarnya.

Setelah mereka mengendap-endap, mereka pun berhasil dan Faldo melajukan motornya menjauhi rumah tersebut.

Faldo memberhentikan motornya di sebuah area parkir,
"Kita liat PM aja ya?, nggak papa kan?,"
Tanya Faldo pada Claira yang sedang merapikan rambutnya

"Nggak papa Do, udah lama juga gue nggak liat pasar malem,"
Ucap Claira lalu menyeringai lebar.

Mereka pun memasuki area hiburan pasar malam,
"Ntar kalau Mama lo tau lo nggak ada di kamar gimana?,"
Tanya Faldo khawatir

"Tenang aja kali, gue tadi udah bilang kok kalau gue mau tidur. Lagian Mama tau gue biasanya jam segini lagi belajar kalau udah belajar ya tidur. Jadi nggak bakal ketauan,"

"Tapi gue merasa nggak enak Kle, sama aja gue nyuri elo karena nggak ijin sama nyokap lo,"

Claira terkekeh,
"Yaampun, kalem Do kalem. Kalau misalnya tadi gue ngomong dulu, pasti gue diintrogasi karena sebelumnya emang gue nggak pernah bawa cowok ke rumah, udah deh nggak usah khawatir,"

Faldo tersenyum sembari menatap dalam mata Claira,
Claira menelan saliva-nya susah payah,
Deg!
"Do, jantung gue deg-degan,"
Ucap Claira polos sembari menyentuh dadanya,

Faldo pun terkekeh,
"Ya itu tandanya lo normal Kle,"

"Tapi gue nggak punya penyakit jantungan Do, ini irama jantungnya nggak kaya biasanya,"
Ucap Claira dengan polos

Faldo tersenyum menggeleng lalu mengusap ujung kepala Claira,
"Mungkin karena di deket lo ada pangeran tampan, jadinya lo deg-degan deh."

Claira mendecak,
"Iyain aja."
Ucap Claira terkekeh lalu menjulurkan lidah dan berlari di tengah keramaian, Faldo pun mengejarnya.

"Do kita naik itu yuk,"
Ajak Claira sembari menunjuk salah satu wahana yang biasa disebut kora-kora,

"Ayok, siapa takut."

Claira dan Faldo pun mencoba wahana tersebut, setelahnya mereka mencoba wahana yang lainnya. Bahkan mereka sudah membeli beberapa barang.

"Do kita mau nyoba yang mana lagi?,"

"Udah ah, capek Kle, lagian ini udah malem. Kita makan dulu yuk terus pulang,"

"Yaudah deh, kita beli bakso ya."
Ucap Claira dengan senang hati

"Nggak bosen Kle bakso terus?,"
Tanya Faldo sembari terkekeh

"Nggak tuh, lo bosen ya? Yaudah lo yang milih mau makan apa, gue nurut."

Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang