Chapter 3

1.9K 74 1
                                    

"Faldo, tolong antarkan kue bolu ini ke tetangga baru kita,"
Ucap Bu Ida sembari menyodorkan tapper ware yang berisi bolu pada Faldo yang sedang membantu Bu Ida mengemasi bolu untuk dijual

Faldo menoleh,
"Baik Bu"
Ucapnya kemudian ia beranjak dan melangkahkan kakinya

Faldo mengetuk pintu rumah Claira bahkan ia berkali-kali memenekan bel karena si pemilik rumah yang tak kunjung membukakan pintu

Di dalam rumah, Claira sedang asik menghafal sebuah lagu karena ia memang sangat hobi bernyanyi. Dan menurutnya, menyanyi merupakan hal yang menenangkan.

Claira menuruni tangga untuk mengambil minum, ia mendengar suara bel rumah di tekan berkali-kali. 'Sungguh menyebalkan' pikir Claira, dengan langkah kesal ia terpaksa membukakan pintu.

Claira mengintip dari knob pintu,
'Faldo?, ngapain dia. Apa dia kangen sama gue'
Batinnya disertai kekehan kecil.

Claira membuka pintu,
"Hai, ada apa? Wah lo bawa apa Do? Asik! ini buat gue kan. Makasih banyak ya."
Ucap Claira antusias

Faldo menghela nafas dan menyodorkan tapper ware yang ia bawa. Claira meraihnya dan langsung membukanya dengan semangat.

Claira mengendus-endus kue bolu tersebut, Faldo yang memperhatikannya mendecih.

"Ini pasti enak banget kan. Ini dari lo buat gue yakan?"

Faldo memutar bola matanya malas,
"I-tu da-ri Bu I-da! Dan lo nggak tau kan?, seberapa lama gue berdiri di sini buat cuman ngasih kue ini ke orang yang nggak penting kek elo! Kalau bukan Bu Ida yang nyuruh nggak bakal mau gue nginjekin kaki gue ke sini."
Ucap Faldo penuh penekanan disertai tatapan tajam

Claira bukannya merasa bersalah malah hanya terkekeh melihat amarah seorang Faldo dan menurutnya itu sangat menggemaskan,
"Gemesin banget sih kalau lagi marah,"
Ucap Claira polos

Faldo menghela nafas menahan amarah kemudian ia berbalik badan berniat untuk pulang ke kosan

"Faldo!,"
Panggil Claira

Faldo berbalik dengan wajah datar,
"Apa lagi?"

"Makasih ya kue nya enak"
Ucap Claira lalu terkekeh

Faldo berbalik lagi menghiraukan Claira,

"Faldo!,"
Panggil Claira lagi, sontak membuat Faldo kesal dan mendekati Claira dengan tatapan tajam

Claira yang berada di depan pintu menatap Faldo dengan cengiran andalannya. Faldo mendekati Claira dan mencondongkan tubuhnya ke depan sehingga Claira menarik tubuhnya ke belakang sampai ia bisa merasakan hembusan nafas Faldo, aroma mint tercium jelas di indera penciumannya.

Claira mendorong tubuh Faldo pelan,
"Kalau mau nyium gue jangan di sini kali, malu ntar diliat tetangga,"
Ucap Claira polos disertai kekehan kecil

Faldo mendecih dan menyentuh kening Claira menggunakan jari telunjuknya,
"Ini otak banyak sampahnya kali ya? Kotor!. Bersihin dulu gih. Siapa juga yang mau nyium lo?! percaya tinggi yang berlebihan! Oh iya, jangan buat gue kesal. Kalau lo masih manggil gue nggak jelas kaya tadi... jangan salahin gue kalau gue bener-bener mendaratkan bibir gue ke bibir lo!."
Terang Faldo sembari mempraktikan dengan jari telunjuknya yang ia tempelkan di bibirnya lalu ia tempelkan di bibir Claira

Claira menelan saliva-nya dengan susah payah dan ia pun menggelengkan kepalanya dengan cepat

Faldo berbalik dan melangkahkan kakinya. Claira hanya menatap punggung Faldo dengan perasaan berkecambuk dan jantungnya berdetak tak karuan

"Lagi pms kali ya tuh cowo."
Ucap Claira sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

****

"Tau nggak sih guys! Gue semalem abis chat-an sama siapa?,"
Ucap Sena antusias yang baru datang dan ikut menimbrung dengan Claira, Sela dan juga Fani,

"Nggak tau dan nggak mau tau,"
Jawab Claira dan disertai dengan kekehan Sela, dan juga Fani. Ya, Claira memang sudah akrab dengan para ciwi-ciwi tersebut.

"Sialan lorang ini! Gue seriusan guys!,"
Ucap Sena kesal

"Siapa sih?, dari Erga, Zidan, Faldo atau Bobby?,"
Ucap Sela menerka-nerka

Sena pun tersenyum-senyum saat Bobby baru saja memasuki ruang kelas 12-ipa-1 biasa untuk nongki bareng Faldo dan Erga, yang lain hanya menatap Sena dengan penuh keyakinan jika yang dimaksud adalah Bobby. 4 serangkai memang tidak sekelas, hanya Faldo dan Erga yang satu kelas sedangkan Bobby dan Zidan beda kelas.

"Eh Kle?, lo dateng ke sekolah sama Faldo lagi?,"
Tanya Fani penasaran

Claira yang merasa diajak bicara hanya mengangguk dengan antusias disertai senyum simpulnya

"Suka lo ya sama Faldo?, nggak salah kali kalo lo suka sama salah satu dari geng para cowo kece badai itu"
Tanya Fani lagi

Belum sempat Claira menjawab namun bel masuk telah berbunyi.

Claira memperhatikan Faldo yang sedang berjalan menuju bangku,
Faldo tak menoleh namun Claira tetap memperhatikan gerak-gerik Faldo.

Hingga ia masih tak sadar bahwa guru telah memasuki ruangan kelas.

Faldo yang merasa diperhatikan diam-diam melirik ke arah Claira,
"Ngapain ngeliatin gue terus?,"

"Percaya tinggi yang berlebihan!, orang gue ngeliat gambar kaligrafi itu kok. Wlek!,"
Jawab Claira berbohong sembari menjulurkan lidah ke arah Faldo

Faldo mendengus,
"oh, yaudah ya ntar baliknya nggak usah sama gue,"

"Ih kok gitu sih Do, mobil gue lagi di benerin di bengkel dan Mamah gue nggak bisa jemput soalnya dia kerja pulang malem terus. Lo nggak kasihan sama gue?,"

"Tapi itu bukan urusan gue,"

"Tolong lah Do, lo kan tetangga gue,"

"Dan gue nggak nganggep lo tetangga gue,"

"Faldo mah suka gitu, gue bilangin Bu Ida lo baru tau rasa!."

"Eh! Iya iya balik sama gue. Dasar bawel!."

"Faldo, sementara ini kamu ke sekolahnya bareng sama Claira ya. Mamahnya nitipin Claira sama saya dan saya milih kamu buat jadi tebengan Claira. Mobil dia lagi di bengkel dan Mamahnya sibuk nggak bisa anter jemput,"

"Oiya kamu jangan macem-macem sama Claira. Sampe saya tau kamu buat Claira sedih, saya akan tagih tunggakan kamar kos kamu!,"

Faldo pun selalu menuruti apa perintah dari Bu Ida, karena ia sudah menganggap beliau adalah Ibunya.

Begitulah ancaman dari Ibu kos Faldo saat pagi hari tadi.

Claira pun tersenyum sembari mengedip-edipkan matanya ke arah Faldo sontak membuat Faldo melemparkan gulungan kertas ke arah Claira tepat mengenai wajah gadis tersebut .

"Ekhem!!,"
Suara deheman tersebut berasal dari Guru yang bernama Pak Kadek yang sedang mengajar Bahasa Inggris dan sangat terkenal killer

"Kalian bisa ke depan sekarang?,"
Tanya guru tersebut sembari menunjuk Claira dan juga Faldo

Claira yang mengiranya bukan dia justru malah menoleh kanan-kiri bingung,

"Kamu murid baru ke depan SEKERANG!."
Ucap guru tersebut dengan lantang

'Mampus! Ternyata bener gue yang ditunjuk'

To be continued...

Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang