Chapter 2

2.2K 78 0
                                    

Setelah berbincang-bincang dengan kepala sekolah, Claira dipertemukan dengan wali kelas 12-ipa-1

"Semoga awal sekolah barumu sangat berkesan Nak Claira"
Ucap Bu Fatma selaku wali kelas barunya

Claira pun mengangguk dan tersenyum.
sebelum memasuki kelas, ia menarik nafas dalam-dalam dan ia hembuskan secara perlahan karena rasa nervous-nya timbul.

Saat ia memasuki kelas, seluruh murid memperhatikan Claira kecuali Faldo,
Setelah selesai berkenalan di depan kelas, Bu Fatma menyuruhnya duduk di bangku belakang. Banyak yang memuji kecantikan Claira dan juga postur tubuhnya seperti model.
Faldo yang mengetahui hal tersebut mendengus kesal, ya walaupun tidak sebangku namun Claira duduk di sebelah kirinya yang membuatnya kesal karena tiap hari harus bertemu dengan cewe yang super aneh tersebut.

****

Bel istirahat berbunyi, para siswa-siswi berhamburan keluar kelas tapi tidak dengan Faldo.

"Sob! Kantin yuk, laper nih"
Ajak Erga teman sebangku Faldo

"Males ah. Mager"
Jawab Faldo sembari menyenderkan badannya ke bangku.

"Payah lo, malesan!."
Kata Erga lalu meninggalkan Faldo di kelas

Claira menuju kantin sekolah dengan Sela, karena Sela lah teman yang baru ia kenal dan ternyata mereka satu kelas bahkan sebangku.

"Lo kok mau sih pindah sekolah, padahal nanggung tau tinggal beberapa bulan lagi lo lulus"
Tanya Sela sembari mengaduk mie ayam yang baru ia pesan

Claira yang sedang menyantap Baksonya mendongak,
"Pengen aja. Lagian ini masih tahun ajaran baru, cuman gue telat pindah aja"

"Sebegitu pinginnya ya lo pindah di sekolah ini"

Claira mendengus,
"Lo mau jadi wartawan ya? Banyak tanya."

Sela terkekeh, dan mereka kembali fokus pada makanannya.

Sena dan Fani menghampiri Sela dan juga Claira yang sedang asik mengobrol seusai makan,
"Wih Sela sekarang punya temen baru udah lupa sama kita-kita"
Ucap Sena di hadapan Sela dan Claira

"Apaan sih Na, lagian kalian sibuk sama ekskul masing-masing ya jadinya gue nggak ada kawan"
Jawab Sela yang disertai tawa dari Sena dan Fani kemudian mereka bergabung dengan Sela dan juga Claira

Claira yang merasa belum kenal lebih baik berdiam diri, ya walaupun mereka juga teman sekelasnya namun Claira masih belum mengenal satu sama lain.

"Nggak usah sok dramatis gitu kali Sel, kita becanda kok"
Mereka semua pun terkekeh terkecuali Claira yang hanya diam melamun tanpa kejelasan.

"Makanya berorganisasi dong kaya kita. Lo mah cuma nyantai-nyantai aja hidupnya"
Celetuk Fani dan disertai gelak tawa mereka

"Eh Ra kok diem aja? Kesambet setan ntar"
Ucap Sena terkekeh

"Iya Ra, jangan diem aja. Nggak usah jaim-jaiman kalau sama kita-kita"
Sambung Fani, dan Sela mengangguk setuju

Claira menyeringai lebar dan kemudian ia mendengus,
"Duh lorang ini jangan manggil gue Ra. Geli kuping gue"

Mereka pun tertawa bersama dan lama kelamaan Claira nyaman berteman dengan mereka, hingga mereka menjadi satu geng. Tapi bukan geng anak-anak nakal.

Bel masuk berbunyi, keramaian yang dibuat para murid kembali reda karena mereka disibukan dengan aktivitas belajar.

"Sssttt"
Bisik Claira pada Faldo yang sedang memperhatikan guru

Faldo menoleh dan menaikan sebelah alisnya
"Nih buat lo, dan thanks buat yang tadi pagi lo udah bantuin gue"
Ucap Claira lirih sembari menyodorkan dua batang coklat silver queen miliknya

Faldo menggeleng tanda ia menolak.
Claira pun memiringkan tubuhnya dan meletakkan coklat tersebut di atas meja Faldo,
"Terima aja, anggep aja itu tanda terima kasih gue ke elo"
Ucap Claira lirih disertai dengan cengiran andalannya.

****
"Tungguin dong!,"
Ucap Claira menyamai langkah Faldo

"Eh kok nggak berhenti di halte? Mau main kemana dulu nih? Aha! Pasti lo mau ngajak gue jalan-jalan yakan?"
Ucap Claira lagi sembari berlari-lari kecil dan berputar-putar seperti anak kecil yang abis dibeliin mainan, Claira tahu Faldo tidak akan menjawab pertanyaannya yang menurutnya nggak penting

Faldo terus berjalan menelusuri jalan kota Jakarta, walaupun earphone bertengger di telinganya namun ia masih sempat melirik gadis yang menurutnya sangat hiperaktif ini tapi di dalam hati ia merasa terhibur.

Mereka berdua berhenti di sebuah bengkel pinggir jalan,
"Bang udah jadi kan motor saya"
Ucap Faldo kepada seorang montir

"Sudah mas"

Faldo pun segera menghampiri motor kesayangannya itu,
"Hello baby red, see you again baby"
Ucap Faldo sembari mengelus-elus body motornya,
Claira yang menyaksikan tingkah Faldo tertawa geli. 'Baby? Haha geli'  batin Claira.

Faldo menaiki motor ninja merahnya dan mengendarainya keluar arena bengkel tanpa menghiraukan Claira yang sedari tadi letih menunggu Faldo yang asik dengan ninja merahnya,

"Faldo! Tungguin gue, gue lupa arah jalan pulangnya"
Rengek Claira seperti anak yang sedang menginginkan balon

Faldo berhenti dan menoleh,
"Eh? Lo manggil gue?"

Claira mendengus kesal namun ia berusaha untuk tidak mengeluarkan emosinya saat ini juga, Claira pun menghela nafas,
"Iya gue manggil elo. Gue gatau arah jalan pulang"
Ucapnya lembut sembari mengedip-edipkan kedua matanya

Faldo bergidik geli melihat tingkah Claira yang aneh,
"Lo calling aja Ayu Ting Tong buat nyari alamat rumah lo. Entar kan lo dibantuin dia nyari alamat lo di Jakarta"
Faldo pun terkekeh pelan

'Apa dia barusan tertawa?, ah spertinya iya'
Batin Claira,

"Ucul banget cih lo Faldo! Jadi emesh deh"
Ucap Claira dengan menirukan suara anak balita kemudian mencubit kedua pipi lelaki tersebut

Faldo menampik tangan Claira,
"Apaan sih tangan lo ini! Bau sampah tau nggak? Lo belum cuci tangan kan,"

Claira mengendus-endus tangannya untuk memastikan bau atau tidak tapi ternyata tidak dan Faldo membohonginya,
"Nggak bau kok. Gue juga udah cuci tangan kali"

Faldo terkekeh pelan,
"Yaudah naik."

To be continued...

Cinta Tanpa Kata (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang