5

10.1K 526 4
                                    

Sang penerang dunia mulai menampakan wujud aslinya. Sinarnya mulai menerangi di celah-celah kamar seorang gadis dengan wajah tidurnya yang sangat kucel. Dia mulai mengeliat di tempatnya namun tak beranjak dari tempat tidurnya.

Sang gadis risih dengan tatapan yang sedari tadi berada di ambang pintu kamarnya. Ia segera bangun dan melihat siapa yang memperhatikannya di pagi ini.

"Nyenyak kak?" Tanya Abinya.

"Abi selalu seperti itu. Ini hari minggu bi, kakak udah sholat subuh. Please biarin kakak tidur sedikit lagi. Kakak masih ngantuk berat bi" ucap paraunya.

"Bangun kak, abi pingin lari pagi sama kamu" ucap abinya.

Gadis itu Bilqis, iya dia langsung mengikuti ucapan abinya. Bangun dari tidurnya segera berlari ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Bukannya takut kepada abinya, hanya saja dia tidak pernah bisa menolak keinginan abinya.

"Abi tunggu di bawah aja. Kakak mau ganti baju dulu" ucapnya seusai keluar dari kamar mandi. Sang abi hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

Selesai merapikan dirinya, Bilqis menuruni tangga menuju ruang keluarga. Disana sudah ada bunda dan abinya. Mereka sedang ngobrol sesekali tertawa akan obrolannya.

"Pagi bund" ucapnya duduk di sebelah bundanya.

"Pagi sayang. Jadi lari pagi sama abi?" Tanya bundanya.

"Gak tau bund, gimana bi jadi lari pagi. Kakak udah siap nih" ucap Bilqis.

"Jadi dong. Bunda mau ikut gak?" Tanya abinya.

"Ikut deh bi, lagian bunda udah selesai masaknya tadi" ujar bundanya memakai sepatu.

"Asiik dong kaya keluarga bahagia yak kita" ucap Bilqis.

"Emanga dari dulu bahagia kan kak" ucap bundanya.

"Ohh iya lupa bund. Udah yuk jalan sekarang" ajak Bilqis.

Setelah lari kecil di taman kota sekarang mereka istirahat di dekat pohon beringin yang terawat dan terlihat indah tidak seperti pohon beringin lainnya yang indentik dengan mistis. Mereka berbincang-bincang tanpa ada habisnya, ada aja bahasan yang mereka bicarakan.

"Bi haus gak. Bunda mau beli minum nih, ada yang mau titip gak?" Ucap Aisyah bunda Bilqis.

"Bund, air mineral tapi yang dingin yak" ucap Bilqis.

"Abi sama deh bund kaya kakak" ujarnya. "Mau ditemenin gak bund" sambungnya lagi.

"Engga usah deh bi. Lagian bunda bentar doang kok" jawabnya.

Syihab yang notabene abinya Bilqis hanya mengangguk mendengar jawaban istrinya itu. Kini Bilqis dengan abinya melanjutkan ngobrolnya tanpa ada istri atau bundanya. Dari kejauhan seorang anak perempuan sedang memperhatiankan mereka, ia semakin mendekat dan kemudian memanggil nama Bilqis.

"Kak Bilqis" panggilnya.

Bilqis yang merasa namanya di panggil pun mencari asal suara yang manggilnya. Bilqis menengok kekanan kekiri tapi nihil dia gak nemu orang yang manggil. Kemudian ia kembali bercerita ria dengan abinya.

"Kak Bilqis" panggilnya lagi.

Kini Bilqis menoleh ke arah belakang dan dilihatnya seorang gadis memakai kaos longgar bertuliskan 'I'am Muslim' sedang tersenyum kepadanya. Bilqis menatap abinya yang masih sama-sama melihat gadis yang memanggilnya tadi. Mata Bilqis sudah berpindah arah ke anak perempuan yang memanggilnya dan tersenyum sedikit membalas senyumnya. Anak itu semakin mendekat dan mendekat.

"Kakak kenal anak itu?" Tanya abinya.

"Engga bi, tapi mukanya agak familiar sih bi" jawabnya seadanya.

"Assalamualaikum kak, om" sapanya seraya mencium punggung tangan Syihab abi Bilqis.

"Waalaikumsalam" jawab Bilqis dan abinya bersama.

"Sini duduk, maaf ya tadi om gak bawa alas untuk kita duduk" jelas Syihab abi Bilqis.

"Gak papa ko om" ucapnya seraya tersenyum. "Kakak pasti bingung yak, aku siapa?" Sambungnya.

"Hehe iya. Kita pernah ketemu atau gimana kok aku lupa yak" ucap Bilqis kikuk.

"Kita gak pernah ketemu kok, apalagi kenalan kak. Kita satu sekolah loh kak. Kenalin kak, om nama aku Naihila Nadiyah. Kalian bisa panggil aku Nay aja. Aku pengin berteman sama kakak, boleh yak kak?" Ucapnya mengulurkan tangan ke arah Bilqis dan abinya.

"Haah.. ohh ya boleh kok" sahutnya menjabat uluran tangannya. "Kamu anak rosih bukan? Yang kemaren komen di postingan aku?" Tanya Bilqis.

"Iya kak, hehe" jawabnya.

"Kesini sama siapa? Rumahnya komplek sini juga?"

"Kesini sama abang kak, tapi abang gak tau tiba-tiba ninggalin aku gitu aja. Iya kak komplek anggrek 3. Kakak di komplek sini juga?" Tanyanya.

"Iya, di komplek mawar 2" jawabnya.

Lama berbincang dan bertukar cerita akhirnya Aisyah datang membawa dua buah plastik kresek yang berisi minuman dan makanan ringan.

"Ehh ini siapa?" Tanya Aisyah.

"Kenalin tante aku Naihila Nadiyah. Tante bisa panggil aku Nay aja. Aku adik kelasnya kak Bilqis tante" ucap Nay menyalami bundanya Bilqis.

"Aduhh tante beli minumnya cuma tiga doang, tante gak tau kalo ada Nay juga. Kakak juga gak kabari bunda kalo ada temen kamu" ucapnya.

"Kakak gak bawa hp bund, salahin abi aja bund. Abi bawa hp tapi gak ngabarin bunda tuh" sahut Bilqis cuek. Aisyah hanya menatap suaminya dengan tatapan horor.

"Kok jadi abi sih yang di salahin" ucapnya.

"Udah gak papa kok tante. Abisnya abang Nay ninggalin tiba-tiba. Nay gak tau daerah sini, Nay juga gak tau jalan pulang. Jadi tadi Nay jalan dikit kali aja liat abang. Ehh taunya liat kak Bilqis ya udah samperin aja sama nunggu abang nyariin Nay atau gak abi sama umi Nay" terang Nay.

"Kok bisa Nay gak tau daerah sini?" Tanya abinya Bilqis.

"Soalnya aku baru pindah ke Bandung om. Dulu tinggal di Jambi tapi abi di mutasi ke Bandung 3 atau 4 tahun jadi kita sekeluarga di boyong deh kek Bandung" jelas Naya.

"Ohh gitu yak Nay. Gimana kalo pulang sama tante aja. Kamu di komplek sini juga?" Tawar Aisyah.

"Iya tante, anggrek 3. Gak usah tante takut ngerepotin, Nay nunggu abang di sini aja"

"Emang kamu bawa hp buat ngabarin rumah kalo kamu ada disini?" Tanya Bilqis.

"Engga kak. Hehe"

"Mau minjem hp om buat ngabarin rumah?" Tawar Syihab.

"Gak tau nomer rumah om. Nay juga gak apal nomor hp keluarga Nay"

"Yaudah pulang sama tante aja yuk"

"Gak usah tante. Aku nunggu di sini aja, paling bentar lagi abang abi sama umi nyariin Nay disekitar taman ini"

"Yaudah kita nunggu kamu di jemput aja yak. Boleh kan bund bi?"

"Boleh dong kak, gimana kalo sekarang kita pesen bubur ayam? Nay belum sarapan pasti"

"Iya bund kakak dua porsi"

"Abi satu porsi bund"

"Bunda juga dua porsi. Nay mau berapa porsi?"

"Nay satu aja tan"

"Okeh. Terus yang mau pesen siapa?"

"Bunda dong"

"Ihh gak mau tadi kan bunda udah beli minuman. Gantian abi sana yang pesen"

Syihab berjalan lesu menuju penjual bubur ayam dan memesannya. Beberapa menit menunggu bubur ayam akhirnya pesanannya sudah jadi. Segera ia tingggalkan tempat penjual bubur ayam menuju tempat awal.

"Tara bubur ayam sudah siap di santap" teriak Syihab.

_____

Tbc.

Vote, komen jangan lupa! Makasih :)

Biarkan Jodoh MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang