CHAPTER 6 - LOVE

4.4K 413 14
                                    

"Boleh kita duduk disini?" Tanya seseorang, ditemani dengan beberapa teman nya.

'Dengan senang hati pangeran' Ingin sekali Wonwoo meloloskan kalimatnya secara lisan dan lantang, tapi tentu saja lagi-lagi hanya bisa ia tahan diujung lidahnya dan dipaksa masuk menuju lambung nya, Wonwoo mana mungkin berani bicara terbuka seperti itu? Kalaupun berani sudah dipastikan besok Wonwoo tidak berada disekolah itu lagi, dia akan pindah sejauh mungkin. Walaupun sebenarnya yang bertanya bukanlah pangerannya, tapi fokus matanya tidak beralih dari laki-laki tinggi didepannya.

"Tentu saja boleh, silahkan" ujar Soonyoung menggeser duduknya begitu juga Jisoo yang ikut menggeser duduknya. Sedangkan Wonwoo yang sebelumnya berhadapan dengan Hoshi kini berganti menjadi seseorang bernama Seungcheol.

Wonwoo pun bergeser hingga yang ada dihadapannya sekarang adalah Soonyoung.

Tapi betapa tertegun dirinya ketika Pangerannya—Mingyu—duduk tepat disampingnya, mungkin jaraknya hanya sekitar satu jengkal tapi tekanannya luar biasa dahsyat bagi Wonwoo. Wonwoo kemudian hanya dapat menahan dan merasakan detak jantungnya yang dengan cepatnya berpacu semakin cepat dan kuat. Ia melihat kaleng minumannya, matanya hanya dapat berkonsentrasi dengan merk minumannya, mencoba menstabilkan dirinya senormal mungkin, jangan sampai salah tingkah dan harus mendatarkan wajahnya sedatar yang Wonwoo bisa. Menahan segala bentuk senyuman atau ekspresi lain. Wonwoo sedang berusaha keras.

"Hansol, kau mau kemana?" Tanya Mingyu.

Wonwoo yang mendengar itu lalu melirik sedikit kearah seseorang yang dipanggil Hansol itu, Mingyu sedang menahan tangan Hansol.

Kemudian Wonwoo membayangkan bagaimana jika yang ditahan itu adalah tangannya. Bahkan membayangkannya membuat tangannya dingin walaupun sebenarnya kepalanya sudah memanas bagaikan lava panas yang baru saja lolos dari mulut kawah.

"Vending machine Hyung, aku butuh asupan soda" Wonwoo menoleh kearah sumber suara dan melihat seseorang dengan wajah ke barat-baratan. 'Hmm jadi, dia itu Hansol?' Batinnya

"Aku mau juga, soda! Jangan sesuatu yang berbau kopi ya, tapi soda!" Tekan Mingyu, dibalas sebuah gerakan hormat dari Hansol dan beranjak pergi menuju mesin minuman didekat pintu masuk kantin.

Wonwoo kembali melihat kaleng kopi yang sedari tadi ia pegang dengan erat, batinnya sedang bergulat 'aku suka kopi, apakah aku harus menggantinya menjadi soda?' Dengan tatapan setengah kecewa, setelah mengetahui kalau Mingyu lebih memilih soda ketimbang kopi.

Disamping sedang bergulat dengan batinnya, Wonwoo selalu menjunjung tinggi kata "Mencuri kesempatan dalam Kesempitan" sesekali Wonwoo menaruh lirikan kecil kearah Mingyu yang sedang asik menyantap makan siangnya disamping. Baru saja sekitar beberapa detik tiba-tiba rasanya Mingyu balik memandang kearah Wonwoo. Mungkin karena merasa diperhatikan, lagi-lagi tanpa ekspresi, Wonwoo akhirnya memalingkan wajahnya kearah lain dengan reflek. Walaupun Wonwoo dan Migyu bersebelahan tapi Wonwoo bisa dengan jelas melihat Mingyu yang menoleh kearahnya, beruntung saat meliriknya tadi Wonwoo tidak memutar kepapanya, hanya ekor matanya yang berbergerak. Lagi-lagi Wonwoo merasakan sebuah tekanan panas didalam tubuhnya semakin lama meningkat.

Wonwoo bermain dengan pikirannya, 'Wah, dia memperhatikanku juga, Waaa! sepertinya sudah cukup untuk hari ini aku tidak mau memperhatikan Mingyu lagi. Tubuhku semakin panas. Aku takut kantinnya kebakaran gara-gara panas ditubuhku semakin menjadi-jadi. Haruskah aku kembali ke kelas? Tapi saat-saat seperti ini mungkin saja tidak akan terjadi lagi, harusnya aku nikmati bukan?' walaupun pikirannya sedang kacau, tapi tidak dipungkiri lagi ekspresinya masih sama datar seperti sebelumnya, itulah kemampuan seorang Jeon Wonwoo, wajahnya masih bisa datar walaupun kaki tangannya terasa sedingin es dan kepala nya terasa panas hingga ingin meledak saat itu.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang