CHAPTER 9 - THOSE BEAUTIFUL SHARP EYES

3.5K 374 5
                                    

Hari ini, tepatnya setelah bel pulang sekolah berakhir. Wonwoo pergi menuju ke kafe didekat sekolahnya, dia tidak sendiri tapi ditemani oleh Jun. Ya benar—hanya Jun. Sepulang sekolah ini Jeonghan diminta oleh Seungkwan untuk menemaninya membeli sesuatu untuk ulang tahun neneknya. Sebenarnya Seungkwan mengajak Wonwoo dan Jun tapi keduanya menolak. Mereka berdua bukan tipikal anak yang suka berjalan-jalan ke mall.

Sementara Jeonghan dan Seungkwan pergi, Jun mengajak Wonwoo pergi kesalah satu kafe yang tidak jauh dari sekolah mereka. Awalnya Wonwoo malas, ingin pulang dan pergi tidur. Tapi Jun memaksa, mau menolak seperti apapun rasanya percuma seakan-akan tangan Wonwoo diborgol oleh tangan Jun. Mau tidak mau Wonwoo harus mengikuti kemauan Jun.

Pikirnya, sesekali bermain ke kafe tidak buruk. Wonwoo memang bukan anak-anak yang gemar pergi dan bergaul dengan banyak orang, baginya tidur atau membaca beberapa novel ditemani oleh kopi adalah gaya hidupnya. Menurutnya itu baru yang namanya hidup. Jika tidak begitu bukan hidup namanya. Itu menurut Jeon Wonwoo.

Oh, selain itu. Akhir-akhir ini selain sibuk dengan beberapa novel yang baru dibelinya, Wonwoo juga punya hobi baru. Mendengarkan musik sambil membaca. Biasanya ia kesulitan berkonsentrasi, tapi akhir-akhir ini ia mulai menikmati kebiasaan barunya itu.

"Wonwoo. ." Jun memberikan secangkir kopi panas didepan Wonwoo, asap yang mengepul dan bau khasnya membuat Wonwoo membelalakkan matanya.

"Untukku?" Tanya Wonwoo sembari membenarkan posisinya dan menatap Jun dengan wajah bingung, tidak ada senyuman seperti yang Jun harapkan.

"Ah lain kali kau belikan aku cola atau apapun yang berbau soda, aku suka itu" jawab Wonwoo kemudian kembali bersandar pada tempatnya.

Jun yang mendengar itu hanya bisa menggaruk kepalanya yang gatal, dirinya selalu salah. Apalagi Dimata Wonwoo.

"Aku bisa pesankan soda kalau kau mau" tawar Jun yang belum duduk sejak tadi dan masih mematung disamping Wonwoo. Wonwoo hanya terkekeh pelan.

"Duduklah, kopi juga tidak apa, aku suka kopi." ujar Wonwoo masih bersandar santai ditempatnya dan membuat Jun agak berkeringat.

"Aneh" gumam Jun, Wonwoo dengar tapi hanya pura-pura tidak dengar. Masih asyik dengan novel yang ia pegang dan earphone yang memblokade kedua telinganya dari suara bising dikafe itu, walaupun sebenarnya kafe itu saat itu hanya terputar sebiah alunan musik klasik.

Lagi-lagi, matanya tidak berpaling dari buku fiktif itu, Wonwoo sebenarnya sering membaca novel yang dalam tanda kutip 'Based On A True Story'. Tapi akhir-akhir ini novel fiktif sedikit mengalihkan dunianya. Sesuatu yang fiktif akan terasa sangat nyata ketika Wonwoo membacanya dengan sebuah fantasi dikepala nya. Walaupun secara logis semua orang selalu berfantasi saat membaca sebuah novel. Tapi sesekali fantasi yang ada dipikirannya selalu berbeda, contohnya seperti novel yang ia baca.

Cerita tentang seorang sepasang kekasih yang terpisah, terpisah karena adanya orang ketiga yang merusak hubungan mereka berdua. Terdengar jahat bagi Wonwoo. Tapi novel itu sungguh-sungguh membutakan pikirannya.

Apalagi dengan sebuah fantasi dipikirannya dimana dirinya dan Mingyu menjadi seorang sepasang kekasih, kemudian ada seseorang yang memisahkan nya dengan Mingyu. Tentu saja kalau itu benar-benar terjadi Wonwoo tidak akan melepaskan Mingyu, kalau boleh Wonwoo akan membumi hanguskan seseorang yang akan memisahkan dirinya dengan Mingyu.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang